WONOASIH – Sehari usai meninggalnya Idris Sugianto, 58 tahun, penarik gerobak sampah yang jenazahnya ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Rabu (23/6) pagi, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin takziah ke rumah duka di Jalan Mastrip Gang Masjid, Kelurahan Wonoasih, Kecamatan Wonoasih.
Ditemui oleh salah satu anak almarhum, Handika, Habib Hadi menanyakan kondisi keluarga dan penyebab sang ayah meninggal dunia. Sugianto-panggilan almarhum punya tiga orang anak, satu orang bekerja di Merauke, Handika yang masih sekolah di SMK Negeri 1 dan adiknya, duduk di kelas 5 SD sedang berada di Lumajang. Sedangkan istri Sugianto sudah meninggal 1,5 tahun lalu.
Kepada wali kota, Handika mengatakan bapaknya punya benjolan di dada. “Sakit tumor,” jawab Handika. “Punya BPJS dari pemerintah kan? Kenapa tidak periksa?,” tanya wali kota lagi. Kata Handika, sebenarnya sudah mau dioperasi tapi Sugianto menolak.
Menurut cerita Ketua RT 1, Abdul Rohman, Selasa (22/3) tetangga masih melihat Sugianto berangkat bekerja. Sempat dilarang karena sempat sakit beberapa hari terakhir, Sugianto tetap saja berangkat menjalankan tugasnya berkeliling ke perumahan mengangkut sampah. “Jasa almarhum yang begitu peduli pada lingkungan, sangat luar biasa,” tutur Habib Hadi.
“Pagi itu masih beli tahu ke istri saya. Tiba-tiba ada temannya datang dan bilang Pak Sugianto pingsan di TPS. Kami ke lokasi dan sampai disana sudah tidak ada (meninggal),” imbuh Abdul Rohman.
Menurut Ketua RT, selain sudah punya BPJS, Sugianto mendapat PKH (Program Keluarga Harapan). Tetapi, sejak istrinya meninggal, bantuan beras yang biasanya diterima 15 kg per bulan sudah tidak ada lagi.
“Segera dikomunikasikan dengan Dinas Sosial, apa kendalanya, segera beritahu saya,” perintah Wali Kota Habib Hadi kepada Lurah Wonoasih dan Camat Wonoasih Deus Nawandi, yang ikut mendampinginya bersama Kepala DLH Rachmadeta Antariksa.
Selama ini Sugianto tinggal di rumah yang berdiri di atas tanah milik tetangganya, Mustain. “Karena tidak berdiri di tanahnya sendiri, maka pemerintah tidak bisa membantu lewat RTLH. Sulitnya memang begitu ada persyaratan yang harus dipenuhi. Alhamdulillah disini kompak dan rukun ya,” ujar Habib Hadi.
Untuk sekolah Handika, Mustain menyampaikan, akan digratiskan. “Ada perwakilan sekolah yang datang, bilang kalau tidak perlu bayar sampai lulus,” terang pemilik tanah tempat yang ditinggali Handika dan bapaknya.
Pada kesempatan itu, mumpung bertemu dengan masyarakat setempat, Wali Kota Habib Hadi meminta mereka menyampaikan apa yang menjadi keluhan. Ia juga menegaskan kepada warganya, agar memanfaatkan fasilitas BPJS jika ada keluhan kesehatan, menghubungi 112 jika ada kegawatdaruratan di lingkungan masing-masing. (famydecta)