Cabor Petanque Sumbang 2 Medali Perunggu di Porprov 2022

2022

SITUBONDO – Cabang Olahraga (cabor) Petanque berhasil menyumbang 2 medali perunggu pada kategori single men dan triple men di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-VII Tahun 2022 di Kabupaten Situbondo, Senin (27/6).

Medali perunggu di single men diraih oleh atlet Nur Ali Huzein sedangkan kategori triple men diraih oleh Nur Ali Huzein bersama Muhammad Kosyim dan Achmad Ghazi Al Ghifari Perolehan sementara kini dari cabor ini adalah sebanyak 2 medali perunggu.

Pelatih cabor petanque Jusdi mengemukakan atletnya menyabet medali itu melalui latihan yang ketat dan persiapan yang matang sehingga mereka bisa membawa harum nama kota manga dan anggur itu dan berlaga bersama 32 kontingen dari kota/kabupaten lainnya yang juga turut mengikuti kompetisi ini.

Memboyong 9 atlet terbaiknya, yakni 4 putra dan 5 putri, pria yang sehari-hari bertugas di MAN 1 Probolinggo itu menjelaskan, petanque sendiri merupakan olahraga melempar bola besi dan bola kayu dengan jarak yang ditentukan yang intinya mendekatkan (pointing) dan menembak (shooting), dilakukannya di dalam lingkaran biasa yang disebut sircel.

“Kalau diceritakan, panjang. Tapi intinya, permainan petanque mengharuskan atletnya melempar boule pada titik yang tepat untuk mendekati jack. Lemparan ini pun dimaksudkan untuk mendekati sasaran atau menjauhkan boule lawan yang ada di dekat jack,” jelasnya.

Olahraga yang satu ini butuh konsentrasi tinggi supaya bisa melempar bola besi dengan tepat dan biasa dimainkan di tanah berpasir yang tetap bisa membuat bola besi bergulir.

Ia menambahkan, petanque dimainkan dengan cara melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang diletakkan di depan pemain sebagai sasaran dan kaki harus berada di lingkaran kecil. Olahraga ini bisa dilakukan secara individu maupun beregu.

Dalam Porprov 2022, lanjutnya, atlet cabor petanque akan berlaga hingga Sabtu (2/7) mendatang. Jusdi menyebut, meski saat ini pihaknya baru berhasil mengumpulkan 2 medali perunggu dan masih jauh dari target medali emas yang ditargetkan, namun ia memastikan atletnya tetap bersemangat dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengharumkan nama Kota Probolinggo.

“Untuk level Jawa Timur, kita bisa bersaing di lima besar dan dari 32 kontingen itu, nama Kota Probolinggo ada di dalamnya. Mestinya kemarin kita sudah dapet (medali emas), karena permainan kemarin luar biasa. Tapi takdir berkata lain, kita hanya butuh satu poin tapi memang belum rejeki. Anak-anak nangis semua, tapi paling tidak kami tetap berjuang di tujuh nomer yang masih berjalan,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri sesi wawancara, Yusdi berharap cabor pentaque semakin berkembang dan banyak diminati sehingga bisa mendorong prestasi olahraga di Kota Probolinggo. Karena olahraga asal Perancis itu, merupakan salah satu olahraga yang tidak mengenal usia dan olahraga hiburan yang sangat asyik untuk dilakukan.

“Sebenarnya olahraga Petanque ini sangat potensial dan efisien untuk dikembangkan. Peralatannya relatif murah dan tempatnya juga bisa dimainkan di tanah keras, pasir, rerumputan atau permukaan tanah lain. Sayang kita belum punya,” ucapnya.

Untuk itu ia berharap, Pemerintah Kota Probolinggo dapat memberikan sarana prasarana, fasilitas lapangan berlatih berupa lahan terbuka dan berpaving.

“Tapi saya berharap pemkot nanti bisa menyediakan lapangan indoor. Di Jawa Timur belum ada yang punya. Kami berharap pemkot bisa mewujudkan, sehingga anak-anak semakin semangat berlatih untuk mengharumkan nama Kota Probolinggo,” tutupnya. (es/alf)

BAGIKAN