JELANG LEBARAN, AYAM NUGGETS DAN TARIF TRANSPORTASI PICU INFLASI 0.64 PERSEN

2019-2020

Probolinggo, 19/6/2019 - Memasuki bulan Ramadhan medio Mei 2019, harga ayam nuggets dan tarif transportasi merangkak naik.

Kenaikan tersebut memicu laju inflasi Mei 2019 sebesar 0,64 persen yang ditunjukkan oleh kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari April 2019 sebesar 127,86 persen, menjadi sebesar 129,77 persen pada  Mei 2019.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar inflasi adalah ayam nuggets, jeruk, angkutan antar kota, daging ayam ras, obat dengan fresep, cumi-cumi, semangka, kentang, dan lain-lain," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo, Adenan, Rabu (19/6) pagi.

Selama Ramadhan lalu, lanjutnya, harga daging ayam ras pun ikut merangkak naik tepatnya sejak pekan pertama Mei hingga akhir Mei. Ditandai dengan seiring tingginya permintaan masyarakat akan komoditas tersebut dan bila dibandingkan dengan rata-rata harga pada April 2019, komoditas daging ayam ras mengalami perubahan harga yang cukup signifikan sebesar 8,351 persen.

"Dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada, semua mengalami inflasi. Hal ini dapat dilihat dari adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,50 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,06 persen, kelompok sandang sebesar 0,69 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,35 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,48 persen," tuturnya.

Berdasarkan data BPS, selama tujuh tahun terakhir pada bulan Mei, yaitu periode tahun 2013-2019 terjadi inflasi sebanyak enam kali dan satu kali deflasi. Inflasi terbesar terjadi pada tahun 2019 sebesar 0,64 persen, tahun 2015 sebesar 0,46 persen, tahun 2017 sebesar 0,37 persen, tahun 2016 sebesar 0,15 persen, tahun 2014 sebesar 0,12 persen dan tahun 2018 sebesar 0,09 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,07 persen. 

“Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi,” ujarnya. Dimana inflasi terbesar terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,69 persen, disusul Kabupaten Jember dan Kota Probolinggo masing-masing sebesar 0,64 persen, Kota Madiun sebesar 0,61 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,46 persen, Kota Malang sebesar 0,35 persen, Kota Surabaya sebesar 0,18 persen dan inflasi terkecil terjadi di Kota Kediri sebesar 0,05 persen. (Sonea)

 

BAGIKAN