KANIGARAN - Senin (31/5) pagi, BPBD Kota Probolinggo menggelar Musyawarah Besar Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Bertempat di Gedung Puri Manggala Bakti, kantor Pemkot Probolinggo, acara ini dihadiri perwakilan Pentahalix yaitu pemerintah, wirausaha, komunitas, akademisi, dan media massa. Tampak juga hadir Sekretaris BPBD Jawa Timur dan Sekjen FPRB BPBD Jawa Timur.
Musyarawah Besar FPRB ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara umum dalam hal pengurangan resiko bencana, meningkatkan sinergitas pentahelix dalam penanggulangan bencana dan program pengurangan risiko bencana, menciptakan koordinasi yang baik antara pemangku perangkat daerah dan masyarakat, dan dapat meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan pengurangan risiko bencana.
Dalam laporannya, Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo menyampaikan bahwa rangkaian acara pada kegiatan ini ialah memilih Ketua FPRB Kota Probolinggo dan malam harinya Pengukuhan Ketua dan Anggota FPRB yang telah dipilih.
“Tidak hanya itu, besok pagi (1/6), bertepatan dengan Hari Kelahiran Pancasila, kami bersama seluruh masyarakat juga menggelar aksi bersih-bersih mangrove sebagai bukti kita menjaga alam dan alam menjaga kita,” jelas Sugito.
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin menegaskan ke depannya forum ini selalu siap siaga dimanapun ada bencana. “Kalau ada bencana di daerah yang terdampak, jangan menunggu terkumpulnya bantuan. Bahkan bantuan fisik dan tenaga yang kita punya harus dimanfaatkan. Kita juga harus bersyukur karena daerah kita tidak terdampak dengan adanya bencana,” katanya.
Pada kesempatan itu pula, Habib Hadi mengungkapkan keinginannya kepada perwakilan BPBD Jawa Timur yang turut hadir, bahwa Kota Probolinggo merupakan kota yang letaknya sangat stategis antara Bromo, Tengger dan Semeru. Juga terletak di sentral bagian barat Jawa Timur, maka Kota Probolinggo dapat dijadikan sebagai posko BPBD Jawa Timur. (masita)