WALI KOTA TINJAU PEMBUATAN 1000 MASKER DI KTS BING LAOK

2019-2020

WONOASIH – Masyarakat di Kampung Tangguh Semeru (KTS) Bink Laok, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih punya aksi luar biasa. Di sepanjang Jalan Jeruk, mereka membuat 1000 masker kain, pada Sabtu (13/6) pagi.

Wali Kota Hadi Zainal Abidin meninjau langsung kegiatan tersebut. Ya, di sepanjang jalan itu menunjukkan semua proses pembuatan APD (Alat Pelindung Diri) seperti face shield dan masker kain yang dibuat secara mandiri oleh warga.

IMG 20200613 WA0049“Bahannya dari kaos ini Pak Wali, dijualnya Rp 5000 per biji,” kata salah seorang ibu yang sibuk memotong kain untuk bahan masker. Di lokasi pagi itu, warga nenunjukkan cara mereka membuat masker. Mulai dari memotong kain, menjahit lipatan kain, menjahit tali masker menyetrika hingga mengemas masker. Selain masker biasa, warga KTS Bink Laok juga bikin masker model scuba dan broklat.

Camat Wonoasih Deus Nawandi yang mendampingi Wali Kota Habib Hadi mengisahkan bagaimana warganya bisa membeli pemotong kain. “Ini ceritanya nabung dari hasil jualan masker, baru bisa beli mesin pemotong,” tuturnya.

“Wah berarti ada cerita dan perjuangannya ya, alhamdulillah. Nanti segera dipasarkan juga  bisa lewat medsos (media sosial) agar lebih laku,” sahut Habib Hadi. Orang nomor satu di Kota Probolinggo pun tercengang dengan sejumlah bahan masker yang terbuat dari limbah kain (sisa kain jahitan).

Menurut Habib Hadi, keberadaan kelompok masyarakat ini harus terus ada. Jika tidak ada pesanan masker bisa mengerjakan hal lain yang positif dan mudah dipasarkan. Motivasi dan dukungan harus diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat tersebut agar punya talent yang tinggi dan kreatif.

IMG 20200613 WA0046“Teruskan semangatnya sama lihat perkembangan ya, apa yang bisa dibuat segera dibuat saja untuk mengangkat perekonomian di wilayah masing-masing,” terangnya.

“Keberadaan kampung tangguh ini menuntut warga siap menghadapi atau tangguh menghadapi kondisi yang ada. Dengan kolaborasi dengan TNI dan Polri saya yakin masyarakat bisa lebih tangguh dari segala sektor. Tanpa kemandirian dari masyarakat, apa yang sudah dilakukan pemerintah akan sia-sia,” sambung Habib Hadi.

Selain meninjau pembuatan masker, pagi itu juga diserahkan bantuan berupa sembako ke sejumlah lansia di Kelurahan Jrebeng Kidul. Dan yang mengejutkan, saat ada melijo dan penjual tempe melintas, Habib Hadi memberhentikan dan meminta pedagang membagikan jualannya ke masyarakat. Bahkan Habib Hadi mengiris tempe lalu menyerahkan ke ibu-ibu yang mengantre. (famydecta)

 


The residents of Kampung Tangguh Semeru (KTS) Bink Laok, a resilient village, Jrebeng Kulon urban village, Wonoasih sub-district had a phenomenal action as they made 1,000 pieces of the mask along Jl Jeruk on Saturday (13/6).

 

Mayor Hadi Zainal Abidin monitored the action. The production process of Personal Protective Equipment (PPE) including a face shield and cloth mask was conducted along the road, independently by the residents.

“The material is from a cloth, we sell it IDR 5,000 apiece,” said one of the women making the mask. At the location, they showed how to make the mask, starting from cutting the fabric, sewing the folded fabric and the mask strap, ironing, and the packaging process. Not only the ordinary masks, but they also made scuba and broklat masks.

Wonoasih sub-district head Deus Nawandi who accompanied Mayor Habib Hadi disclosed how the residents can buy fabric cutting machines. “They have a saving, collected from the income of selling the masks,” he said.

“That’s some story. You all can sell it on social media, it’s a great media to online shopping,” Habib Hadi said. He was surprised that the masks were made from spare cloth. According to him, such social groups must be developed. Motivation and support must be provided by the government to develop their talent and creativity.

“Keep your spirits up and you must be creative to increase the economy in the region respectively,” he said.

“The existence of Kampung Tangguh demands the people to be ready or strong to face any condition. In collaboration with the Indonesian Military (TNI) and National Police (Polri), I believe that people can be stronger in all sectors. Without being independent, anything the government has provided or done would be for nothing,” Habib Hadi continued.

Besides monitoring the mask production, staple-food assistance was also distributed to elderly people in Jrebeng Kidul urban village. And, the interesting moment of the event was when the mayor stopped and bought all tempeh of a vegetable hawker passing through. He distributed the tempeh to all residents.  (alfien_tr)

BAGIKAN