KEDOPOK - Lomba Kerapan Sapi memperebutkan piala bergilir Wali Kota Probolinggo tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Paguyuban Prabu Linggih digelar di Lapangan Semipro Kecamatan Kedopok, Sabtu (17/12). Kerapan sapi merupakan hasil budaya dan seni yang eksotik serta warisan leluhur untuk meningkatkan kegembiraan dan hiburan setelah panen padi.
Pembukaan lomba kerapan sapi dihadiri oleh Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin didampingi Plt Kepala Dispopar Fajar Poernomo, Camat Kedopok Imam Cahyadi, Danramil Kecamatan Wonoasih dan Ketua Panitia kegiatan Imam Syafi’i.
“Saya berharap di tahun 2023 di Hari Jadi Kota Probolinggo mendatang, lomba seperti ini tidak hanya diikuti 3 kabupaten saja, tetapi bisa diikuti seluruh kota/kabupaten di Provinsi Jatim. Sehingga bisa mulai dipersiapkan dari sekarang. Ini adalah event yang perlu dilaksanakan setiap tahun,” ujar Camat Kedopok, Imam Cahyadi saat pembukaan.
Lomba kerapan sapi piala bergilir Wali Kota Probolinggo diikuti sebanyak 115 peserta, baik dari Kota/Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang dan Pulau Madura dengan total hadiah sebesar Rp 45 juta. Lomba ini terbagi dalam dua grup yaitu grup A adalah grup yang menang pada babak penyisihan dan grup B adalah grup yang kalah di babak penyisihan.
“Grup A adalah golongan kerapan sapi yang menang di babak penyisihan, sedangkan grup B adalah kerapan sapi yang kalah di babak penyisihan. Ketika pelepasan tadi mereka yang kalah tidak langsung gugur, tetapi masih bisa bertanding kembali di grup B,” ujar Ketua Panitia, Imam Syafi’i.
Imam menambahkan kriteria sapi yang mengikuti perlombaan ini adalah sapi yang terlatih dan memiliki kecepatan dalam berlari serta membawa surat keterangan sehat ternak yang dikeluarkan minimal 3 hari sebelum perlombaan.
“Budaya ini patut kita lestarikan bersama sekaligus menjadi potensi wisata yang handal bagi Kota Probolinggo. Sehingga akan banyak mengundang para wisatawan untuk menyaksikan kebudayaan ini,”terangnya.
Menurutnya, meskipun budaya kerapan sapi ini bukan asli milik Kota Probolinggo, tetapi perlu diwadahi agar tetap lestari. Bahkan peningkatan ekonomi dari berternak sapi untuk kerapan sangat luar biasa. Sehingga diharapkan kegiatan seperti ini akan terus mendapat support dari semua pihak yang terkait.
“Kami menargetkan di tahun 2023 mendatang, kami akan mengusulkan melalui paguyuban-paguyuban untuk disampaikan ke Bakorwil dan Gubernur agar bisa menjadi peserta pada kejuaraan Piala Presiden. Dan di tahun 2024 kita juga mengupayakan agar Kota Probolinggo bisa menjadi tuan rumah kejuaraan Piala Presiden,” harap Imam. (mir/fa)