MILLENIAL JOB CENTER SOLUSI KEMBANGKAN KARIR DI ERA DIGITAL

2019-2020

MAYANGAN – Perkembangan dunia kerja millenial menuntut Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menciptakan program Millenial Job Center (MJC) sebagai wujud Jatim Kerja dalam Nawa Bakti Satya. Untuk itu, Pemerintah Kota Probolinggo pun menyambut program tersebut dengan menggelar sosialisasi MJC kepada 150 peserta dari kalangan pelajar, UMKM dan perusahaan.

Sosialisasi MJC dilaksanakan di Bromo Park Hotel, Rabu (11/3) dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin, Kapolres Probolinggo Kota AKPB Ambariyadi Wijaya dan Kajari Yeni Puspita.

MJC adalah wadah pertukaran informasi dan jaringan di antara client – mentor dan talenta yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem freelancer yang kompetitif dan kondusif di Jawa Timur. MJC menjadi strategi facing new challenge dimana perusahaan harus menguasai teknologi (digital marketing) dan digital minded.

36d69c2a 704e 4ec1 909d 3ad6786a8b6a“Saya senang sekali bahwa di sosialisasi ini juga menghadirkan UMKM. Kami menyadari, daya saing UMKM akan sangat ditentukan juga dengan kemampuan mengakses di era millenial. Sebuah perusahaan pun jika tidak bisa digital marketing, tidak punya desain menarik, development konten menarik, jelas (perusahaan) akan bersaing ke depannya,” jelas Wagub Emil Dardak.

Menurutnya, bayangan UMKM untuk bekerja dengan freelancer sangat jauh untuk direngkuh. “Tapi sekarang sudah tersedia. Banyak anak muda yang punya ruang. MJC menjawab dua kebutuhan ini sebagai transformator untuk membantu usaha berdaya saing. Yang tidak punya pengalaman di-upgrade skill dan punya jam terbang oleh mentor,” beber wagub.

MJC, lanjut Emil Dardak, menjawab solusi bagi mereka yang belum bekerja. Dan biasanya mereka akan ikut dengan kesadarannya sendiri untuk mengembangkan diri. Berbagai permintaan untuk bergabung dalam MJC diakui sudah banyak permintaan. Emil pun yakin, dengan pengembangan wisata di Bromo Tengger Semeru dan Pelabuhan Tanjung Tembaga bisa mengembangkan UMKM yang dikelola secara professional untuk memiliki daya saing.

“Kami bersama Bapak Wali Kota akan mengidentifikasi UMKM untuk mentoring. Dan, Kota Probolinggo bisa menjadi satu-satunya kota yang bisa mengambil kesempatan untuk menjemput era freelancer ini,” terang Emil Dardak lagi.

Sementara itu, Wali Kota Habib Hadi mengungkapkan pertumbuhan industri khususnya di Kota Probolinggo mengalami tren positif, utamanya pada industri kreatif. Beberapa industry kreatif yang telah dilaksanakan dan berkembang antara lain fotografi, kuliner, desain, fashion, seni, periklanan dan penerbitan yang kesemuanya menunjang pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan.

527dfd3d d3f8 4b40 bbb1 dada1e0fde89Kendati demikian, ada kendala dalam pengembangan ekonomi kreatif di kota ini antara lain modal usaha, bahan baku, kemampuan SDM dan pemanfaatan teknologi. Maka diperlukan dukungan ketersediaan ruang publik bagi pelaku usaha ekonomi kreatif falam mempromosikan, menyosialisasikan dan mengenalkan produknya.

“Dari sosialisasi ini diharapkan ada peningkatan pengetahuan yang fokus pada matchmaking freelancer dan klien. MJC ini sebagai wujud hadirnya pemerintah dalam menjawab tantangan yang berkembang yaitu teknologi informasi,” ujar Habib Hadi.

Wali Kota pun meminta generasi muda di Kota Probolinggo untuk mengambil kesempatan yang baik dalam mengembangkan pengetahuan serta kemampuan. “Setelah mengikuti ini, semua pelaku UMKM atau pelajar yang dapat mengembangkan diri serta menumbuhkan usaha di bidang start up dengan ikut pelatihan UKM/IKM ekonomi kreatif,” pesannya.

Ingin tahu banyak tentang MJC ini, bisa diakses melalui instagram mjcjatim atau website http://mjcjatimprov.go.id (famydecta)

 

The development of the millennial job has made East Java Provincial Government create the Millennial Job Center (MJC) program as one of the realizations of Jatim Kerja in Nawa Bakti Satya, a priority program the provincial government has set. Therefore, Probolinggo municipal administration has responded to the program well by holding dissemination on MJC to 150 participants involving students and companies.

It was held at Bromo Park Hotel on Wednesday (11/3), directly attended by East Java Vice Governor Emil Elistianto Dardak, Probolinggo Mayor Hadi Zainal Abidin, Police Chief Ambariyadi Wijaya and the head of State Prosecutor Yeni Puspita.

MJC is a media for information exchange and network among the client and mentor, and talents to create a competitive ecosystem for freelancers in East Java. MJC is the strategy in facing a new challenge in which the company must be aware of and master the technology and digital minded.

“I’m pleased that the dissemination has invited the SMEs. We realize the competitiveness of SMEs would be determined by the ability to accessing in the millennial era. A company with no access to digital marketing, interesting design, and without interesting content, will lose to others,” Emil Dardak explained.

According to him, SMEs were considered to be difficult in making collaboration with the freelancer. “Yet, it’s now available. The youth have more rooms to be creative. MJC has responded to these two needs as a transformer to help the business a competitive one. They who have no experience and working hours will be trained by the mentor to upgrade more skills,” he said.

MJC, Emil continued, is the solution for those unemployed. And, later they will join the community to improve self-development. Any request to join MJC has been submitted, and Emil is sure, with the development of Bromo Tengger Semeru as a tourist destination and Tanjung Tembaga Port will develop the SMEs being professionally managed to have competitiveness.

“We, along with the mayor, will identify the SMEs for the mentoring program. And, Probolinggo city will be the only city that can get the opportunity to develop the freelancer era,” Emil Dardak said.

Meanwhile, Mayor Habib Hadi said the growth of the industry in the city is developing, especially in the creative industry involving photography, art fashion, advertising, and publishing which all will support the economy and provide more job vacancies.

Yet, the obstacles in developing a creative economy lie on the capital, raw material, the capabilities of the human capital, and utilization of technology. Therefore, it needs the support of public space availability for the creative economy doers in promoting, disseminating, and introducing their products.

“The dissemination we hold today is expected to improve the knowledge focusing on matchmaking freelancers and clients. MJC shows the government is aware of facing the challenge of information technology,” Habib Hadi said.

The mayor even urges the youth in the city to take the opportunity in developing knowledge and capability. “After participating in the dissemination, all SMEs doers or students can improve self-development and create a start-up business,” he said.

For further information, please access instagram mjcjatim or website http://mjcjatimprov.go.id (alfien_tr)

BAGIKAN