MAYANGAN – Bappeda Litbang menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik 2021 bagi pelaku usaha di Kota Probolinggo, Senin (3/2) di salah satu rumah makan di Jalan Panjaitan. Musrenbang ini dimaksudkan sebagai penyusunan Rencana Kerja Perangkat Derah (RKPD) tahun 2021 sebagai dokumen perencanaan tahunan Kota Probolinggo.
Dibuka Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri dihadiri Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Nanang Agus Santoso, Kepala Dispopar Budi Krisyanto, musrenbang dihadiri 160 orang dari UMKM, pelaku ekonomi kreatif, pelaku usaha pariwisata dan perusahaan swasta.
Dalam laporannya, Sekretaris Bappeda Litbang Aries Santoso mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menggali, mengidentifikasi, isu-isu strategis melalui musrenbang tematik bagi pelaku usaha. Diketahui, saat ini jumlah UMKM Kota Probolinggo tahun 2019 berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebanyak 6.119 terdiri dari 29 (0.48%) usaha menengah, 118 (1.93%) usaha kecil dan 6.035 (98.62%) usaha mikro.
Jumlah dan skala industri di Kota Probolinggo tahun 2019 berdasarkan Permenperin 64 tahun 2016 tentang klasifikasi industri, sebanyak 1.162 unit usaha, disebutkan diantaranya adalah 5 unit (0.43%) industri skala besar, 22 unit (1.89%) industri skala menengah dan 1.135 unit (97.68%) industri skala kecil.
Wawali Subri mengungkapkan, sesuai pengalamannya, membangun usaha itu harus memiliki komitmen tinggi. “Yang utama adalah komitmen harus kita bangun dalam menjalankan usaha kita, jangan sampai kita lemah, kita putus asa, tidak berani mengambil keputusan, ini penting,” pesannya.
Usaha yang dijalankan pun harus linier dengan bidang kemampuan yang dimiliki. “Karena otak kita memiliki keterbatasan berpikir dan tenaga kitapun juga. Dalam menjalankan usaha kita harus memikirkan resiko, biaya, perencanaan, marketing, sampai dengan eksekusinya. Jangan sampai kita berhenti di tengah jalan karena harus memikirkan usaha yang berbeda-beda bidang itu,” ungkap Subri.
Sesuai tema musrenbang, yaitu Penyiapan Kemandirian Pelaku Usaha Dalam Membangun Perekonomian yang Berdaya Saing, Subri berpesan pada pelaku usaha untuk selalu menjaga kualitas produknya. Yakni dengan mendapatkan regulasi dari Dinkes seperti izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Ia pun meminta para pelaku usaha memanfaatkan bimtek pelatihan yang digelar Pemerintah Kota Probolinggo. “Hal ini berguna untuk kita menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan kemampuan kita,” jelas Subri. Narasumber musrenbang tematik ini Kepala Bappeda Litbang Rey Suwigtyo dan Kepala Dispopar Budi Krisyanto. (dewi)
Regional Development Planning and Research (Bappeda Litbang) Agency held a Thematic Development Discussion Forum (Musrenbang) 2021 for the business doers in Probolinggo city on Monday (3/2) at one of the restaurants in the city. The forum was held to make the Working Plan for Regional Apparatus (RKPD) 2021 as an annual planning document of the city.
It was officially opened by Vice Mayor Mochammad Soufis Subri, with the Expert Staff for Development, Economic, and Financial Affairs Nanang Agus Santoso, the head of Youth, Sport, and Tourism Agency Budi Krisyanto, 160 representatives of SMEs, creative economy doers, tourism business doers, and private companies attended the event.
In the report, the Secretary of Bappeda Litbang Aries Santoso said the event was held to explore and identify strategic issues through thematic musrenbang for business doers. As is known, in 2019, there are 6,199 SMEs in the city consisting of 29 medium businesses (0.48%), 118 small businesses (1.93%), and 6,035 micro-businesses (98.62%).
Based on Regulation of Industry Ministry No 64 of 2016 on Industry Classification, in 2019, there were 1,162 businesses in Probolinggo city, involving 5 units of big-scale industry (0.43%), 22 units of medium-scale industries (1.89%), and 1,135 units of small-scale industries (97.68%).
Vice Mayor Subri admitted a total commitment is needed in running a business. “It’s the main point we need to have in running the business. Don’t be desperate, we need to be brave in taking decisions. This is important,” he said.
The business is run must be in line with the ability of the business doers have. “Our brain has a limitation, and so does our energy. In running a business, we need to think about the risk, finance, planning, marketing, and execution. We cannot stop in developing the business,” Subri said.
Based on the musrenbang theme, Preparing the Independency of Business Doers in Developing Competitive Economy, Subri urges the business doers to maintain the product quality, by applying for the legal regulation to the Health Agency in the form of Home Industry Food (PIRT) permit, for example.
He also asked them to take advantage of any training held by the municipal administration. “This would be useful to gain more knowledge and our ability,” Subri explained. (alfien_tr)