Probolinggo, 27/7/2019 - Mengangkat tema ‘Biru Langitku Hijau Bumiku’, peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia Tahun 2019 Provinsi Jawa Timur diselenggarakan di Kota Probolinggo, dengan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai 26 Juli hingga 28 Juli 2019 mendatang.
Terpilihnya Kota Probolinggo sebagai tuan rumah tentunya memiliki alasan tersendiri, seperti yang disampaikan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Ir. Uda Hari Pancoro dalam acara pembukaan pameran teknologi ramah lingkungan di kompleks UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Kota Probolinggo sebagai venue acara.
"Kita melihat dari 38 kabupaten/kota se – Jawa Timur, Kota Probolinggo menjadi salah satu kota yang terdepan terhadap kepedulian lingkungan hidup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kegiatan – kegiatan tentang lingkungan, bank-bank sampah yang cukup banyak dibandingkan kota – kota lain. Walaupun kota kecil, disini ada Kampung biogas dari pabrik tahu yang dapat penghargaan dan masih banyak lainnya. Kita ingin menunjukkan kepada daerah lain, Kota Probolinggo bisa kenapa yang lain tidak?," ujarnya.
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Uda ini menjelaskan pemilihan lokasi peringatan HLH 2019 di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan untuk mengingatkan produk akhir dari limbah adalah ke laut.
Uda berharap, dengan adanya kegiatan pameran teknologi ramah lingkungan ini, bisa saling belajar bahwa sampah bisa ditingkatkan nilainya, baik nilai eco lingkungan dan nilai ekonomisnya.
"Masalah lingkungan kita harapkan keterlibatan seluruh masyarakat, kalau pemerintah sendiri tidak akan mampu melaksanakannya. Kami juga mohon dukungan dari media massa untuk menggelorakan semangat menangani lingkungan lebih baik kedepannya," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Budi Krisyanto dalam laporannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada DLH Provinsi Jatim yang telah mempercayakan Kota Probolinggo sebagai tuan rumah HLH tahun 2019.
"tema yang filososfis sekali karena masyarakat internasional menyepakati dengan tema Big Air Pollution, artinya kita semua berkesempatan sekaligus ada panggilan untuk mewujudkan lingkungan kita lebih sehat, kualitas udara lebih baik lagi. Berdasarkan riset, kematian beberapa insan karena menghirup udara yang tidak sehat atau polusi udara yang disebabkan transportasi, industri, dan pembakaran sampah," ujarnya.
Menurut Budi Kris, sapaan akrabnya, di Kota Probolinggo sudah dikenalkan Salam Masdarling di keluarga, RT, RW, dan seterusnya, termasuk teknologi – teknologi ramah lingkungan yang selalu diupayakan adanya inovasi dan kreasi dalam rangka mendorong terwujudnya masyarakat sadar lingkungan sehingga mendoorong kualias hidup yang lebih baik.
Budi Kris juga secara khusus mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh peserta pameran dari berbagai daerah yang turut berpartisipasi antara lain, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pamekasan, Kota Surabaya, Kabupaten Jember, dan lainnya termasuk UMKM.
Salah satu peserta pameran dari Kabupaten Pamekasan, Jojo menunjukkan beberapa hasil produk daur ulang sampah di tempatnya, selain produk Ecobrick (karya artistik limbah plastik) dari SMAN 4 Pamekasan yang berupa sofa terbuat dari sampah – sampah plastik, ada juga yang menarik perhatian dan inovatif yaitu pot bunga dari sampah pampers.
"Ada inovasi lagi yang masih dalam tahap percobaan, pot bunga dari pampers. Karena pada dasarnya pampers salah satu sampah yang hampir tiap hari ada dan banyak sekali jumlahnya apalagi tidak ada tempat penampungan khusus, untuk itu kita harus berpikir keras memikiran solusinya agar lebih bisa diolah kembali menjadi barang – barang yang bermanfaat," katanya.
Dalam pameran tersebut, Jojo tidak sendirian melainkan bersama 5 rekannya dari DLH Kabupaten Pamekasan. Dia menambahkan jika inovasi kreatif pot bunga dari pampers itu baru di uji coba (trial) selama satu bulan, belum dipasarkan, dan baru pertama kali dipamerkan di Kota Probolinggo dalam Pameran Teknologi Ramah Lingkungan HLH 2019. (Crl)
.jpg)
