WONOASIH - Dalam rangka mendukung persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Wonoasih menggelar Sosialisasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di area Pendopo Kecamatan Wonoasih, Selasa (2/3).
Ketua TP PKK Kecamatan Wonoasih Dewi Ana Deus Nawandi dalam laporannya menyampaikan bahwa sosialisasi ini penting disampaikan, karena banyak sekali warga yang merasa was-was, terhadap pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Kekhawatiran itu, katanya, cukup beralasan, mengingat banyaknya isu-isu hoaks yang berkembang di kalangan masyarakat itu sendiri.
“Ada kekhawatiran tersendiri dalam masyarakat, terkait vaksinasi itu sendiri, efeknya dan lain-lain. Sehingga kader kami kesulitan untuk mendapat data dari masyarakat,” ujar Dewi yang juga seorang Arsiparis itu.
Untuk itu sosialisasi ini bertujuan guna menyampaikan informasi-informasi terkait persiapan pelaksanaan vaksinasi di wilayah selatan, sesuai dengan data dan fakta, agar tidak terjadi salah persepsi di masyarakat.
"Dengan sosialisasi ini, masyarakat diharapkan menjadi lebih siap dan mantap dengan vaksinasi ini, dan tetap tenang menanti waktu vaksinasi,” katanya.
Setali dengan apa yang disampaikan Dewi, Ketua Umum TP PKK Kota Probolinggo Aminah Hadi Zainal Abidin dalam sambutannya menyampaikan Pemkot Probolinggo telah melaksanakan program pelaksanaan vaksinasi Covid-19 melalui beberapa tahapan.
Ia berharap, segenap pengurus dan anggota TP PKK di wilayah kecamatan dengan jargon Sae Onggu itu turut serta mensukseskan giat tersebut. Meski tak dipungkiri, jelasnya, penolakan terhadap vaksinasi corona dari kalangan masyarakat masih ada. Tapi pada dasarnya, lanjutnya, tujuan dari vaksinasi itu, sebagai wadah untuk melindungi diri dan warga dengan membentuk kekebalan tubuh secara komunitas.
“Karena itu, sudah menjadi tugas kita bersama untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu tidak berbahaya. Justru vaksin itu aman dan halal,” tegasnya.
Ia pun, lantas menceritakan pengalaman Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, yang sudah divaksin beberapa waktu lalu. Usai divaksin Habib Hadi tidak menunjukkan gejala dan efek samping apapun. Bahkan Habib Hadi tetap dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai kepala daerah dengan baik.
“Insyaallah dalam minggu ini saya juga akan mendapat giliran untuk vaksin. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Yang terpenting adalah ikhlas dan yakin, insyaallah vaksin ini menjadi ikhtiar kita untuk terlepas dari masa pandemi ini. Sehingga harapannya masyarakat juga bisa mengikuti dan turut mensukseskan giat vaksinasi Covid-19 ini,” serunya.
Sementara itu Kepala Puskesmas Wonoasih Elisa Kristina menegaskan bahwa vaksin bukanlah obat, melainkan salah satu upaya pencegahan Covid-19 dalam menurunkan angka penderita, mencegah keparahan penderita, sekaligus mencegah kematian akibat Covid-19.
“Jadi bukan merupakan obat, sebagaimana informasi yang beredar dimasyarakat. Dimana setelah pemberian vaksin ini tidak menjamin seseorang tidak tertular Covid-19,” terangnya.
Diharapkan dengan semakin banyak masyarakat yang divaksin, nantinya akan mencapai kekebalan kelompok atau disebut herd imunity. Dimana kekebalan kelompok adalah suatu bentuk perlindungan tak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga individu yang tidak kebal ikut terlindungi.
Elisa menjelaskan bahwa vaksin ini aman, tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan, serta dijamin kehalalannya sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 2 tahun 2021. Prosedur pelaksanaan vaksin, dimulai dengan pendaftaran atau pencocokan data/list yang sudah terdaftar sekaligus pengukuran suhu tubuh. Pada tahap awal ini, masyarakat diminta untuk menyiapkan KTP dan KK sebagai kelengkapan administrasi. “Karena data yang nanti akan dimasukkan, itu sesuai dengan NIK (Nomer Induk Kependudukan, red) yang ada di KTP atau KK tersebut,” katanya.
Kemudian tahapan berikutnya, skrining untuk mengetahui adakah kontradiksi yang dimiliki atau gejala-gejala lain seperti riwayat penyakit. Selanjutnya tindakan vaksin di lengan kiri peserta dan observasi atau keluhan yang dirasakan setelah tindakan tadi. “Jadi, setelah menerima vaksin nanti harapannya tidak langsung pulang. Melainkan menunggu dulu sekitar 30 menit untuk dilakukan pemantauan atau observasi,” tegasnya. (Sonea)