Pemkot Wujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

2022

KANIGARAN - Persoalan lingkungan semakin lama dapat dirasakan pengaruhnya terhadap tata kehidupan dan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam membangun kesadaran dengan meningkatkan pengetahuan terhadap lingkungan. Sehingga dapat mengubah pola pikir masyarakat dan mengubah perilaku untuk peduli dan berbudaya lingkungan.

“Kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang ini lebih banyak disebabkan oleh ulah manusianya sendiri. Dimana dengan ketidaktahuannya, tanpa sadar mereka merusak lingkungan dengan semena-mena,” ucap Sekretaris Daerah Kota Probolinggo drg. Ninik Ira Wibawati, saat membuka Sosialisasi Adiwiyata di Kota Probolinggo Tahun 2022, yang diselenggarakan di Puri Manggala Bhakti, Kantor Wali Kota Probolinggo, Kamis (27/10) pagi.

Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang lingkungan. Seluruh warga sekolah, maupun warga sekitarnya dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap peduli serta berbudaya lingkungan.

Dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah, pada tanggal 27 September 2019 lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS).

Gerakan itu dibentuk dengan tujuan mendorong dan membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.

“Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah, guna mewujudkan lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran seluruh warga sekolah. Di kemudian hari seluruh anak didik kita ini turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam konteks dan kaitan pendidikan kesadaran lingkungna sejak dini, lanjutnya, sekolah-sekolah di Kota Seribu Taman ini juga diharapkan dapat menjadi inti sekaligus magnet dalam pengembangan GPBLHS. Dimana dengan lingkungan sekolah yang ideal, maka anak-anak dapat belajar dan berkarya dengan maksimal. “Dengan demikian diharapkan nanti Kota Probolinggo memiliki tunas-tunas bangsa yang berkualitas dan dapat diandalkan dalam pengembangan Kota Probolinggo sebagai kota tujuan investasi,” tegasnya.

Sekda perempuan pertama di Kota Probolinggo ini pun mengajak seluruh perwakilan kepala sekolah yang hadir untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti giat ini. Karena dengan menerapkan program adiwiyata ini, sekolah menjadi tempat yang baik dan ideal. “Sebagai media menimba ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.

Ditemui di sela-sela acara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo Rahmadeta Antariksa mengatakan, Sosialisasi Adiwiyata ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan menanamkan GPBLHS oleh warga sekolah. Dimana kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan untuk memberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah tingkat Kota Probolinggo yang berhasil menanamkan GPBLHS di sekolahnya melalui Anugerah Adiwiyata Kota Probolinggo Tahun 2022.

“Jadi, adiwiyata itu adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kota dan kabupaten secara berjenjang pada sekolah yang berhasil menanamkan GPBLHS. Yaitu aksi kolektif yang dilakukan sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan oleh warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya pelestarian lingkungan hidup,” katanya.

Penilainya sendiri, lanjutnya, dilakukan melalui dua tahapan. Yaitu seleksi administrasi dan verifikasi lapangan. Sementara penetapan sekolah adiwiyatanya, dilakukan dengan ketentuan sekolah sudah mencapai nilai minimal 70 persen dari nilai capaian tertinggi.

“Sosialisasi ini diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas sekolah, mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM dalam pengelolaan program adiwiyata serta meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan adiwiyata yang baik di Kota Probolinggo,” ucap pria yang akrab disapa dengan sebutan Deta itu. (es/pin)

BAGIKAN