KANIGARAN - Harga sejumlah kelompok makanan terus merangkak naik sejak Maret 2022. Bahkan, kenaikan harga ini memicu inflasi di Kota Probolinggo pada Maret sebesar 0,72 persen. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) setempat diketahui inflasi tahun kalender 1,00 % dan inflasi tahunan sebesar 2,26%.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi pada kelompok volatile food dan administered prices, di tengah inflasi kelompok inti yang relatif stabil. Adapun komoditas tertinggi penyumbang inflasi kali ini diantaranya telur ayam ras, minyak goreng, emas perhiasan, tempe dan cabai rawit.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sekaligus Sekda Kota Probolinggo drg. Ninik Ira Wibawati mengakui, adanya kenaikan harga barang dari kelompok makanan tersebut menjadi pemicu inflasi. Sekda Ninik menambahkan aktivitas masyarakat jelang Ramadan 1443 H pada bulan lalu, juga terpantau ramai menyerbu pusat perbelanjaan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan penyediaan stok makanan selama bulan puasa tercukupi sehingga di bulan Maret ikut menyumbang inflasi. “Saat menjelang bulan puasa kemarin, masyarakat sudah mulai banyak yang berbelanja. Sehingga di bulan Maret turut menyumbang inflasi yang sangat berarti. Namun demikian terjadi peningkatan perekonomian di Kota Probolinggo yang lebih baik. Alhamdulillah,” katanya saat talkshow di Radio Suara Kota, Rabu (20/4).
Kemudian pada bulan Ramadan dan jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H, ia menambahkan, Pemkot Probolinggo telah melakukan upaya-upaya menjaga ketersediaan bahan pokok. “Adanya baazar Ramadan (tanggal 8 sampai 28 Maret) dan pasar murah (tanggal 21 sampai 28 Maret) di sepanjang jalan Suroyo. Operasi pasar minyak goreng, untuk membantu UMKM, pedagang dan masyarakat umum, itu juga merupakan langkah-langkah yang dilakukan Pemkot untuk antisipasi,” katanya.
Selain itu mengoptimalkan penjagaan stabilisasi harga dan melakukan koordinasi dengan anggota TPID yang terdiri dari Perangkat Daerah terkait serta memastikan persediaan bahan penting seperti beras, daging dan telur cukup dan aman tetap terjaga.
Dalam rangka pengendalian stabilitas harga, lanjutnya, pihaknya melakukan monitoring dan memantau stok pangan yang ada di pasaran. Termasuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap makanan dan minuman (mamin), guna menjaga keamanan, kenyamanan bersama dalam toleransi beragama.
“Saya harapkan dalam berbelanja masyarakat hendaknya bijak, dapat memilah dan memilih dengan teliti terutama melihat komposisi, expired date dan kemasannya. Untuk manajemen, PIRT-nya juga diperhatikan. Sebenarnya simple, tapi masih sering disepelekan,” pesannya.
Di momen jelang lebaran, Sekda Ninik juga mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, melakukan vaksinasi sebagai syarat pelaksanaan mudik, dan bahagia berkumpul dengan keluarga.
“Sudah dua tahun kita tertahan pandemi, kini sudah saatnya kita berkumpul secara tatap muka dengan keluarga. Silakan datangi fasilitas kesehatan yang ada atau ke stan Dinas kesehatan (pada pelaksanaan bazar Ramadan) untuk melakukan vaksin booster sebagai syarat bepergian. Silakan dan selamat mudik dengan aman, nyaman dan happy,” tandasnya. (ne/fa)