HARGA DAGING AYAM RAS NAIK LAGI, SATGAS PANGAN LAKUKAN SIDAK

2019-2020

PROBOLINGGO - Rabu (27/5) pagi, Satgas Pangan Kota Probolinggo melakukan sidak daging ayam yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polresta Probolinggo AKP Heri Sugiono bersama Kepala DKUPP Gatot Wahyudi, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Sudiman, Kepala Bagian Perekonomian Wawan Soegyantoro, di Pasar Baru yang terletak di Jalan Panglima Sudirman.

Sidak ini terkait dengan harga daging ayam ras yang  melambung mencapai Rp 40 ribu per kilogram hingga H+4 Idul Fitri. Pedagang daging ayam ras mengaku perolehan harga dari distributor memang naik, sehingga dirinya pun ikut menaikkan harga jualnya.

“Mungkin harga pakan ternak naik, jadi distributor kami ikut menjual tinggi. Sebelum naik Rp 40 ribu, kami bisa menjual sampai 40 kilo gram per hari, namun hari ini dan kemarin kami hanya menjual sekitar 10 kilogram saja. Sepi pembeli.” papar Erni salah satu pedagang daging ayam ras di pintu selatan Pasar Baru itu.

Lebih jauh Kepala DKUPP Gatot Wahyudi juga mengungkapkan hal senada terkait naiknya harga daging ayam 40 ribu per kilo. “Di lapangan harga daging ayam Rp 40 ribu per kilo. Stok banyak, pembeli sedikit. Ada apa ini? Biasanya pembeli banyak, baru harga naik. Kami berharap segera bisa mengurai benang kusut setelah dari distributor nanti,” ujar Gatot.

IMG 20200527 WA0008Sidak selanjutnya, Satgas Pangan menuju distributor ayam yang berlokasi di Mayangan. Ditemui langsung pemiliknya, Totok mengungkapkan dua hari yang lalu ia memasok ayam berasal dari Solo Jawa Tengah. Pasalnya, keberadaan ayam lokal tidak mencukupi. Dan ia bisa memasok 3,5 hingga 4 ton dalam sehari untuk wilayah kota dan kabupaten Probolinggo.

“Di Lokal sini terdapat 20 pabrik, artinya kami menjalin kemitraan pasok ayam. Cuma yang panen hanya 4 pabrik. Sehingga kami mengambil ke Solo sebanyak 3,5 sampai 4 ton,” papar pria yang berusia 40 tahun itu.

Terakhir distributor ayam ras UD Probo Sakti yang berlokasi di Sumber Taman, Edy Santoso sang pemilik pun mengungkapkan penyediaan ayam berasal dari Solo, Blora dan Yogyakarta. Jika Jawa Timur seperti Blitar dan kota-kota lainnya tidak mampu melayani pasokan ayam, ia membelinya  dari luar Jawa Timur.

“Sesuai perintah pemerintah, kami menyediakan 20 ton untuk wilayah kota Probolinggo dari pasokan ayam Jawa Tengah, jika Jawa Timur tidak bisa memenuhi,” ujar pria 52 tahun berkacamata itu.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Probolinggo AKP Heri Sugiono setelah melakukan sidak ikut berkomentar dan ia akan melakukan tindakan tegas jika terdapat permainan harga pasar.

“Kami melakukan pengecekan ini setelah mendapat laporan, dan kami akan mengecek langsung ke distributornya. Jika ada dugaan permainan harga, akan kami tindak dan berikan sanksi tegas,” imbau kasat reskrim. (dewi)

 


The Probolinggo city’s Food Task Force carried out an inspection of purebred chicken on Wednesday (27/5), led by the head of Reskrim Unit, Heri Sugiono along with the head of DKUPP Gatot Wahyudi, and other officials.

 

The inspection was carried out to monitor the price of purebred chicken reaching IDR 40,000 per kg ahead of Eid Al Fitr. The purebred vendors revealed the distributors have increased the price, making them set a new price as well.

“Maybe it’s because the price of animal feed is increasing and makes the distributor increases the price. Before the increase, we can sell 40 kg of chicken a day. But now, in two days, we can only sell 10 kg. We have few buyers,” Erni, one of the purebred chicken vendors said.

Moreover, the head of Cooperatives, Micro Business, Industries, and Trades Agency (DKUPP) Gatot Wahyudi confirmed the increasing price. “It has reached IDR 40,000 per kg. We have many stocks, but few buyers. What’s happened? We hope we can solve this problem soon after asking for confirmation to the distributors,” Gatot said.

The team then headed for the distributor in Mayangan. The distributor, Totok revealed that he was supplying the chicken from Solo, Central Java. This is because the stock of purebred chicken in the city is not sufficient.

“We have 20 local suppliers in the city. However, only 4 suppliers harvesting the chicken, forcing us to supply 3.5-4 tons of chicken from Solo,” the 40-year-old man said.

Other distributors in Sumber Taman urban village, Edy Santoso revealed that he also receives the supply from Solo, Blora, and Yogyakarta. Regions in East Java including Blitar cannot provide the supply.

“Following the government’s instruction, we provide 20 tons of chicken for the city. It’s all from Central Java since local suppliers cannot meet the demand,” the 52-year-old man with glasses said.

Meanwhile, the head of the Reskrim Unit of Probolinggo city, AKP Heri Sugiono said he will impose sanctions on any sides who play around with the market price.

“We monitor the price after receiving a report, and we directly go to the distributors. If they caught to play around with the price, we will impose a firm sanction,” he said. (alfien_tr)

BAGIKAN