KANIGARAN - Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, menggelar sosialisasi Kampung Tematik Menuju Pemberdayaan Potensi Lokal pada Jumat (18/6) sore, di Aula Kelurahan, yang diikuti kader PKK, RT/RW dan masyarakat.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin dalam arahannya menyampaikan, keberadaan kampung tematik, merupakan bagian dari komitmen dan ikhtiar bersama dalam mengembangkan kreativitas dan partisipasi masyarakat, untuk meningkatkan kualitas lingkungan pemukimannya secara swadaya.
Disamping itu, lanjutnya, juga untuk meningkatkan potensi dan kearifan lokal lingkungan setempat. Sehingga tidak hanya kualitas lingkungannya yang meningkat, namun bisa berpotensi menjadi tujuan lokasi wisata.
“Saya sangat mengapresiasi sekali Pokmas Arjuna Kelurahan Kebonsari Kulon atas upaya atau langkah yang diambil, dengan mengajak masyarakat berpartisipasi secara aktif guna mewujudkan apa yang dicita-citakan,” ucapnya.
Paradigma yag melandasi kampung tematik itu sendiri, katanya, adalah komitmen Pemkot Probolinggo untuk memberikan ruang keterlibatan yang semakin terbuka bagi masyarakat, untuk bersama-sama merealisasikan cita-cita pembangunan. Sejak fase perencanaan yang berbasis masyarakat, dan untuk mewujudkan ruang kampung berciri khas yang berkelanjutan oleh masyarakat, yang lahir dari gagasan kreatif komunitas.
Ia mengungkapkan, keberadaan Kampung Tematik di tiap-tiap kelurahan, dimaksudkan sebagai perwujudan kreatifitas atas perancangan kawasan yang memiliki kekhasan lokal, melalui mekanisme perencanaan partisipatif.
Selain itu, upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan rumah tinggal masyarakat melalui pemberdayaan swadaya masyarakat dan sekaligus meningkatkan perekonomian lokal dengan menggali potensi ekonomi kemasyarakatan.
“Maka, karena tujuan inilah, saya berpesan kepada perangkat daerah terkait, agar terus melakukan pembinaan dan pendampingan pada kampung-kampung tematik yang telah terbentuk, maupun yang masih dalam tahap merintis,” serunya.
Dalam kesempatan itu juga wali kota menyebut, Kelurahan Kebonsari Kulon belum memiliki kampung tematik. Padahal, katanya, kalau melihat sejarah, di Kebonsari Kulon itu sudah ada Kampung Angguran yang dikenal dengan budidaya anggurnya.
“Nah, output dari giat sore ini saya berharap bisa memicu inovaisi dan kreatifitas masyarakat dalam pemanfaatan potensi dan kondisi kampung yang ada sekarang. Terlebih, yang termasuk kategori kampung kumuh. Sehingga nantinya dapat menjadi kampung yang lebih baik, dengan keunggulan khusus bukan sekedar pemberian label kampung tematik saja,” harapnya.
Orang nomor satu di Kota Seribu Taman itu juga mengungkapkan, permasalahan klasik yang biasanya sering terjadi, terkait pertimbangan untung dan rugi yang menjadi penghambat untuk melibatkan masyarakat. “Namun demikian, kita harus tetap optimis. Dorong dan gerakkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di lingkungan masing-masing. Ayo, jaga dan rawat infrastruktur yang telah dibangun, sehingga bisa bermanfaat dan dikembangkan lebih maskimal,” tandasnya. (Sonea)
BAGIKAN
Terkait