RUSAK, JEMBATAN KEDUNGASEM SEGERA DIPASANG RANGKA BAJA

2019-2020

WONOASIH – Perbaikan penyangga jembatan Kedungasem, di Jalan KH Hasan Genggong, Kecamatan Wonoasih dipastikan dimulai secepatnya. Hal ini disampaikan oleh PPK Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Kementerian PUPR Rudi Napitupulu, saat bertemu Wali Kota Hadi Zainal Abidin dan Wawali Mochammad Soufis Subri, Sabtu (2/5) malam.

“Gambaran kasarnya mungkin kami amankan pakai rangka baja, nanti saat hujan deras diberi portal dulu,” ujar Rudi yang merupakan PPK Wilayah Pasuruan-Probolinggo saat menyambut kedatangan Wali Kota Habib Hadi dan Wawali Subri yang tiba di jembatan Kedungasem, sekira pukul 22.30. Malam itu juga nampak Kepala Dinas PUPR dan Perkim Agus Hartadi serta Camat Wonoasih Deus Nawandi.

IMG 20200502 WA0065Ya, bagian pilar penyangga jembatan sisi tengah mengalami kerusakan. Jembatan Kedungasem sepanjang 18 meter itu dibangun sejak tahun 1978 di bawah wewenang Kementerian PUPR, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII.

“Kami sudah menghubungi Balai Besar sesaat setelah kerusakan ini dilaporkan oleh warga, dan malam ini pihak Balai Besar bersama timnya sudah tiba di Kota Probolinggo. Rencananya akan dipasang penyangga sementara,” ujar Habib Hadi, yang sejak mendapat laporan kerusakan jembatan sudah dua kali melihat kondisi jembatan tersebut. 

Nantinya, setelah dipasang penyangga, jembatan bisa dilalui kendaraan kecil dan akan dipasang portal agar kendaraan berat seperti truk dan bus tidak melintas. “Insyaallah untuk pengerjaan penyangga jembatan membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Penyangga ini untuk sementara,”  imbuh wali kota.

Wawali Subri yang juga ikut meninjau, menuturkan struktur pondasi jembatan untuk tumpuan tengah mengalami penurunan hingga 20 cm. Untuk perbaikan menggunakan baja, diperkirakan akan bertahan sekitar satu tahun. “Estimasi biaya untuk pembangunan baru kurang lebih membutuhkan Rp 25 M dan itu dari dana APBN,” katanya.

Kabid Bina Marga Dinas PUPR dan Perkim Kota Probolinggo, Andung menambahkan kedatangan PPK Wilayah Pasuruan-Probolinggo bersama tim ahli jembatan tadi malam untuk mengecek lokasi atau pemeriksaan awal. Sedangkan untuk pemeriksaan detail baru bisa dilaksanakan Minggu (3/5) pagi.

Rencana umum jangka pendek, lanjut Andung, penanganan jembatan adalah mempertahankan jembatan yg ada dg memasang konstruksi tiang penyangga di bagian tengah jembatan sebagai pengganti pilar yang rusak.

“Kegiatan tersebut membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Setelah perbaikan selesai, direncanakan jembatan hanya diizinkan dilewati maksimal kendaraan roda 4 (jenis kecil), dengan pengamanan berupa pemasangan portal pada kedua ujung jembatan,” jelas Andung yang ikut mendampingi malam itu.

Dan, selama proses pembangunan jembatan akses jalan akan ditutup total. Untuk mendukung kegiatan tersebut, akan dipasang pengumuman dan rambu-rambu di beberapa titik yang dianggap perlu.

“Rencana selanjutnya adalah mengusulkan anggaran dr APBN untuk pembongkaran total jembatan lama dan pembangunan jembatan baru di lokasi tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, pengalihan arus lalu lintas langsung dilakukan sejak sore hari oleh Dinas Perhubungan Kota Probolinggo dengan Satlantas setempat. Kendaraan dari Situbondo-Banyuwangi menuju Surabaya-Malang-Jember dialihkan ke Jalan Lingkar Utara (JLU). Pertigaan Jorongan (arus dari Jember-Lumajang) menuju ke Kota Probolinggo (Jalan KH Hasan Genggong) pun sudah ditutup, dialihkan ke Jalan Prof Hamka.

Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishub Purwantoro menjelaskan, akibat pengalihan arus ini berdampak kemacetan di titik-titik tertentu seperti Gladak Serang dan simpang empat Wonoasih. “Sambil jalan akan dilakukan evaluasi bersama pihak Polres Probolinggo Kota,” katanya. (famydecta)

 


Kedungasem bridge repairs would begin as soon as possible. This was conveyed by the VIII National Road Implementation Agency (BBPJN), Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) Rudi Napitupulu, in a meeting with Mayor Hadi Zainal Abidin and Vice Mayor Mochammad Soufis Subri, on Saturday (2/5).

 

"For safety, we might use a steel frame, and when it rains it will first be given a portal," said Rudi who is a PPK of Pasuruan-Probolinggo Region as he welcomed the arrival of Mayor Habib Hadi and Vice Mayor Subri who arrived at the Kedungasem bridge, at around 22:30. The head of Public Works and Spatial Planning Agency Agus Hartadi and the head of Wonoasih Sub-district Deus Nawandi also appeared on site.

The supporting pillar of the bridge on the middle side has been damaged. The 18-meter-long Kedungasem Bridge was built in 1978 under the authority of the Ministry of Public Works and Housing, the VIII National Roads Implementation Agency.

"We contacted the agency shortly after the damage was reported by residents, and tonight the agency and the team arrived in Probolinggo City. The plan is to install a temporary buffer," said Habib Hadi, who has received reports of damage to the bridge since he has seen the condition of the bridge twice.

Later, after the buffer is installed, the bridge can be passed by small vehicles and a portal will be installed so that heavy vehicles such as trucks and buses cannot cross the bridge. "God willing, the construction of the bridge takes about 3 weeks. This buffer is just for temporary," added the mayor.

Vice Mayor Subri, who also took part in the observation, said that the bridge's foundation structure for the pedestal has decreased to 20 cm. For repairs using steel, it is estimated that it will last for about a year. "The estimated costs for new development will require approximately IDR 25 billion and it’s taken from the state budget," he said.

Head of Bina Marga of the PUPR Agency of Probolinggo City, Andung added the arrival of the Pasuruan-Probolinggo PPK Region together with the bridge expert team last night was to check the location and to have an initial inspection. As for the detailed inspection, it can only be held Sunday (3/5) morning.

The short-term general plan, continued Andung, is to maintain the existing bridge by installing the construction of a supporting pole in the middle of the bridge as a replacement for the damaged pillar.

"The activity takes about 3 weeks. After the repairs completed, it is planned that the bridge will only be allowed to pass a maximum of 4-wheeled vehicles (small types), with security in the form of installing portals at both ends of the bridge," explained Andung who accompanied him that night.

And, during the construction process, the bridge access road will be totally closed. To support this activity, announcements, and signs will be installed at several points considered necessary.

"The next plan is to propose a budget from the state budget for the total demolition of the old bridge and the construction of a new bridge at that location," he said.

Meanwhile, the diversion of the direct traffic flow was carried out since the afternoon by the Transportation Agency of Probolinggo city with the local police traffic unit. Vehicles from Situbondo-Banyuwangi and Surabaya-Malang-Jember are diverted to Northern Ring Road (JLU). Jorongan T-junction (current from Jember-Lumajang) heading to Probolinggo City (Jalan KH Hasan Genggong) has also been closed, diverted to Jalan Prof. Hamka.

The head of Traffic Transportation of Transporation Agency, Purwantoro explained, the current diversion has impacted on traffic jams at certain points such as Gladak Serang and Wonoasih intersection. "As the project goes on, the evaluation will be conducted together with the City Police Unit," he said. (alfien_tr)

BAGIKAN