MAYANGAN - Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi di Jawa Timur mendapat perhatian Pemerintah Kota Probolinggo. Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispertahankan) Aries Santoso. “Untuk Penyakit Mulut dan Kuku, PMK ya istilahnya, sampai sejauh ini memang belum terkonfirmasi adanya sapi yang terserang, Kota Probolinggo masih aman,” jelas Aries saat ditemui Selasa (10/5) sore.
Aries juga telah mengkoordinir bidang peternakan di dinasnya untuk segera mensurvei lokasi dan memberikan informasi kepada kelompok ternak jika terjadi gejala pada hewan ternaknya. "Sudah ada komunikasi antara provinsi dan kementerian yang menangani wabah ini, untuk Dinas di kabupaten/kota agar bersinergi untuk menyampaikan informasi tersebut. Ada arahan-arahan dari presiden dan juga keputusan gubernur Jatim," terangnya.
Seperti diketahui PMK saat ini telah muncul di 4 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, yaitu Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Terbaru, di Kabupaten Probolinggo pun terdapat beberapa ternak yang terinfeksi virus dari PMK ini.
"Karena penyebarannya termasuk cepat dan sudah 4 daerah yang terkonfirmasi, nah ini kan kalau tidak diantisipasi bisa menyebar lebih cepat. Apalagi tetangga sebelah sudah ada yang terinfeksi," jelasnya lagi. Diketahui, gejala yang muncul pada PMK ini ialah mulut luka, hewan ternak mengeluarkan air liur terus menerus, demam, dan kuku nampak luka.
Aries menerangkan, bahwa PMK yang ditemui saat ini masih pada ternak sapi dan ia meminta petugas melakukan pemeriksaan di pasar hewan. “Jadi saya meminta tim yang berada di pasar apabila menemukan sapi yang bergejala untuk segera diisolir, karena akan berdampak pada ternak sapi lainnya," terangnya sembari menambahkan bahwa pasar hewan yang berlokasi di Jrebeng Kidul tersebut juga merupakan pasar hewan yang lengkap dengan pemeriksaan hewan dan telah didukung oleh beberapa dokter hewan, bahkan beberapa peternak dari luar Provinsi Jawa Timur juga menjual sapi mereka di pasar tersebut.
Ternak yang sudah terinfeksi harus diisolasi dan diberikan vitamin ataupun antibiotik. Meskipun virus ini hanya menyerang hewan ternak saja (bukan termasuk zoonosis), manusia yang menangani hewan ternak yang terinfeksi haruslah berhati-hati karena bisa menularkan kepada hewan ternak lainnya, karena cepatnya virus bermutasi.
Kepala Dispertahankan ini juga berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir atas maraknya wabah PMK ini. "Sampai saat ini diketahui, PMK ini bukan zoonosis, tidak menular kepada manusia. Namun disarankan apabila membeli daging sapi harus segera dimasak, karena apabila dicuci dulu, air sisa cucian tadi mengandung virus dan menyebarkan virus itu kembali. Jadi langsung dimasak agar virus tersebut mati," sarannya sekaligus memungkas wawancara sore kemarin. Hingga pagi ini (11/5), belum ada laporan terkait kasus PMK pada ternak sapi di Kota Probolinggo. (sita/fa)