MAYANGAN – Tumpukan sampah di tepi Pantai Mayangan, tepatnya di Jalan Anggrek RT 9 RW 7 Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan jadi perhatian Pemkot Probolinggo. Jumat (24/6) pagi, Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman, Dinas Lingkungan Hidup, kecamatan, kelurahan, bersama jajaran samping serta masyarakat sekitar kerja bakti di sebelah barat pintu masuk pelabuhan baru itu.
Alat berat berupa eksavator berukuran besar dan kecil, dump truk diterjunkan ke lokasi tersebut. Hingga pukul 17.00, 25 truk sampah diangkut ke TPA. Jenis sampah pun bermacam-macam. Nampak ada boneka, bantal, guling dan pakaian dibuang disana. Luasnya sampah mencapai 50 meter menjorok ke laut dari tepi jalan.
Kepala Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman Setiorini Sayekti menegaskan, membuang sampah di laut jelas melanggar undang-undang lingkungan hidup. Namun larangan itu justru dilanggar oleh masyarakat yang masih kurang kesadaran dan kepeduliannya. Sampah makin hari makin menumpuk.
Berdasarkan informasi dari warga sekitar, pembuangan sampah yang dilakukan oleh warga di luar lingkungan tersebut, sudah cukup lama. “Ada pihak yang memanfaatkan. Sengaja dibuang disana, lalu diberi tanah, dipadatkan. Dibentuk semacam daratan baru dari sampah. Awalnya digunakan sebagai kandang kemudian berikutnya jadi permukiman,” terang Rini-sapaan akrabnya.
Rini mengaku, pihaknya banyak melakukan sosialisasi memberikan imbauan pada masyarakat. “Ini saatnya penegakan regulasi kami awali dengan aksi nyata pembersihan sampah. Disana kami dapati bilah-bilah bambu yang memang disiapkan untuk pemadatan oleh warga yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Mantan Asisten Perekonomian dan Pembangunan ini menambahkan, ini ada hubungannya dengan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), secara bertahap pemerintah sudah melakukan kegiatan. Baik itu penataan di permukiman dan skala kawasan.
“Pemerintah tidak mungkin harus menyelesaikan semuanya sendiri. Harapannya, harus ada kolaborasi dari masyarakat, juga ada dari jajaran samping untuk turut memantau bagaimana kepatuhan masyarakat terhadap regulasi mengenai penanganan sampah ini. Jangan sampai ke depan malah jadi lokasi pembuangan sampah,” imbuh Rini.
Ia menyadari butuh kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di laut. Karena laut harus terus dipelihara agar lingkungan menjadi sehat dan bersih. Untuk itu, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat supaya timbul kesadaran bahwa pemerintah tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri. Masyarakat pun harus ikut berpartisipasi.
“Kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut perintah Bapak Wali Kota, bagaimana supaya lingkungan bisa tertata dengan bersih, nyaman dan pengelolaan sampah dapat terkelola dengan baik. Kami Dinas PUPR dan KP yang punya alat siap mendukung dan berkomitmen membangun Kota Probolinggo hebat dan handal dengan lingkungan yang nyaman dan bersih,” ujarnya.
Rencananya dalam beberapa hari pembersihan terus dilakukan oleh pihak terkait. Selanjutnya, pihak Dinas Lingkungan Hidup akan memasang papan imbauan. “Dinas PUPR dan KP mengupayakan pengamanan di lokasi tersebut supaya masyarakat yang tidak bertanggung jawab yang membuang sampah disana akan dikenai sanksi,” jelas Rini lagi.
Dihubungi secara terpisah, Kepala DLH Rachmadeta Antariksa membenarkan pihaknya akan memasang pasang imbauan agar warga tidak membuang sampah di lokasi itu. “Iya akan kami pasang papan imbauan. Untuk target pembersihan sampai besok (25/6), tapi kalau hari ini (24/6) dirasa sudah cukup, ya selesai hari ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Sukabumi Angga Budi Pramudya menambahkan pembuangan sampah bukan dari warga sekitar Kelurahan Sukabumi dan Mayangan. “Semacam pesanan oleh oknum agar sampah dibuang disana. Tapi kami tidak tahu siapa oknumnya,” terang Angga.
Terkait imbauan agar tidak membuang sampah, alumnus STPDN itu menegaskan jika pihaknya kerap menyosialisasikan hal itu melalui RT masing-masing di wilayahnya. “Untuk masyarakat yang merasa (membuang sampah di tepi pantai), segera sadar diri-lah. Kami berupaya meningkatkan kualitas hidup warga dengan tidak ada kawasan kumuh lagi. Tepi pantai ini kan ikon suatu daerah, jadi harapannya tepi pantai di Mayangan ini bisa jadi ikon Kota Probolinggo,” harapnya. (fa)