MAYANGAN - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-94 tahun 2022 serta memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi ibu hamil, Dinas Kesehatan P2KB Kota Probolinggo menggelar talkshow gerakan bumil sehat yang di aula kantor Dinkes P2KB, Kamis (22/12).
Acara talkshow yang dikemas dengan santai dan menarik itu, diikuti 48 ibu hamil dan kader posyandu serta para dokter di 7 puskesmas di wilayah Kota Probolinggo. Acara diawali dengan pembacaan deklarasi sehat ibu hamil dan penandatanganan deklarasi sehat ibu hamil oleh para dokter di 7 puskesmas, simbolis penyerahan paket bagi ibu hamil dan penyerahan bantuan berupa sarana prasarana bagi kader posyandu.
“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bertemu dengan ibu-ibu hebat yang sedang mengandung anak-anak hebat calon penerus bangsa. Semoga kandungannya sehat, dijaga dengan makanan-makanan yang sehat. Sehingga dapat melahirkan dengan mudah dan insyaallah anak-anak yang dilahirkan menjadi anak yang cerdas, sehat, dan bebas stunting,” kata Ketua TP PKK Aminah Hadi Zainal Abidin yang didapuk sebagai narasumber.
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan karena masih banyak yang tidak perhatian terhadap kondisi kesehatan diri ataupun pada janin kandungannya. Inilah yang menyebabkan tingginya kasus stunting dan kematian ibu hamil saat melahirkan. “Harus rajin memeriksakan kandungannya, bisa ke dokter atau puskesmas. Agar tahu kondisi kesehatan ibu dan bayinya yang dikandungan. Vitamin dan tablet tambah darah yang didapat harus diminum, agar ibu hamil tetap sehat hingga melahirkan nanti,” pesan Aminah.
Aminah juga menyarankan agar para ibu hamil bisa mengikuti kelas senam hamil di puskesmas. Di kelas senam hamil akan diberikan materi tentang tata cara bernapas yang baik dan benar pada masa kehamilan maupun pada saat melahirkan. “Senam ini sangat penting untuk bumil dalam mengatur pernapasan yang baik dan benar, juga membantu saat proses persalinan. Bahkan bisa mengurangi keluhan saat kehamilan dan dapat menjalin komunikasi dengan janin,” bebernya.
Salah satu ibu hamil, Annisa warga Kelurahan Curah Grinting menanyakan apakah ibu hamil tidak diperbolehkan perutnya untuk dipijat (junjung). “Terus bagaimana solusinya kalau ibu hamil sering kebelet pipis,” tanyanya.
Aminah menanggapi, dengan mengikuti kelas senam hamil nantinya akan dilatih agar tidak sering kebelet pipis, mengurangi stres atau ketegangan dan menjaga berat badan saat hamil. “Nanti di kelas senam hamil akan diajari supaya tidak sering pipis, kalau perlu kakinya bisa digantung diarahkan ke atas untuk mengurangi itu,” terangnya.
Sementara itu, ditemui usai acara Plt. Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr. NH. Hidayati menyampaikan kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ibu sekaligus mendukung gerakan percepatan penurunan angka stunting. “Jadi ini adalah gerakan ibu hamil sehat, dengan serangkaian kegiatan yaitu pemeriksaan kesehatan, pemberian edukasi tidak hanya dengan sosialisasi tetapi juga melalui kelas ibu hamil. Di kelas ini selain memberikan edukasi dan sosialisasi tentang bagaimana hamil sehat, juga ada senam hamil. Kalau ibu hamilnya sehat maka bisa menekan angka prevalensi stunting,” bebernya.
dr. Ida juga mengimbau agar sejak awal kehamilan, para ibu hamil tidak perlu takut untuk memeriksakan kondisi diri dan kandungannya. “Karena kehamilan itu mulai dari awal hingga menjelang persalinan sangat rentan, sehingga jangan takut untuk periksa, makan makanan yang bergizi dan menjaga selalu daya tahan tubuhnya,” imbaunya.
Senada dengan Plt. Kadinkes P2KB, salah satu pemateri dr. Ajeng Putih Sekarningrum dari Puskesmas Kanigaran, mengungkapkan pentingnya para ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil. Karena di setiap sesi dalam kelas ibu hamil akan diakhiri dengan senam hamil.
“Di setiap Puskesmas pasti ada jadwalnya, sehingga diharapkan para ibu hamil yang diundang oleh puskesmas di wilayah masing-masing, agar datang dan tidak ada biaya apapun (gratis). Bahkan kami juga menyiapkan kudapan sederhana bagi ibu hamil yang mengikuti kelas ini,” ungkapnya.
dr. Ajeng menambahkan, dalam kelas ibu hamil akan dibimbing mulai dari awal kehamilan, tanda-tanda persalinan hingga persalinan, nifas, kontrasepsi (KB) yang dapat digunakan setelah melahirkan, dan bagaimana kondisi bayi yang sehat. Jika di tahun 2020 pemeriksaan di puskesmas minimal dilakukan 4 kali, tetapi sekarang minimal 6 kali. Di tri semester 1 sebanyak 2 kali, tri semester 2 sebanyak 1 kali dan tri semester 3 sebanyak 3 kali. “Pada tri semester 1 sebanyak 1 kali wajib bertemu dokter obsgyn dan USG, dan di tri semester 3 di kunjungan kelima untuk USGnya,” imbuhya.
Ia mengharapkan semua ibu hamil yang ada di Kota Probolinggo tidak ragu dan takut untuk datang ke fasilitas kesehatan setempat. “Nanti disitu kami akan melakukan pemeriksaan secara lengkap dari laboratorium, status gizi, kondisi gigi ibu hamil dan temu wicara dengan dokter obsgyn serta melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil. Datang dan ikuti kelas ibu hamil, karena ini sangat bermanfaat,” ajak dr Ajeng. (mir/fa)