PROBOLINGGO – Untuk memastikan situasi Kota Probolinggo tetap aman dan kondusif di malam jelang Idul Fitri 1422 Hijriah, Forkopimda setempat berkeliling melakukan pemantauan. Hasilnya, tidak ditemukan masyarakat takbir keliling namun masih banyak dijumpai tempat usaha yang masih buka di luar jam aturan pemerintah.
Bahkan, kerumunan pun masih didapati di sejumlah ruas jalan di Kota Probolinggo. Dipimpin Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin dan Kapolres Probolinggo Kota AKBP RM Jauhari serta perwakilan Kodim 0820 bersama rombongan berangkat dari rumah dinas wali kota, Rabu (12/5) sekitar pukul 21.00.
“Pengecekan kita pada takbir keliling, karena dibatasi hanya di masjid atau musala. Kemudian tempat makan dan restoran, kerumunan dan tidak menggunakan masker,” buka AKBP RM Jauhari saat memimpin apel.
Rute yang dilalui antara lain Jalan Panglima Sudirman – Jalan Pahlawan – Jalan Cokroaminoto – Gladak Serang – Taman Maramis – Jalan Gubernur Suryo – Jalan Soekarno Hatta – Jalan Suroyo. Di jalan Suroyo inilah petugas membubarkan banyak anak muda yang nongkrong di trotoar. Tepatnya, di utara kantor DPRD Kota Probolinggo.
Semakin ke utara, juga di dapat ada warung kopi yang dipenuhi pembeli. Di area Alun-alun juga masih ramai, Wali Kota Habib Hadi bersama AKBP RM Jauhari langsung masuk ke area Alun-alun dan meminta masyarakat serta pengunjung untuk pulang. Mereka pun semburat.
“Kami sampaikan kepada masyarakat bahwasanya hal ini tidak dibenarkan, apalagi sekarang jam 21.00 lebih. Kebijakan untuk tempat usaha ya (ditutup pukul 21.00). Pemerintah sudah memberikan waktu ke masyarakat untuk lakukan kegiatan tapi tentunya prokes (protokol kesehatan) jangan sampai dihindarkan,” jelas Habib Hadi.
Untuk menjaga zona (peta sebaran Covid 19) tetap terkendali, pemerintah pun mempercayakannya pada masyarakat. “Kalau kembali zona merah, jangan salahkan pemerintah melakukan pembatasan-pembatasan lagi. Kami berharap komitmen masyarakat karena pandemi ini tantangan kita bersama,” tegas wali kota.
Banyak Ditemui Kafe Tak Patuh Aturan Pemerintah
Aturan operasional tempat usaha seperti kafe dan restoran untuk tutup pukul 21.00 banyak dilanggar oleh para pelaku usaha. Seperti yang didapati di Jalan KH Manshur, sebuah kafe bertingkat dua belum tutup dan justru dipadati pengunjung. Saat petugas kepolisian dan Satpol PP masuk ke area kafe yang pagarnya memang ditutup dan dibuka satu sisi saja, pengunjung langsung kabur.
“Ini sudah lewat jam 21.00 jelas akan kami data dan beri teguran tertulis. Kami berharap ada kerjasama baik itu pemerintah dan masyarakat untuk kepentingan bersama,” ujar Kepala Satpol PP Aman Suryaman.
Sebuah kafe di kawasan Jalan Dr Saleh pun tak luput dari pantauan tim gabungan. Kafe menjual berbagai menu kopi itu punya pengunjung yang luar biasa. Penuh. Petugas tiba menunjukkan waktu pukul 22.00.
Dari kafe yang bersebelahan dengan rumah sakit swasta itu, wali kota dan kapolresta mendapati laporan bahwa masih banyak kafe yang buka lebih dari jam 22.00.
“Yang penting jangan diulangi lagi dan tidak mencontoh yang salah. Langsung kasih tahu pengunjung kalau tutupnya pukul 21.00. Jangan ikut melanggar yang salah, jadi contoh yang bagus,” tutur Habib Hadi memberikan pengertian kepada pegawai kafe.
Masih di kawasan Jalan Dr Saleh di sisi selatan, kafe berlahan parkir luas itu masih buka namun tidak begitu banyak pengunjung. Sama seperti di tempat sebelumnya, Wali Kota Habib Hadi dan AKBP RM Jauhari pun memberikan edukasi untuk patuh pada aturan pemerintah.
Penanggung jawab kafe mengatakan, mereka close order pada pukul 21.00 dan tutup pada pukul 22.00. Padahal aturan pemerintah adalah tutup pukul 21.00. Artinya, jika ada pengunjung yang datang lebih dari jam itu maka pengusaha harus memberikan pengertian dan menginfokan ke pengunjung jika mereka akan tutup.
“Kami kasih los (buka usaha dengan ketentuan), tolong kerjasamanya. Dibatasi, protes. Dikasih perpanjangan masih dilanggar. Kami serba salah. Tolonglah harus sama-sama,” tutur wali kota.
“Kami juga minta keadilan, tempat yang lain juga sama (harus tutup di jam yang sama),” sahut pegawai kafe berkacamata dan berambut gondrong.
“Kalau anda ngikuti yang salah, bagaimana kami bisa mengatur untuk kebaikan semuanya? Saya minta kerjasamanya ya,” jawab Habib Hadi dengan tegas.
Sebuah kafe di Jalan Diponegoro pun ikut jadi sasaran, tapi lebih pada penyediaan lahan parkir. Karena setiap hari parkir pengunjung memadati jalan yang berada tepat di tikungan jalan.
Kegiatan patroli bersepeda motor itu pun ditutup dengan terjadinya para pemuda mabuk-mabukan di beberapa lokasi. Mereka diamankan oleh Satpol PP untuk kemudian dilakukan pembinaan sambil menunggu dijemput orangtua masing-masing. (famydecta)