Probolinggo, 12/2/2019. Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-73, Wakil Wali Kota Probolinggo, HMS. Subri didampingi Sekda Kota Bambang Agus, melepas para wartawan yang diarak naik becak Selasa(12/2). Dengan start di depan kantor Wali Kota Jalan Panglima Sudirman menuju ke Jalan Suroyo dan finish di alun-alun kota.
Sejumlah 30 orang wartawan, didukung oleh 30 orang pelajar yang tergabung dalam forum anak Kota Probolinggo membawa banner bertuliskan seputar profesi jurnalis. Diantaranya, jurnalis anti hoax, jurnalis pengungkap fakta, wartawan cinta damai, tak ada kata lelah untuk berita, menantu ideal adalah jurnalis dan 20 macam tulisan lainnya.
Sampai di garis finish, mereka langsung disambut oleh Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin di paseban sebelah timur. Disiapkan nasi tumpeng sekaligus dengan gaya “polokan” ala pesantren untuk makan bersama.
“Filosofinya untuk mempererat tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan. Sengaja diarak naik becak untuk menghargai temen-temen pers, karena selama ini ikut mewarnai memberikan edukasi kepada masyarakat. Pemerintah mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pers selama ini,” imbuh Wali Kota muda ini.
Ke depan, Habib Hadi berharap peran kalangan muda yang tergabung dalam forum anak, agar ikut bersinergi dengan awak media. Mengingat berita hoax di media sosial melibatkan generasi millennial, sehingga informasi yang masuk harus terverifikasi agar tidak salah arah.
Ungkapan terima kasih dan ajakan perangi berita hoax di hari pers ini, diungkapkan lewat puisi yang dibacakan pemimpin nomor satu tersebut.
Berikut puisi yang dibacakan : “Stop berbagi hoax, jaman sudah berganti. Sekarang era banjir informasi, tak semua info terverifikasi, karena itu jangan asal membagi. Manusia makhluk istimewa, diberi akal untuk berlogika karena itu jangan gegabah saat menyebar info yang belum jelas kebenarannya. Hoax bertebaran di dunia maya, mari kita selalu waspada dan ikut memeranginya. Salah satunya, tak ikut menyebarkannnya. Media sosial tempat bersosialisasi, bukan tempat saling mencaci atau tempat memprovokasi. Indahnya saling menghargai. Pers adalah pilar keempat demokrasi. Pers juga harus mengedukasi, memfilter mis-informasi dan dis-informasi agar masyarakat tak salah persepsi”. (yul)