IDUL ADHA, PELETAKKAN BATU PERTAMA DI DUA MASJID OLEH WALI KOTA HABIB HADI

2019-2020

KEDOPOK - Hari ini (31/7), umat muslim di seluruh dunia merayakan Idul adha 1441 H. Suka cita merayakan kemenangan besar ini ditandai dengan penyembelihan hewan kurban berupa sapi , kambing atau domba.

Namun di Kota Probolinggo, kemeriahan lebaran haji tak hanya diwarnai dengan penyembelihan hewan kurban saja. Melainkan juga dilalui dengan agenda peletakan batu pertama pembangunan masjid. Setidaknya, itulah yang terjadi siang tadi di dua titik lokasi di Kecamatan Kedopok.

IMG 20200731 WA0072Sekira pukul 2 siang, Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin tiba di lokasi pertama di Jalan Kedondong RT 04 RW 01 Kelurahan Kareng Lor.

Di lokasi ini, akan dibangun masjid besar bernama Baitul Izzah, yang berdiri diatas tanah wakaf dari seorang warga setempat bernama Siti Fatimah.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baitul Izzah, Saniman, mengatakan, pembangunan masjid seluas 850 meter persegi itu, dirasa cukup strategis. Karena di kawasan itu, katanya, berada di persimpangan jalan yang menghubungkan dua kelurahan. Yakni, Kareng Lor dan Sumber Wetan.

Selain itu, lanjutnya, keberadaan mesjid itu sendiri memang sudah dinantikan warga sekitar, karena selama ini warga menunaikan ibadah shalat, di langgar-langgar kecil.

"Disini kebetulan memang belum ada (masjid). Harapannya dengan keberadaan mesjid ini, makin menggeliatkan semangat belajar agama anak-anak dan warga sekitar dalam melaksanakan shalat secara berjamaah serta bagi mereka yang melakukan i'tikaf (di masjid)," ujarnya.

IMG 20200731 WA0074Sebagai bentuk rasa bangga akan keberadaan masjid itu, masyarakatpun berlomba-lomba berpartisipasi menyumbangkan sebagian rejekinya untuk pembangunan masjid.

"Ada yang berupa uang, tapi kebanyakan (sumbangan berupa) barang. Seperti bata, kayu, semen dan bahan-bahan material pembangunan lainnya," terangnya.

Di lokasi kedua, Wali Kota Probolinggo singgah ke Jalan Bengawan Solo RT 01 RW 02 Kelurahan Jrebeng Kulon. Di area ini akan dibangun masjid Baiturrohim.

Berbeda dengan lokasi sebelumnya, lokasi pembangunan mesjid ini berada persis di pinggir jalan.

Pembangunan masjid seluas 300 meter persegi diatas lahan pribadi milik keluarga Mahrus Ali itu, sejatinya adalah buah dari keinginan ayahnya yang mengincar tanah kavling di sebelah barat rumahnya untuk dibangun rumah ibadah bagi masyarakat sekitar. Bak gayung bersambut, pada Ramadan lalu, keinginan tersebut pun terwujud.

"Kami berharap, karena lokasinya di pinggir jalan, nantinya masjid ini selain bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, juga bisa menjadi jujugan para pengguna jalan yang melintas kawasan Bengawan Solo, untuk menunaikan ibadah," harapnya.

IMG 20200731 WA0075Sementara itu, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, dalam sambutannya mengatakan, masjid sebagai sarana rumah ibadah, Baitullah, keberadaannya harus didukung dengan pengembangan syi'ar agama Islam. Sehingga tak hanya terlihat megah secara fisik saja, namun juga pemanfaatannya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Termasuk upaya menggiring masyarakat sekitar khususnya, lebih meningkatkan ketaqwaannya.

"Jangan hanya mengandalkan kemewahan dan kebesaran (fisik masjidnya) saja, tapi bagaimana upaya memakmurkan masjidnya. Masyarakat sekitar juga harus kompak, karna pembangunan mesjid nikah ibarat taneman gebey sanguh neng aherat (karna pembangunan masjid ini ibarat tanaman, sebagai bekal kita menuju akhirat)," katanya.

