Pelita Si Abah Kota Probolinggo Ikuti Penilaian I-Sim for Cities

2022

KANIGARAN - Pemerintah Kota Probolinggo melakukan pemaparan melalui zoom meeting dengan tim penilai  Program Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) for cities. Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai Alternatif Bahan Bakar (Pelita Si ABah) Murah dan Ramah Lingkungan itu masuk dalam 15 besar PT. Surveyor Indonesia dan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia).

Mewakili Wali Kota Probolinggo, Sekretaris Daerah drg. Ninik Ira Wibawati memaparkan seputar Pelita Si Abah, Selasa (22/11). Program unggulan yang telah terbentuk tahun 2015 tersebut, dilatarbelakangi kesulitan pabrik tahu Proma di Kelurahan Kedung Asem yang membuang limbah dan mencemari lingkungan sekitarnya.

Dari permasalahan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mencari upaya untuk mencarikan solusi. Karena banyaknya limbah tahu yang terbuang, akhirnya terwujudlah program Pelita Si Abah sebagai hasil dari olahan limbah tahu menjadi sumber energi terbaru yang dapat dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar.

Sekda Ninik menjelaskan, Pelita Si Abah masih berjalan di kawasan tersebut dan telah berhasil direplikasi di dua pabrik tahu lainnya. Kedua pabrik terletak di Jrebeng Kidul, yakni Pabrik Tahu Sumber Baru dan Pabrik Tahu Asri. Dari 3 pabrik tahu tersebut terdapat 150 penerima telah merasakan manfaatnya.

Dalam paparan tersebut, panelis yang berjumlah tujuh orang terdiri dari perwakilan media, akademisi, pemerintahan, praktisi urban, korporasi menyimak dan memberikan empat pertanyaan.

Ditemui secara terpisah, Kepala DLH Kota Probolinggo Rachmadeta Antariksa menjelaskan bahwa program tersebut akan dikembangkan dan direplikasi ke seluruh wilayah Kota Probolinggo. “Tentu akan dikembangkan, namun karena anggaran tahun depan sudah berjalan, kita akan rencanakan di tahun selanjutnya,” jelasnya.

I-sim for cities yang telah di-launching pada Agustus 2022 kemarin merupakan skema pemeringkatan dan penganugerahan sebagai solusi transformatif dalam pengembangan kontinyu, kolaborasi dan kesadaran akan keberlanjutan untuk mencapai akselerasi ketercapaian SDGs Kota dan mendorong pengembangan kapabilitas pemerintahan kota terhadap standar kota berkelanjutan internasional.

I-sim for cities telah dikembangkan bersama partner-partner strategis antara lain APEKSI sebagai implementing partner, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan GRI (Global Reporting Initiative) sebagai methodology partner serta Kementerian Dalam Negeri sebagai dialogue partner.

Kota Probolinggo termasuk salah satu dari 74 Kota yang terdaftar dalam program I-sim for cities. Terdapat aplikasi web dari program tersebut, dimana Bappeda Litbang Kota Probolinggo telah mengisi beberapa indikator dari 17 tujuan di aplikasi tersebut. 17 tujuan tersebut sebagai bahan penilaian bagaimana suatu kota dapat mengembangkan dan memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk kesejahteraan warganya. (sit/fa)

BAGIKAN