PROBOLINGGO – Mendengar kejadian meletusnya Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) sore, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin langsung memerintah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk turun ke wilayah Lumajang dan membantu penanganan evakuasi di wilayah terdampak erupsi.
“Sebagai bentuk kepedulian, rasa kemanusiaan, tanggap darurat serta membantu Pemkab Lumajang, saya meminta Kalaksa BPBD untuk bersiap menuju ke lokasi di Lumajang. Beberapa peralatan dan tim berangkat malam ini (4/12), selanjutnya kami juga menunggu koordinasi dari BPBD provinsi,” ujar Wali Kota Habib Hadi.
Tentunya, lanjut Habib Hadi, ia berharap masyarakat di sejumlah kecamatan di Lumajang dan Malang dapat bersabar menghadapi bencana alam ini. “Mudah-mudahan evakuasi berjalan lancar, bagi masyarakat untuk bersabar menerima ujian dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Insyaallah, kami siap membantu dan mensupport Pemkab Lumajang dan sekitarnya,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan kebencanaan geologi terkait Gunung Semeru erupsi, dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Sabtu (4/12), sebelum terjadinya erupsi tersebut, sudah dinyatakan bahwa Gunung Semeru memang termasuk gunung api dengan level waspada hari ini.
Dari hasil analisis visual sebelumnya, asap kawah tidak teramati saat Gunung Semeru meletus. Serta, terjadi guguran lava dengan jarak luncur 500-800 meter, dengan pusat guguran 500 meter di bawah kawah. Sedangkan, dari analisis kegempaannya diketahui bahwa telah terjadi gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran dan hembusan asap kawah sebanyak 54 kali gempa letusan atau erupsi, 4 kali gempa guguran, dan 18 kali gempa hembusan.
Erupsi Gunung Semeru membuat masyarakat di sekitar kawasan tersebut khawatir, panik dan berlari menjauhi asap pekat yang disertai abu-abu dan kerikil besar semburan dari gunung, menuju ke tempat aman untuk mengungsi.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Sugito Prasetyo membenarkan, pihaknya telah mendapat perintah dari Wali Kota Habib Hadi dan hasil koordinasi dengan tim assessment BPBD Lumajang dan BPBD Provinsi Jatim, BPBD memberangkat satu tim yang terdiri dari kalaksa, dua personil TRC BPBD dan 2 personil relawan resque.
“Kami berangkat ke Lumajang menuju titik posko BPBD di Candipuro. Untuk perlengkapan dan logistik kami bawa dengan mobil resque BPBD,” ujar alumni STPDN tersebut. Perlengkapan dan logistik yang dimaksud antara lain 5 buah terpal, 10 buah tikar, 28 buah selimut, 3 dus lauk pauk, 2 dos makanan siap saji, 2000 buah masker dan 20 buah matras.
Sugito menjelaskan, tim ini nantinya akan membantu tim assessment BPBD lumajang dan BPBD Provinsi Jatim guna mempercepat langkah pertolongan dan evakuasi serta menentukan peralatan dan logistik yang akan dibawa tim berikutnya.
“Besok (5/12) atau lusa (6/12) tim kedua akan berangkat sesuai kondisi yang dibutuhkan disana (Lumajang). Intinya, kami siap apabila dibutuhkan,” tegas mantan Kabag Umum Setda Kota Probolinggo itu. (famydecta)