Pemkot Probolinggo Dukung Pengembangan Batik Ecoprint

2021

MAYANGAN - Siapa yang menyangka, aneka dedaunan yang ada di sekitar kita dapat dimanfaatkan dan punya nilai ekonomi menjadi kerajinan batik. Ya, sebut saja daun kayu jaran, daun lanang, daun camalina, daun eucalyptus, daun afrika, daun suren, daun jati, daun jambu biji dan daun pohong. Dedaunan itu merupakan bahan dalam pembuatan batik ecoprint.

“Sekarang ada pelatihan yang digagas DKUPP memberikan edukasi batik ecoprint bagi pelaku UMKM, khususnya pembatik Kota Probolinggo. Dikarenakan banyak potensi bahan baku yang bisa dimanfaatkan, tentunya ini merupakan suatu peluang. Perlu adanya kesadaran dan pemahaman bahwasanya ini bisa kita lakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi,” jelas Habib Hadi Zainal Abidin saat membuka acara Kewirausahaan dan Pelatihan Batik Ecoprint bagi koperasi dan UMKM, Senin (21/6) di Orin Hall.

Pelatihan yang digelar tiga hari ke depan, mulai Senin hingga Rabu (21-23/6) mendatangkan narasumber pemilik Batik d’ Aisha Kota Probolinggo. Yang memberikan pendidikan dan pelatihan untuk membekali koperasi dan UMKM agar dapat mengembangkan usaha yang sedang dijalankan, melestarikan budaya bangsa (batik) juga ikut memajukan perekonomian daerah. Sebagaimana hal itu disampaikan Kepala DKUPP Fitriawati dalam laporannya.

Dihadapan 50 orang peserta, Wali kota Habib Hadi menjelaskan ecoprint bukanlah persaingan dari batik tulis yang sudah ada sebelumnya. Batik tulis ada kelebihan dan keunggulan dan sudah memiliki market (pemasarannya). “Ecoprint adalah perkembangan teknologi jaman yang harus kita ikuti. Jangan sampai kita merasa dengan adanya ecoprint, batik (tulis) yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Probolinggo merasa tersaingi,” terangnya.

Dalam penjelasannya, orang nomor satu di Kota Probolinggo itu melanjutkan, hal ini untuk mengembangkan dan memberikan variasi sehingga semua potensi di wilayah Kota Probolinggo bisa dimanfaatkan dengan baik. “Kalau daerah lain bisa, mengapa kita tidak mau mencoba? Pemerintah Kota Probolinggo telah membuat wadah bagi pelaku-pelaku usaha, yakni Dekranasda,” urainya.

Tak hanya menjelaskan ecoprint, Habib Hadi pun mempersilakan bagi pelaku usaha untuk meletakan contoh karyanya di Gerai Dekranasda. “Jangan ragu, jangan takut. Gerai Dekranasda tempatnya sangat strategis (Jalan A. Yani). Menjadikan wadah bagi pelaku UMKM memasarkan hasil karyanya untuk memberi tahu masyarakat Kota Probolinggo,” imbuhnya. 

Dalam giat itu turut hadir Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setiorini Sayekti. (dewi)

BAGIKAN