PROBOLINGGO - Perkembangan teknologi informasi serta komunikasi yang semakin cepat serta dibarengi dengan semakin kritisnya sikap masyarakat terhadap alur pelayanan kesehatan, menyebabkan pemerintah harus mampu merespon kebutuhan tersebut. Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) RSUD dr. Mohammad Saleh Kota Probolinggo sebagai rumah sakit milik pemerintah daerah bersinergi dengan Dinas Kesehatan P2KB Kota Probolinggo mewujudkan inovasi yang menjadi kebutuhan di era digital 4.0 untuk masyarakat Kota Probolinggo.
Inovasi yang bernama aplikasi jantung “NADI” (Penanganan Jantung Cepat dan Intensive) resmi diluncurkan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setiorini Sayekti didampingi Plt Direktur UOBK RSUD dr. Mohammad Saleh, dr Abraar HS Kuddah dan Plt Dinas Kesehatan P2KB NH Hidayati, Rabu (29/9) di Lava Hill Resort Sukapura.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setiorini Sayekti sangat mengapresiasi setiap inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dan yang terpenting memiliki azas kemanfaatan, selalu dilakukan perawatan dan evaluasi. “Dengan aplikasi jantung ini masyarakat akan mudah mendapatkan akses berkomunikasi, melalui gadget atau HP android dengan dokter umum maupun dokter spesialis ditingkat rujukan untuk mendapatkan pertolongan pertama segera mungkin yang terintegrasi dengan ambulans 112 di setiap masing-masing kelurahan,” ungkapnya.
Dihadapan peserta yang diikuti oleh perkumpulan kardiovaskuler Kota Probolinggo, perwakilan sopir ambulans 112, dan perwakilan perawat pendamping ambulans 112. Asekbang Setiorini Sayekti menyampaikan harapannya, inovasi aplikasi jantung ini harus disosialisasikan secara luas dan cepat kepada masyarakat sehingga masyarakat yang membutuhkan pertolongan pertama pada kasus serangan jantung bisa lebih cepat tertangani.
Angka mortalitas (kematian) pada kasus serangan jantung pun dapat diturunkan. Tidak hanya itu, aplikasi ini bisa dikembangkan pada kasus-kasus kegawatan yang lain yang terjadi di masyarakat. “Inovasi program aplikasi jantung NADI ini selaras dengan apa yang kita harapkan agar masyarakat Kota Probolinggo menjadi lebih hebat, sehat dan handal,” tutupnya.
Sementara itu, Plt Direktur UOBK RSUD dr. Mohammad Saleh, dr Abraar HS Kuddah menjelaskan teknologi tepat guna serta adanya literasi digital membuat RSUD berbenah dengan cepat dan tepat dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.
Inovasi aplikasi berbasis android yaitu aplikasi jantung “NADI” bertujuan untuk menurunkan komplikasi dan resiko kematian akibat panyakit kardiovaskuler, memberikan informasi dan akses pertolongan pertama penyakit kardiovaskuler pada masyarakat, klinik kesehatan tingkat pertama dan semua rumah sakit yang berada di Kota Probolinggo dan sekitarnya serta mempercepat tindakan reperfusi pada serangan jantung.
“Kita harus selalu mengupdate dan memperbaiki aplikasi itu sehingga semakin dekat dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat. RSUD dr. Mohammad Saleh harus sering berinovasi karena perkembangan teknologi di dunia kedokteran luar biasa. Jangan sampai rumah sakit kita dianggap ketinggalan, sehingga kita berupaya untuk memanfaatkan teknologi android ini,” tegasnya.
Abraar juga menambahkan fungsi rumah sakit saat ini tidak hanya pada pengobatan saja, namun mengajak masyarakat agar sadar dan mau berobat. Dengan kesadaran masyarakat mau berobat maka dapat memperpanjang kehidupannya.
“Pasien-pasien serangan jantung jika sejak awal sudah tertangani dengan baik maka kejadian lebih buruk bisa diperkecil. Jadi serangan jantung tergantung kepada 10-15 menit penanganan awal. Melalui aplikasi ini akan menuntun masyarakat secara mandiri saat dirinya atau orang lain yang terkena serangan jantung,” imbuhnya.
Untuk mendukung terlaksananya aplikasi ini, UOBK RSUD dr Mohammad Saleh telah melakukan pelatihan Basic Life Support (BLS) bagi sopir ambulans 112 dan perawat pendamping ambulans 112 dari puskesmas, dan nantinya akan menjadi program pelatihan berkelanjutan. Bahkan di acara ini juga, Asekbang Setiorini Sayekti juga menyerahkan simbolis sertifikat penghargaan kepada 2 peserta pelatihan BLS terbaik, driver dan perawat ambulans 112.
“Untuk sopir dan perawat yang menjemput pasien serangan jantung kita bekali dengan Basic Life Support. Ambulans 112 bukan sekadar sebagai pengangkut sehingga kita berinovasi dan bekerjasama dengan Dinkes memberikan pelatihan agar nantinya sopir dan perawat mampu membantu pasien serangan jantung serta akan dipantau oleh tim kardiologi RSUD dr. Mohammad Saleh,” pungkas Abraar. (miranti)