KEDOPOK - Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin meninjau tempat isolasi terpusat (isoter) di SMP Negeri 6 Kelurahan Kareng Lor Kecamatan Kedopok yang diperuntukkan bagi pasien covid-19 dengan gejala ringan, Selasa (24/8) siang.
Habib Hadi yang didampingi Plt Dinkes P2KB Setiorini Sayekti dan Camat Kedopok Imam Cahyadi menuturkan isolasi terpusat sebagai upaya untuk memantau dan menangani kondisi pasien sehingga cepat tertangani. “Isolasi terpusat disiapkan sebagai pelayanan kesehatan bagi pasien covid-19 yang bergejala ringan sehingga memudahkan untuk memantau dan menangani apabila ada gejala-gejala yang mendadak dapat cepat tertangani,” tuturnya.
Isoter di sekolah tersebut berkapasitas 103 pasien yang terbagi dalam 12 ruangan perawatan dengan masing-masing 7 bed (tempat tidur) di setiap ruangan. Pasien covid -19 yang datang akan di-screening pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan selanjutnya dapat menempati ruangan perawatan yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Orang nomor satu di kota mangga ini menambahkan, selain mempersiapkan fasilitas kesehatan juga mempersiapkan tenaga kesehatan di lokasi isoter melalui rekrutmen relawan tenaga kesehatan yang telah dipublikasikan. “Mudah-mudahan yang memiliki keahlian di bidang kesehatan berkenan untuk mendaftar karena ini adalah misi kemanusiaan. Sehingga kita butuh bersama-sama untuk mewujudkan tempat isolasi yang sesuai dengan harapan kita semua,” ujar wali kota yang berharap jumlah rekrutmen relawan segera terpenuhi.
Sebelum mengakhiri kunjungannya Habib Hadi menjelaskan, sebelum terjadi lonjakan besar, Kota Probolinggo hanya memiliki 2 kasus terkonfirmasi positif covid-19, namun saat ini sudah kembali mengalami penurunan.
“Setelah lonjakan besar kasus aktif Covid-19 masyarakat mulai antusias untuk vaksinasi. Saat ini sudah hampir 50 persen vaksinasi untuk pelajar dan 49 persen vaksinasi untuk masyarakat umum. Saya berharap semua segera vaksinasi karena solusi untuk menjaga imun dan meningkatkan kekebalan tubuh kita, satu-satunya cara hanya dengan vaksinasi dan protokol kesehatan. Mudah-mudahan dengan ikhtiar ini kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan di dalam menghadapi pandemi Covid-19,” tutupnya.
Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes P2KB, Madiha menambahkan, SMP Negeri 6 telah memenuhi sekitar 80 persen standarisasi untuk rumah karantina atau isoter. Di antaranya punya 12 ruangan, lokasi isoter jauh dari rumah sakit rujukan (RSUD dr. Moh. Saleh) maka prioritas pasien yang ditempatkan disini adalah pasien yang non gejala
“Namun tetap akan melihat kondisinya. Jika di karantina rusunawa penuh maka pasien yang bergejala juga akan ditempatkan disini. Bahkan kita juga menyediakan peralatan-peralatan semi medis disini,” sambung Madiha.
Plt Dinkes P2KB Setiorini Sayekti menjelaskan kebutuhan tenaga kesehatan di isoter dengan sistem shift (3 shift) membutuhkan 6 dokter, 12 perawat dan 12 tenaga administrasi.
“Target kita akan running di awal September, insyaallah untuk pemenuhan alat-alat sudah terpenuhi 80 persen di minggu ini. Dan di tanggal 28 agustus nanti kita sudah mendapat data tenaga kesehatan yang direkrut sehingga akan dilakukan on the job training terlebih dahulu. Mudah-mudah di minggu pertama bulan September isolasi terpusat ini sudah bisa digunakan,” imbuh Madiha. (miranti)