Sebelum bertolak, Habib Hadi berpesan kepada warga, apabila nanti masjid yang diidam-idamkan selesai pembangunanya, agar dirawat dan dijaga dengan baik, serta menjadikan keberadaannya sebagai sarana mempertebal keimanan.

"Jek entar ke mesjid ben areh Jumat beih, areh laennah sobung oreng. Deggik le-billeh, buleh detengah sobbu, mun pas tadek oreng, e tok-tok sebeden labeng compoknah sampiyan. (Jangan ke masjid hanya untuk menunaikan shalat Jumat di hari Jumat saja, sementara hari lainnya tidak. Suatu hari nanti, saya akan datang pada waktu subuh tiba, kalau waktu itu saya tak menemukan orang di masjid, maka saya akan mengetuk pintu tiap-tiap rumah anda sekalian)," tandasnya. (Sonea)

 


All Muslims around the world are celebrating Eid al-Adha 1441 H today (31/7). The joy of celebrating this great victory is marked by the slaughter of sacrificial animals in the form of cows, goats, or sheep.

However, in Probolinggo city, the excitement of the Eid al-Adha is not only celebrated by the slaughter of sacrificial animals, but also through the agenda of laying the first stone of mosque construction in the Kedopok Sub-district.

At around 2 pm, the Mayor of Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin arrived at the first location on Jalan Kedondong RT 04 RW 01 Kareng Lor urban village.

At this location, a large mosque named Baitul Izzah will be built, which stands on the waqf land of a local resident named Siti Fatimah.

Chairman of the Baitul Izzah Mosque Construction Committee, Saniman, said that the construction of the mosque with an area of 850 m2 was considered strategic. In that area, he said, it is at a crossroads connecting two urban villages, namely, Kareng Lor and Sumber Wetan.

Apart from that, he continued, the local residents had been waiting for the existence of the mosque itself, because all this time the residents had been praying, in musholla (small mosque).

"We have no mosque here. The hope is that with the existence of this mosque, the spirit of religious learning for children and local residents will increase in performing prayers in congregation and for those who practice i'tikaf (in the mosque)," he said.

As a form of pride in the existence of the mosque, the community is competing to participate in donating for the construction of the mosque.

"Some donate their money, but most (donations are) goods including bricks, wood, cement, and other construction materials," he explained.

In the second location, the mayor stopped at Jalan Bengawan Solo RT 01 RW 02 Jrebeng Kulon urban village. In this area, the Baiturrohim mosque will be built.

Unlike the previous location, the location of this mosque construction was right on the side of the road.

The construction of the 300 m2 mosque on private land belonging to Mahrus Ali's family was actually his father's wish to build a house of worship for the surrounding community. Like a tit for tat, last Ramadan, this wish came true.

"We hope since location is on the side of the road, the mosque would also be a destination for road users who cross the Bengawan Solo area to perform worship," he hoped.

Meanwhile, Probolinggo Mayor Habib Hadi Zainal Abidin, in his speech said that the mosque as a place of worship must be supported by the development of syiar Islam. So that it not only looks magnificent physically but also will be useful for the community, including efforts to lead the surrounding community in particular, to further increase their devotion.

"Don't just rely on the luxury and greatness (of the physical mosque), but how are the efforts to make the mosque prosperous. The surrounding community must also be united because the construction of a mosque is like a plant, grown for the provision in the afterlife," he said.

Before leaving, Habib Hadi advised the residents, if later the mosque that was dreamed of was completed, it needs to be cared for and maintained properly, and make its existence a means of strengthening faith.

"Do not go to the mosque only on Friday, but every day. One day, I will come to the mosque at dawn. If I found the mosque has no prayer, I will come to your homes respectively, knocking on your doors," he said. (alfien_tr)

BAGIKAN