KANIGARAN – Penurunan angka balita stunting menjadi konsentrasi pemerintah bersama Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo. Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, setiap panen di Pekarangan Pangan Lestari (P2L) itu selalu diberikan kepada balita stunting di wilayah tersebut.
Seperti yang terlihat di Rabu (31/8), di panen kedua dilakukan bersama Ketua Tim Penggerak PKK Aminah Hadi. Secara simbolis nampak lima balita menerima hasil panen berupa sayur-sayuran dan bingkisan biskuit serta susu dari kecamatan.
P2L yang dikelola KWT di halaman posyandu pembantu Kanigaran di Jalan Priksan. P2L dapat meningkatkan ketersediaan, aksesbilitas dan pemanfaatan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga. Sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).
P2L juga mendukung program pemerintah dalam penanganan lokasi prioritas intervensi penurunan stunting. Selain itu, P2L juga dapat menjadi potensi untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.
“Pemanfaatan pekarangan berupa sayuran ini bisa untuk makanan pendamping ASI dan mencegah stunting. Harapannya, P2L dapat menurunkan angka stunting pada balita, meningkatkan gizi seimbang dan konsumsi pangan dapat menjadi life style masyarakat,” terang Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo Aminah Hadi.
Ia pun mengapresiasi KWT Srikandi yang mempunyai tujuan mulai membantu pemerintah. “Jangan pernah berhenti untuk selalu memberi manfaat dan mengedukasi masyarakat. Tantangan ke depan semakin berat, PKK harus lebih solid. Merumuskan kegiatan yang tepat sasaran dan dibutuhkan oleh masyarakat Kota Probolinggo. Mudah-mudahan ini bermanfaat untuk masyarakat,” imbuh Aminah.
Tingginya angka stunting di wilayah tersebut dibenarkan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Kanigaran Lucia Aries. “Oleh sebab itu program kegiatan di kecamatan dan selaku pokja stunting tingkat kota ingin membantu pencegahan dan penanganan stunting yang dikerjakan secara sinergi. Tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri, harus ada kerja sama dengan berbagai pihak contohnya KWT ini,” katanya.
Luci – begitu sapaannya, menyebutkan stunting salah satunya disebabkan pola makan yang jauh dari gizi yang seimbang. Untuk menghindari stunting disarankan tumbuh kembang dari 100 hari kehidupan harus sudah mulai ditata.
“Jadi intervensi hasil panen di KWT ini adalah untuk menunjang gizi di rumah tangga yang memiliki balita yang sudah diawasi. Dalam hal ini masuk ke data stunting. Sebenarnya tidak hanya disini, tapi di P2L wilayah Kecamatan Kanigaran KWT-nya fokus pada anak-anak keluarga stunting, salah satunya KWT Srikandi ini,” imbuh Luci. Pagi itu, Aminah juga memanen sejumlah sayuran seperti brokoli dan tomat. (fa)