KEDOPOK - Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin kembali menggelar audiensi dengan masyarakat Kota Probolinggo. Kali ini, giliran warga Kecamatan Kedopok yang mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Habib Hadi, Sabtu (20/11) pagi.
Dalam kesempatan ini, Habib Hadi menyampaikan pentingnya warga untuk melakukan vaksinasi Covid-19 bagi lansia. Hal ini pun direspon oleh salah satu warga yang mengaku takut jika divaksin.
"Buleh takok mateh, Pak Wali (saya takut mati, Pak)," ujar Suparmi, warga RT 04 RW 02 Kelurahan Kareng Lor, saat ditanya Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin perihal vaksinasi
Tak dipungkiri, sebagian masyarakat memang masih banyak yang menolak vaksinasi Covid-19. Kebanyakan dari mereka takut divaksin karena ada kasus warga meninggal dunia usai menerima vaksin.
Anggapan ini pun dibenarkan oleh Wali Kota Habib Hadi, yang beberapa hari ini terus melakukan evaluasi dan sosialisasi dalam giat audiensi di wilayahnya.
"Betul (masyarakat masih ada yang belum mau divaksin). Karena mereka mendengar dari orang-orang, seakan-akan vaksin ini bahaya," katanya.
Ia menyampaikan, ketakutan warga terhadap vaksin Covid-19 merupakan buntut dari isu-isu hoaks yang tidak dapat dipertangungjawabkan kebenarannya.
"Masyarakat sebetulnya tidak perlu khawatir dan jangan mudah percaya berita-berita hoaks yang beredar terutama berita terkait vaksin yang dapat berdampak serius," serunya.
Ia mengatakan, vaksinasi adalah salah satu bentuk ikhtiar untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak terpapar virus corona disease, dan terbukti aman bagi semua kalangan.
Dalam kesempatan itu, Habib Hadi juga berpesan pada puluhan lansia yang hadir, untuk meneruskan informasi yang benar terkait vaksinasi ini, ke masyarakat sekitar, khususnya yang belum melakukan vaksin.
"Mohon kami dibantu, setelah vaksin nanti disampaikan ke rekan sejawatnya, untuk mau dan berani divaksin," imbaunya.
Sementara itu, Supar Sadirun, warga asal Jrebeng Wetan, ditemui usai audiensi, mengaku belum bisa mendapat vaksin Covid-19 karena memiliki tekanan darah yang tinggi.
Ia mengatakan setelah memenuhi persyaratan administratif, dirinya kemudian melewati pemeriksaan kesehatan.
“Saya belum divaksin karena (tekanan) darah saya terlalu tinggi, 190 per 110. Kalau pemeriksaan data sudah lolos, terus pas diperiksa tensinya terlalu tinggi, jadi belum bisa divaksin,” katanya.
Sadirun bercerita, setelah mengkonsumsi obat penurun tensi darah dan diminta berobat ke puskesmas, ia baru bisa menerima vaksin setelah tekanan darahnya normal.
Audiensi yang juga dihadiri Asisten Administrasi Umum Budiono Wirawan dan sejumlah kepala perangkat daerah lainnya bertujuan untuk mengajak para lansia, khususnya, untuk melakukan vaksinasi, demi terjaganya kesehatan serta pemenuhan kekebalan kelompok yang lebih baik.
Sekda Kota drg Ninik Ira Wibawati yang juga hadir di kesempatan tersebut bersama Kapolresta Probolinggo Wadi Sya'ban, memberikan testimoni pribadi, bagaimana ibundanya yang berusia 77 tahun, sudah divaksin dan sehat hingga kini.
"Bulan Maret dan April lalu Ibu saya sudah divaksin. Beliau punya tiga penyakit berat, (penyakit) jantung, hipertensi dan gagal ginjal. Tapi mau di vaksinasi, nggak papa. Alhamdulillah. Jadi bapak ibu nggak usah takut," tuturnya.
Namun demikian, ia pun meminta masyarakat untuk aktif melaporkan jika ada gejala-gejala buruk yang timbul setelah suntikan vaksin.
"Jadi apabila ada kejadian yang tidak diinginkan setelah vaksin, misalnya, masyarakat harus melapor ke fasilitas kesehatan. Nanti laporan dicatat dan akan ditindaklanjuti pastinya. Jadi nggak usah takut," tambahnya.
Sementara itu, Kapolresta Probolinggo Wadi Sya'ban dalam paparannya menyampaikan bahwa vaksinasi lansia ini, dinilai penting karena kelompok usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi virus Corona. Adanya penyakit penyerta dan kondisi fisik yang mulai melemah membuat lansia lebih sulit untuk melawan infeksi, termasuk COVID-19. Itulah sebabnya, lansia menjadi prioritas untuk menerima vaksin ini.
Pemerintah pun terus berupaya menekan penyebaran Covid-19. Selain dengan sosialisasi protokol kesehatan 5M, larangan mudik sampai memperluas cakupan vaksinasi.
Terkait perluasan cakupan vaksinasi di Kota Probolinggo, ungkapnya, pihaknya pun, turut serta berpartisipasi dengan hadirnya program Operasi Zebra Semeru 2021. Dimana dalam prakteknya di lapangan, ia menyebut, petugas tak hanya menanyakan kelengkapan surat-surat berkendara, melainkan juga mengecek, para pengendara yang terjaring operasi, sudah atau belum melakukan vaksinasi.
"Seperti giat audiensi lalu di Kademangan, kami juga sinergikan (dengan giat Operasi Zebra Semeru 2021), itu pengendara yang lalu lalang, di stop dan di cek, sudah vaksin atau belum. Kita cocokkan dengan aplikasi peduli lindungi juga, kalau ketahuan belum vaksin, maka langsung diarahkan untuk vaksin. Karena kita di Polresta juga ada vaksin mobile," jelasnya. (Sonea)