Dinkes Sosialisasikan Kebijakan Kemenkes, Imbau Tidak Berikan Resep Obat Sirup

2022

KANIGARAN - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Probolinggo bergerak cepat menyikapi peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang terjadi saat ini. Sosialisasi terus dilakukan agar masyarakat tidak mengkonsumsi obat sirup untuk sementara waktu.

Plt. Dinkes P2KB dr. NH. Hidayati menjelaskan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 18 Oktober lalu telah menyurati pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan, ketua PB IDI, ketua IDAI, Ketua PP PPNI, Ketua PP IBI, Ketua PP IAI dan tak terkecuali Kepala Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia.

Surat tersebut tentang kewajiban penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury) pada anak. Penderita gagal ginjal akut atipikal itu diketahui dengan ciri-ciri seperti, frekuensi dan volume BAK berkurang, bisa disertai dengan gejala prodromal yang lain, seperti demam, mual, muntah atau diare.

“Di Kota Probolinggo sampai dengan saat ini belum ditemukan kasusnya,” ujar dr Ida saat talkshow di Radio Suara Kota, Jumat (21/10). Kendati demikian, antisipasi harus dilakukan dengan mengeluarkan surat meminta tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk tidak memberikan pengobatan resep berupa obat sirup / cair.

Hal itu berlaku sampai dengan investigasi dari Kemenkes dan BPOM mendapatkan hasil penyelidikan. Selanjutnya, ia meminta pihak apotek untuk tidak menjual obat-obatan dalam bentuk sirup / cair. Untuk penarikan beberapa merek produk, Dinkes menyatakan bukan menjadi ranahnya. "Kami ini memberikan sosialisasi dan pembinaan," ujar Ida.

Sesuai arahan Kemenkes, Ida meneruskan, semua jenis sirup sebaiknya untuk tidak diresepkan pada saat kita mengobati balita. Namun demikian bukan hanya usia anak dan balita, perlakuan yang sama pun terjadi pada orang dewasa. "Semuanya lebih baik dihentikan pengobatannya sementara waktu," tutur Ida.

Kabid Pelayanan Sumber Daya Kesehatan (PSDK) Madihah menambahkan, dalam kondisi saat ini masyarakat perlu lebih meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan masyarakat diminta untuk tidak panik.

Talkshow siang itu juga diikuti Plt. Wadir Yankes dr. Intan Sudarmaji SP.s dan Sub Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) dr. Lusi Tri Wahyuli. (DY/fa)

BAGIKAN