TIM SATGAS PANGAN SIDAK PASAR DAN DISTRIBUTOR AYAM POTONG, INI HASIL TEMUANNYA

2019-2020

MAYANGAN – Tim Satgas Pangan Pemerintah Kota Probolinggo sidak ke penjual ayam potong broiler di Pasar Baru untuk memantau kondisi harga daging ayam yang mengalami lonjakan harga selama beberapa hari terakhir. Diketahui, lonjakan harga ini karena stok ayam potong di tingkat peternak jumlahnya terbatas.

Sidak tersebut diikuti Kepala Dipertahankan Sudiman; Kepala DKUPP Gatot Wahyudi; Kabag Administrasi Perekonomian Wawan Soegyantoro dan perwakilan Polres Probolinggo Kota, Jumat (15/5) siang di Pasar Baru dan distributor ayam potong di kawasan Mayangan.

IMG 20200515 WA0038Pedagang ayam potong di pasar menjelaskan, sebelumnya harga ayam potong broiler berkisar Rp 26 ribu sampai Rp 28 ribu per kilo gram. Namun tiga sampai empat hari lalu, kenaikan mulai merangkak hingga mencapai Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu per kilonya.

“Sekarang baru laku 15 kg (pukul 11 siang), sepi pembelinya. Biasanya kurang dua hari lebaran baru harga naik, ini sekarang sudah naik tinggi. Orang-orang banyak nanya juga kenapa kok naik, ya memang dari kulakannya segitu,” ujar Umi, salah seorang pedagang di Pasar Baru.

Sementara itu, pedagang lainnya juga mengeluhkan sepinya pembeli lantaran harga daging ayam yang naik. Biasanya ia bisa menjual hingga 40 kg daging ayam, sekarang baru sekitar 15 kg yang terjual. “Naiknya itu Rp 3000 – Rp 4000 mulai semingguan ini, dari kulakannya sudah naik,” imbuh Erni.

Di Pasar Baru terdapat kurang lebih 35 pedagang ayam broiler yang mengambil dari berbagai distributor. Di Kota Probolinggo ada 5 distributor yang menyuplai pedagang pasar, yaitu Totok di Mayangan; Edi Santoso di Sumber Taman; Hudi di Jrebeng Lor; Misto Pakistaji dan Sugiono Sumber Wetan.

Kepala Dipertahankan Sudiman mengungkapkan, hasil pemantauan tim diketahui memang ada kenaikan harga di pasar kemudian tim ke distributor. “Kenaikan harga ini karena beberapa hari lalu stok ayam broiler untuk Kota/Kabupaten Probolinggo sampai Lumajang di tingkat peternak terbatas,” ujarnya.

IMG 20200515 WA0041Kepada tim satgas, Totok menjelaskan ia mendapat pasokan ayam broiler dari Jawa Tengah karena stok di peternak lokal sangat terbatas. Jika tidak mengambil dari luar Jawa Timur, Totok menuturkan stok ayam broiler akan kosong seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya.

“Tiga hari lalu seluruh Probolinggo dan Lumajang tidak ada panen. Untungnya ada channel dari Jawa Tengah, kalau tidak begitu tidak ada stok disini. Harga memang agak tinggi karena ayam kiriman itu,” kata Totok.

Melihat kondisi saat ini, lanjut Sudiman, kebiasaan menjelang lebaran kebutuhan ayam potong broiler akan bertambah dan harga akan mengalami kenaikan. Namun ia memastikan tidak ada penimbunan di tingkat distributor.

“Contoh Pak Totok, per hari memotong 750 ekor yang terpotong. Belum dari distributor kurang lebih 5 orang, jadi kita bisa bayangkan ketersediaan ke depan masih aman. Di tingkat petenak di kota/kabupaten sudah mulai mengeluarkan ayamnya kemungkinan akan turun harganya dalam beberapa hari,” jelas Sudiman lagi.

Tim satgas pun mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam berbelanja khususnya ayam broiler. “Agar tidak mengalami lonjakan signifikan dan inflasi bisa dikendalikan. Stok ayam pun akan aman,” imbuh Sudiman. (famydecta)

 


The Task-force Team of Food of the Probolinggo city administration made a sudden inspection to the sellers of broiler chicken at traditional market Pasar Baru to monitor the price which has been rising for the last few days. The rising was due to the limited stock of the chicken the farmers have.

 

The inspection was participated in by the Head of Agriculture, Food Security, and Fishery Agency, Sudiman, and other related working units on Friday (15/5) at Pasar Baru traditional market and the distributor of broiler chicken in Mayangan sub-district. A chicken trader said the price of broiler chicken was at IDR 26,000 - 28,000. And, in the last few days, it has been rising to IDR 38,000 - 40,000 per kilogram.

“I just have sold 15 kg up until now, few buyers. The rising price usually happens two days before Eid Al-Fitr, but it has risen now. Many asked about the rising price, but we cannot explain why,” Umi, one of the traders said.

Meanwhile, other traders have also complained about a few buyers coming due to the rising price. “The rising price is about IDR 3,000-4,000 in a week,” Emi added.

At Pasar Baru, 35 traders bought the chicken from different distributors. In Probolinggo city, there are 5 distributors available including Totok in Mayangan; Edi Santoso in Sumber Taman; Hudi in Jrebeng Lor; Misto Pakistaji and Sugiono in Sumber Wetan urban village.

The head of Agriculture, Food Security, and Fishery Agency, Sudiman concluded after having the inspection that there is a rising price of broiler chicken. “The rising is due to the lack of stock for Probolinggo city/regency and Lumajang regency,” he said.

To the task-force team, Totok explained he got new stock from Central Java since the stock of local farmers is very limited.

“There was no chicken harvest for the last three days in Probolinggo and Lumajang. Luckily, we have other distributors in Central Java. The price is rising since it’s from other provinces,” Totok said.

Sudiman said ahead Eid Al-Fitr, the need for broiler chicken is quite high. But, he ensures that there was no hoarding in distributors.

“Totok himself manages to provide 750 broiler chicken, not to mention other 5 distributors. So, we can conclude that the stock is quite safe. At the farmers level, there will be more chicken harvest in the next few days, and therefore the price will be decreasing,” Sudiman explained.

The task-force team urges the people to be wise in buying broiler chicken. “So that there would be no significant rising and the inflation can be well controlled. The chicken stock would be safe as well,” Sudiman added. (alfien_tr)

BAGIKAN