PERBOLEHKAN SHALAT IDUL FITRI DI KOTA PROBOLINGGO, TAPI ADA SYARATNYA

2019-2020

KANIGARAN–Menyambut lebaran, Pemerintah Kota Probolinggo menyampaikan sejumlah imbauan yang diharapkan dipatuhi oleh masyarakat. Salah satunya, wajib menerapkan protokol kesehatan.

Masyarakat diimbau menggunakan masker, menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun. Serta, hindari kerumuman untuk melindungi diri sendiri dan keluarga. Pemerintah dalam hal ini hanya bisa memberikan imbauan, selanjutnya komitmen masyarakat yang melaksanakannya.

“Kami tidak mempersulit, tetapi imbauan ini semata-mata bentuk pemerintah melindungi warganya. Pesan saya, yang mau melaksanakan shalat Idul Fitri silahkan, tapi tolong jaga kesehatannya, supaya tidak terpapar COVID 19,” kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin, dalam rilisnya bersama media melalui video conference dan live facebook di akun Pemerintah Kota Probolinggo, Kamis (21/5) sore.

Masyarakat pun diminta membawa sajadah sendiri jika akan mengikuti shalat di masjid atau musala. “Diatur sendiri. Jangan sampai karena kecerobohan, justru membawa hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya shalat Idul Fitri di rumah tidak masalah, tidak mengurangi keimanan dan ketakwaan sebagai umat Islam. Ibadah adalah kewajiban kita semua,” sambung Habib Hadi-sapaan wali kota.

Wali Kota Habib Hadi mempersilahkan yang mau melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid. Namun, pada malam hari sebelum shalat diadakan, takmir harus membersihkan masjid terlebih dahulu.

Mulai dari menggulung karpet, membersihkan handle tempat wudhu dan sebagainya. Takmir bisa melaporkan ke kelurahan untuk dilaporkan penyemprotan disinfektan agar bisa menekan penyebaran COVID 19 karena rawan kerumunan masyarakat.

“Insyaallah semua sehat asal menjalankan imbauan pemerintah. Setelah shalat permohonan maaf tidak perlu berjabat tangan yang penting ucapkan dengan keikhlasan lahir batin. Tolong ini dijaga,” pesannya.

Wali kota mengungkapkan, umat Islam boleh shalat di rumah atau masjid. Tapi, apabila ada keluarga yang sudah lanjut usia, Habib Hadi minta agar lebih baik melaksanakan shalat di rumah tidak perlu ke tempat keramaian. “Karena situasi ini bukan seakan-akan virus tidak ada. Virus ini ada, jadi harus jaga diri dan lakukan yang terbaik,” tegasnya.

Habib Hadi menyadari, sudah beberapa lama masyarakat menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan. “Memang jenuh, tapi jangan lalai dengan protokol kesehatan karena disitulah tantangan yang sebenarnya. Saya tidak mau ada lonjakan pasien konfirm positif di Kota Probolinggo setelah Idul Fitri diakibatkan kelalaian melakukan protokol kesehatan,” tegas bapak tiga anak yang juga membahas larangan mudik bagi warga yang datang ke Kota Probolinggo.

Selain memperbolehkan shalat Idul Fitri dengan sejumlah syarat, Pemkot Probolinggo melarang adanya takbir keliling. Takbiran cukup dilaksanakan di masjid dan musala saja.

“Tidak boleh ada kegiatan semacam itu. Di masjid dan musala lebih afdol dari pada keliling-keliling banyak mudharat dari pada mashlahatnya,” tegas wali kota.

Sementara itu, Wawali Mochammad Soufis Subri menegaskan Kota Probolinggo lebih mengutamakan kebersamaan dan kondusifitas. Sehingga, tidak perlu ada polemik yang dimunculkan. Intinya adalah bagaimana masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain.

Ia menyampaikan, sesuai hasil vidcon dengan Kapolda Jawa Timur dan Pangdam Brawijaya beberapa waktu lalu, masjid dan musala yang mengadakan shalat Idul Fitri akan mendapat pengawsan pihak terkait yakni TNI-Polri.

“Untuk itu, jangan marah jika nanti diingatkan oleh petugas. Saling menghormati dan saling menerima masukan. Intinya, wajib menggunakan masker, jarak itu pasti dan suhu tubuh di atas 37-38 bisa dilokalisir, sebaiknya tidak ikut shalat atau dipulangkan,” ujar wawali.

Kesempatan berkumpulnya banyak orang, menurut Subri memiliki risiko. Tetapi, yang dikedepankan dalam memutuskan kebijakan ini adalah ibadah dan kebersamaan. “Sonjo (silaturahmi ke rumah-rumah) secara virtual saja. Banyak cara lain, gunakan teknologi yang ada. Jaga lebaran tahun ini agar bisa berlebaran lagi tahun depan,” terangnya.

IMG 20200521 WA0052

MUI Minta Khotib Percepat Shalat Idul Fitri

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo Kiai Nizar Irsyad mendukung apa yang disampaikan oleh Wali Kota Hadi Zainal Abidin. Pihaknya berterimakasih kepada Pemerintah Kota Probolinggo yang telah memberi kelonggaran pada masyarakat yang akan melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid dan musala atau lapangan.

