KANIGARAN – Senin (13/4), Bupati Probolinggo Tantriana Sari Hasan Aminuddin dan Wali Kota Hadi Zainal Abidin menggelar pertemuan terbatas di ruang transit, kantor wali kota. Pertemuan ini membahas berbagai hal terkait penanganan COVID-19 di dua wilayah tapal kuda ini.
Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu juga diikuti Wawali Mochammad Soufis Subri, Sekda Kota drg Ninik Ira Wibawati, Sekda Kabupaten Soeparwiyono, Jubir Satgas Penanggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan COVID 19 Kota dr Abraar HS Kuddah dan jubir dari kabupaten dr Anang Budi Yoelijanto.
Menurut dr Abraar, pertemuan antar dua kepala daerah ini membahas tentang penanganan dan dampak COVID-19 di Kota/Kabupaten Probolinggo. Misalnya, kerjasama antara dua daerah untuk check point (pos mudik dan penanganan COVID 19), pembahasan keputusan MUI mengenai shalat Jumat, petugas kesehatan, TNI, Polri, Satpol PP dan relawan.
“Dari pertemuan ini semakin mempererat hubungan karena Probolinggo ini kan satu. Yang jelas, pertemuan ini inisiasinya karena rasa kemanusiaan,” jawab dr Abraar usai keluar ruangan, siang itu.
Kata dr Abraar yang juga Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh ini menjelaskan, mereka sempat membicarakan tentang kekhawatiran masyarakat terhadap jenazah pasien COVID-19. Diharapkan masyarakat tidak ada yang menolak jenazah baik itu masyarakat atau tenaga kesehatan yang gugur. “Masyarakat harus percaya, apa yang dikeluarkan rumah sakit sudah betul-betul bisa dikebumikan secara baik dan benar,” tutur dia.
Sementara itu, dr Anang Budi Yoelijanto membenarkan pertemuan itu juga membahas tentang check point (posko mudik dan penanganan COVID-19) yang operasionalnya gabungan antara personil dari Kota/Kabupaten Probolinggo.
Dihubungi terpisah, Wali Kota Habib Hadi mengatakan pertemuannya dengan Bupati Tantri berkoordinasi tentang penanganan dan pencegahan virus korona di kota dan kabupaten. “Intinya kami memperkuat dan saling dukung di check point. Baik yang kabupaten dan kota saling bertukar data agar nantinya lebih mudah menelusuri,” tutur wali kota. (famydecta)
Probolinggo Regent Tantriana Sari Hasan Aminuddin and Mayor Hadi Zainal Abidin held a closed meeting at the transit room of the mayor to discuss the handling of COVID-19 in the two regions.
The meeting lasting for one hour was participated by Vice Mayor Mochammad Soufis Subri and other related officials.
According to the spokesperson of Task Force for Non-natural Disaster Mitigation and COVID-19 Handling of Probolinggo city, dr Abraar HS Kuddah, the meeting of two regional heads will discuss the impact of the outbreak in both regions. This includes the cooperation of two regions to have checkpoints, discussing the MUI calls on Friday prayer, medical workers, and other things.
“The meeting will enhance the relationship between both regions. Most importantly, the meeting is held based on humanity,” dr Abraar said.
He also explained about the concern of the people towards the COVID-19-infected dead bodies. It is expected there would be no people rejecting the dead bodies. “People need to believe that the hospital has taken care of the dead bodies based on health protocols and therefore can be buried in a proper way,” he said.
Meanwhile, the spokesperson of the Probolinggo regency, dr Anang Budi Yoelijanto has confirmed the meeting also discuss the checkpoints which would be carried out by a joint team of both regions.
Being called separately, Mayor Habib Hadi said the meeting with Regent Tantri was to coordinate the handling and prevention of COVID-19 from spreading in both regions. “The point is, we support each other and will exchange data to ease the tracing process,” the mayor said. (alfien_tr)