''Mengungkit Kademangan Bangkit, Terbetik Kampung Tematik'' Masuk Top 3 Kovablik Jatim

2022

KANIGARAN - Dalam rangka kegiatan Hari Jadi ke 77 Provinsi Jawa Timur, Biro Organisasi Setda Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jatim 2022. Pemerintah Kota Probolinggo pun mendapatkan kesempatan masuk dalam Top 3 Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelompok Khusus bersama BPSDM Provinsi Jawa Timur dan Kota Batu. Inovasi tersebut ialah “Mengungkit ‘Kademangan Bangkit’, terbetik Kampung Tematik”.

Dalam penjelasannya, Anis Probowati, Analis Kebijakan Ahli Muda, Bagian Organisasi, Sekretariat Daerah Kota Probolinggo, Pemkot Probolinggo masuk kelompok khusus. “Jadi pada Juli lalu, kita sudah mengirimkan proposalnya untuk diseleksi kembali dan bersyukur masuk dalam Top 3 Inovasi pada Kelompok Khusus di ajang Kovablik ini,” jelasnya.

Selasa (11/10), bertempat di ruang Command Center, Kantor Wali Kota Probolinggo, Biro Organisasi Jawa Timur digelar tahapan lomba yaitu presentasi dan wawancara. Sebagai panelis mewakili Kota Probolinggo, Sekda drg Ninik Ira Wibawati pun memberikan penjelasan mengenai perkembangan Kampung Tematik.

Sekda perempuan pertama Kota Probolinggo ini didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pujo Agung Satrio dan Camat Kademangan Ghofur Effendi. Ninik menjelaskan bahwa kampung tematik yang pada awalnya hanya ada di Kecamatan Kademangan kini meluas di empat kecamatan lainnya dengan total 56 kampung tematik. Namun, karena pandemi covid-19, menyusut hingga tersisa 30 kampung tematik yang aktif.

Setelah pemaparan materi, dua dari enam juri yang merupakan Public Sector Consultant yaitu Didik Purwandanu dan Redhi Setiadi menanyakan pertanyaan seputar “outcome” dari kampung tematik hingga bagaimana kawasan tersebut menemukan keunggulannya. Waktu yang diberikan dalam sesi tanya jawab selama 12 menit.

Ditemui seusai pemaparan materi, Sekda Ninik merasa termotivasi kembali untuk mengaktifkan kampung tematik yang telah lama jeda. “Ini dapat dijadikan sebagai motivasi kita kembali, bahwa sebenarnya kita mempunyai kampung tematik sejak 2018. Jadi pemberdayaan masyarakat dilihat dari keunggulan masing-masing. Dengan adanya kompetisi ini untuk membangkitkan kembali kampung tematik yang pernah ada dan tidak aktif atau mungkin melahirkan kampung tematik yang baru, “ jelasnya.

drg. Ninik juga berharap Kota Probolinggo mendapatkan hasil terbaik dalam kompetisi ini dan inovasi ini juga telah direplikasi oleh kota/kabupaten lainnya di Jawa Timur. “Karena kan sebenarnya sudah banyak kota/Kabupaten lain kesini untuk belajar terkait kampung tematik,” pungkasnya. (sit/fa)

BAGIKAN