MAYANGAN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo menggelar kegiatan peningkatan kompetensi pembelajaran guru Taman Kanak-Kanak (TK), selama dua hari, (15-16/6) di Aula Disdikbud. Mengundang sebanyak 110 guru itu bertujuan memberikan motivasi untuk meningkatkan pencapaian perkembangan anak melalui pembelajaran berorientasi berpikir tingkat tinggi dengan mempertimbangkan pendekatan wilayah (zonasi).
“Pembangunan pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” buka Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin dalam sambutannya.
Ia tidak ingin kegiatan ini hanya sebatas kegiatan rutin saja, lebih dari itu ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas dunia pendidikan apalagi di masa pandemi COVID 19. Pada kesempatan tersebut, Habib Hadi memberikan banyak kesan menyentuh.
Menurut wali kota yang punya basic pendidik itu, bukan hal baru baginya bisa memberikan aneka wejangan secara praktis, bukan teoritis semata. Semisal diungkap oleh bapak empat orang anak itu dalam menghadapi situasi pandemi COVID 19 dilarang hanya berpangku pada teknologi saja, tanpa diikuti melakukan inovasi dan terobosan-terobosan bagaimana memantau aktivitas anak didik.
“Tentunya kita harus bisa memantau tumbuhkembangnya pendidikan, khususnya anak-anak usia dini dengan sentuhan dan edukasi kita secara langsung. Itu yang menjadi tanggung jawab kita semuanya (pemerintah, guru dan orang tua),” katanya.
Ia mencontohkan saat mengajari anak sendiri di rumah dengan segala keruwetannya. “Coba kita berkaca pada diri kita sendiri. Ruwet, ndak kita merawat anak kita sendiri?,” tanyanya dan dijawab mayoritas para Guru TK menjawab ruwet dengan serentak.
“Sama, orang tua yang lainnya menghadapi seperti ini. Tapi kita sebagai guru harus bisa mencarikan solusi. Banyak anak-anak sudah mulai berubah pola belajarnya. Untuk itu, alangkah baiknya kita menyelipkan dongeng di sela pembelajaran,” ucapnya lagi.
Menurutnya, dongeng dapat menumbuhkan karakter dibandingkan dengan aneka game dan aplikasi yang tersedia pada sebuah handphone, kecenderungan anak-anak lebih bermain gadget ketimbang belajar.
“Bagaimana cara kita membentengi anak didik agar dapat menjadi generasi penerus bangsa. Inilah yang paling penting tantangan kita mendidik anak. Kalau dari guru-guru, insyaAllah sudah luar biasa. Tinggal bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita,” tegasnya.
Diibaratkan anak-anak didik yang masih berusia dini itu sebagai sebuah tanaman. Apabila kita rawat dengan keikhlasan, penuh cinta dan sayang, kelak akan tumbuh dan menghasilkan buah yang luar biasa. “Tanaman ini masih kecil, kena terpaan angin (doyong ke kanan dan ke kiri). Tugas kita adalah bagaimana agar tanaman ini tetap kokoh saat terkena angin, kita membenarkan bukan membiarkan,” selorohnya. (dewi)