KANIGARAN – Dua hari terakhir, ratusan tenaga kesehatan (nakes) di Kota Probolinggo sudah mendapat vaksin sinovac. Ekspresi mereka pun beragam, namun disebutkan tidak ditemui reaksi yang berarti usai vaksin. Seperti diketahui, Kota Probolinggo punya jatah 1.963 dosis, yang tiba baru 1.480 dosis vaksin.
Plt Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr NH Hidayati mengungkapkan, pada Rabu (27/1) sasaran vaksin sebanyak 196 orang. Yang berhasil divaksin hanya 169 orang, 6 orang ditunda dan sisanya dibatalkan karena beberapa alasan seperti memiliki komorbid, punya riwayat penyakit lain dan merupakan penyintas (sudah terpapar Covid 19).
Lokasi vaksinasi Covid 19 di Kota Probolinggo dilaksanakan di 17 fasilitas kesehatan tapi belum semua siap. Yang sudah melaksanakan antara lain enam puskesmas, puskesmas pembantu (pustu) Mayangan, RS Siti Aisiyah, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Kimia Farma, Klinik Polres Probolinggo Kota dan DKT (Dinas Kesehatan Tentara).
dr NH Hidayati atau yang akrab disapa dr Ida menjelaskan, prosedur vaksinasi adalah pendaftaran melalui aplikasi. Kemudian screening lalu penyuntikan dan dilanjut observasi selama 30 menit.
“30 menit digunakan untuk observasi apa ada efek samping atau tidak. Tadi malam (Rabu) ada efek tidak begitu berarti, seperti pegal di tempat suntikan, meriang, pusing. Lebih banyak tidak bergejala,” katanya.
Nah, pada Kamis (28/1) sasaran vaksin adalah 280 orang. Setelah menjalani vaksin, nakes akan mendapatkan kartu dan sertifikat vaksinasi Covid 19. dr Ida pun menegaskan meskipun sudah vaksin tetap melaksanakan protokol kesehatan 4M seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan.
Sementara itu, dr Ike Yuliana yang sudah mendapatkan vaksin menceritakan selama observasi ia dipantau adakah gejala pusing, mual atau anafilaktik (syok). “Pemberian vaksin seperti pemberian vaksin biasanya ga sakit kok. Ada beberapa teman yang cemas, ketakutan tapi setelah suntik ya biasa aja. Ga sakit blas,” tutur dokter yang berdinas di Puskesmas Kanigaran ini.
Ia menambahkan, setelah divaksin protokol kesehatan harus tetap dijalankan karena protokol kesehatan dan vaksin punya peran berbeda. Katanya, kalau prokes mencegah virus masuk minimal mengurangi jumlah virus yang masuk. Sedangkan vaksin memperkuat sistem imun manusia secara spesifik.
“Vaksin adalah salah satu usaha memperkuat sistem imun. Kita semua harus mendukung program vaksin supaya bisa tercapai herd immunity untuk bisa mencapai pencegahan,” imbuh dr Ike. (famydecta)