KADEMANGAN - Pemerintah Kota Probolinggo kerja bareng Perum Bulog Sub Divre VIII Probolinggo menggelar operasi pasar murah minyak goreng curah bersubsidi, Selasa (31/5), serentak di 3 lokasi. Yakni Pasar Ketapang di Kademangan, Pasar Wonoasih dan di halaman kantor Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) di Jalan Mastrip.
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin melalui Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Keuangan Wawan Soegyantono mengatakan, giat itu dilaksanakan selain untuk menekan tingginya harga minyak goreng curah atau kemasan yang ada di pasaran, sekaligus mengatasi kelangkaan minyak goreng yang selama ini dikeluhkan banyak konsumen.
“Ini adalah bentuk dari kehadiran pemerintah terhadap masyarakat Kota Probolinggo berkaitan dengan beberapa hal yang ditengarai adanya suatu kelangkaan. Sehingga Alhamdulillah Pemkot Probolinggo bekerjasama dengan Perum Bulog bisa menyelenggarakan operasi pasar,” katanya.
Terkait kestabilan harga, menurutnya, menjadi salah satu fokus pemerintah di bidang perekonomian dan perdagangan, dalam upaya melayani masyarakat. Karena dari giat ini, lanjutnya, banyak implikasi yang menjadi sasaran tujuan seperti capaian inflasi.
Staf Ahli berharap, para pengecer yang sudah mendaftar dan mendapatkan jatah pendistribusian minyak goreng, tidak bermain dan melakukan kecurangan yang dapat menimbulkan kerugian pada kepentingan masyarakat di kemudian hari. “Jangan ada penimbunan yang dapat menimbulkan kerugian pada kepentingan masyarakat. Sehingga semuanya dapat ikut merasakan program yang diupayakan oleh pemerintah pusat dan daerah,” harap Wawan.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Sub Divre VIII Probolinggo Ramadan menyampaikan bahwa untuk giat yang dilakukan serentak di tiga lokasi itu, pemerintah menyiapkan total 14ton minyak yang diangkut menggunakan mobil tangki. Rinciannya, minyak goreng murah non kemasan atau minyak curah untuk Pasar Ketapang sebanyak 6 ton, Pasar Wonoasih 5 ton dan di DKUPP sebanyak 3 ton. Giat tersebut hanya berlangsung selama satu hari (31/5).
“Sebanyak total empat belas ribu minyak goreng curah kita distribusikan hari ini. Harapannya dapat mengurangi beban masyarakat. Mari kita bantu dan kita dukung pemulihan ekonomi di kota kita tercinta,” tuturnya.
Sementara itu di lokasi operasi pasar minyak goreng, tampak para pengecer pasar yang datang pun langsung menyerbu dan membuat barisan untuk mendapatkan minyak goreng murah seharga standar Rp.14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Salah satu pengecer asal Wonoasih, Filda (36), mengatakan meskipun minyak goreng perlahan tidak mengalami kelangkaan yang berarti, namun harganya masih terbilang cukup tinggi yaitu Rp 16.500 per liter untuk minyak curah dan Rp 23.000 per liter untuk minyak goreng jenis kemasan.
Ia sendiri menyebut adanya giat ini cukup membantu ketersediaan stok akan minyak goreng curah di toko yang ia kelola. Disamping harga kulak yang lebih murah dibanding distributor, perempuan yang memiliki toko di dalam area pasar ini mengaku cukup menjual kembali minyak goreng curah yang tadi dibelinya dengan menaikkan laba Rp 1.000 per liternya. “Semoga giat seperti ini ada terus sampai harganya kembali normal. Peminatnya juga lebih banyak yang curah daripada (minyak goreng) kemasan, kalau di Pasar Wonoasih,” katanya. (nea/fa)