Mayangan - Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Kepemimpinan tingkat IV angkatan 11 yang diselenggarakan sejak 11 Maret-6 Juli 2019, resmi ditutup pada Selasa (9/7), oleh Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri. Penutupan digelar di ruang Sabha Bina Praja Kantor Wali Kota Probolinggo. Tampak hadir, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur Sucipto.
Rachma Deta Antariksa Kepala BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kota Probolinggo menyebutkan, 30 peserta diklat dinyatakan lulus 100 persen, usai mengikuti 5 tahap pembelajaran. Di antaranya, tahap diagnosa perubahan-perubahan organisasi, talking onerside, merancang perubahan dan pengembangan tim, laboratorium kepemimpinan, serta tahap evaluasi.
“Untuk mendukung pembelajaran dalam kelas, juga dilakukan kunjungan yang dapat membantu peserta dalam proses internalisasi hasil belajar melalui kegiatan visitasi ke museum Brawijaya Malang dan Polresta Malang. Untuk mengadaptasi best practise dari daerah lain, juga dilaksanakan kegiatan best marking to best practice ke Pemerintah Kota Denpasar,” jelas Deta sapaan akrabnya.
16 orang mendapat predikat sangat memuaskan. Sisanya mendapat predikat memuaskan sebanyak 14 orang. Di antara 30 peserta, 5 terbaik diantaranya di urutan ke 5 diraih oleh Edi Susanto dari Dinas Perumahan dan Permukiman, terbaik 4 diraih oleh Ratih Oktavia Wijayanti dari Dinas DP3AKB, terbaik 3 di raih oleh Eva Wahyu Kurniawati dari Dinas Lingkungan Hidup. Serta Agus Triwahyudi dari RSUD dr Moh. Saleh merupakan terbaik ke 2 dan terbaik pertama oleh Siti Fatma dari Disdikpora Kota Probolinggo.
Wawali yang pagi itu menanggalkan kartu peserta, sebagai simboli ditutupnya diklat, mengucapkan selamat kepada seluruh peserta yang lulus 100 persen. Ia berharap, para peserta ini sudah mempunyai amunisi baru dengan ilmu yang didapat, sebagai percepatan pembangunan untuk masyarakat Kota Probolinggo lebih baik.
“Saya berharap, kita mampu merubah mindset dan sikap pemerintah untuk menjadi pelayan masyarakat. Serta, ilmu yang sudah diperoleh untuk bisa diterapkan. Karena mengikuti diklat ini, bertujuan untuk bisa memperbaiki kinerja dalam melayani masyarakat Kota Probolinggo. Jadi tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, namun ilmunya tidak diamalkan,” tegas Subri. (Malinda/Humas)