Ia mengajak umat Islam membaca takbir sebanyak-banyaknya menyambut kehadiran Idul Fitri 1441 H. Karena Idul Fitri tahun ini tidak sama seperti tahun lalu karena saat tengah di kondisi pandemi COVID 19.

“Ikuti protokol kesehatan dengan ketat. Masyarakat kami minta untuk melakukan pembersihan di masjid dan musala, penyemprotan disinfektan, cuci tangan, bawa sajadah sendiri dan juga jaga jarak saat shalat, tidak ada jabatan tangan,” ujar Kiai Nizar yang ikut dalam vidcon bersama wali kota, Wawali Mochammad Soufis Subri dan Sekda drg Ninik Ira Wibawati. 

MUI juga mengimbau pada umat Islam tidak ada takbir keliling dan pesta kembang api. “Khotib kami minta mempercepat shalat serta memperbanyak doa pada Allah SWT semoga musibah COVID 19 segera berakhir,” imbuhnya.

Takmir masjid pun dituntut kreatif dengan memecah kerumunan. Bila lokasi masjid tidak cukup, agar tidak berdesakan maka shalat bisa dilaksanakan di halaman lapangan terdekat. “Takmis harus disiplin betul untuk menjaga keselamatan bersama,” terang Kiai Nizar. (famydecta)

 


Probolinggo city administration has issued appeals that people need to follow ahead of Eid Al-Fitr. One of them is to apply health protocols during the celebration.

 

People are urged to wear the mask, maintain health, washing hands with soap, and to avoid any crowd to protect themselves and family. “The appeal is made for the safety of the people. I urge people who would like to perform Eid Al-Fitr prayer to maintain their health to avoid the COVID-19,” Probolinggo Mayor Hadi Zainal Abidin said in a video conference on Thursday (21/5).

People are asked to bring their own prayer mat if they want to have a prayer in a mosque. “You can actually have the prayer at home. It will not change anything. The most important thing is how we perform the prayer,” the mayor continued.

He also asked the mosque caretakers to clean the mosque before the prayer is performed, including to roll the carpet up and others. The caretakers can make a report to the urban village office so that the mosque will be sprayed with disinfectant. This is implemented to stop the spread of COVID-19 because the prayer will cause a crowd at the mosque.

 “God willing, all people doing the government’s appeals are healthy. After having the prayer, shaking hands is no longer necessary. Please, do it for all of us,” he said.

The mayor said people can have the prayer at home or mosque. But, old people are better to have prayer at home. “Many thinks that the outbreak is fake. I tell you that the virus does exist, so we have to protect ourselves and do the best,” he said firmly.

The mayor, popularly known as Habib Hadi, realizes that people have applied health protocols for certain times. “It’s boring, indeed. But, don’t be careless because that is the challenge. I wish that there would no more positive cases after the Eid Al-Fitr,” the mayor said.

Besides allowing the implementation of Eid Al-Fitr prayer with certain conditions, the city administration has prohibited the parade of takbiran (reciting “Allah is Great”). Takbiran can be done at the mosque or mushola (small mosque).

“Such a parade is prohibited. It would be better done at the mosque or mushola,” he said.

Meanwhile, Vice Mayor Mochammad Soufis Subri said Probolinggo city is prioritizing togetherness and the safety of the people. The point is how people can respect each other.

He said, based on the video conference with the East Java Provincial Police Chief, the mosque and mushola performing Eid Al-Fitr prayer will be supervised by the authorities.

“Therefore, don’t get offended when you are urged by the officers. Respect for each other. The point is, wear a mask, do physical distancing, and people with body temperature 37-38 can go home and it’s better to not perform the prayer at the mosque,” the vice mayor said.

The crowd caused by the prayer would be risky, according to Subri. Yet, what needs to be prioritized in taking the policy is having a prayer and togetherness. “We can have silaturahmi virtually, using the technology,” he said.

MUI asks Khatib (Khateeb) to Speed up Eid Al-Fitr Prayer

The Chairman of Probolinggo City’s Indonesian Ulema Council (MUI), Kiai Nizar Irsyad supports what has been urged by Mayor Hadi Zainal Abidin. He thanks the local government who has allowed the implementation of Eid Al-Fitr prayer at the mosque or mushola.

He asks Muslims to recite ‘takbir’ as much as possible to celebrate Eid Al-Fitr 1441 H because it’s not the same as last year’s celebration due to COVID-19 pandemic.

“Follow the health protocols. We ask the people to wash their hands before having the prayer, bring their own prayer mat, do physical distancing, and no shaking hands,” Kiai Nizar said in a video conference with the mayor.

MUI also urges Muslims to not hold a ‘takbiran’ parade and fireworks show. “Khatib must speed up the prayer and pray for the outbreak can be soon ended,” he added.

The mosque caretakers are asked to be creative to control the crowd. The prayer can also be performed outside the mosque to avoid the crowd. “The caretakers must be discipline for all people’s sake,” Kiai Nizar said. (alfien_tr)

BAGIKAN