Peringati Hari TB Se-Dunia, Komitmen Eliminasi TBC Tahun 2030

2022

KANIGARAN - Program pengendalan penyakit Tuberkulosis (TBC) termasuk prioritas dalam standar pelayanan minimal pemerintah daerah di bidang kesehatan. Untuk itulah Dinas Kesehatan PPKB Kota Probolinggo menggelar sosialisasi dalam peringatan hari TB se dunia di Puri Manggala Bhakti, Jumat (25/3).

Plt Kepala Dinkes PPKB dr NH Hidayati melaporkan jika kegiatan ini berlangsung secara virtual dan tatap muka. Diikuti oleh 50 orang terdiri dari Kepala PD, camat, TP PKK, perwakilan LPM, ormas, dan organisasi profesi. Sedangkan secara virtual diikuti oleh lurah se kota, TP PKK Kelurahan serta masyarakat.

“Tujuan kegiatan ini untuk memperkuat, meningkatkan peran serta semua pihak lintas sektor pemerintah, media, pihak swasta, komunitas dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Termasuk penyebarluasaan informasi tentang pencegahan, penularan, pemeriksaan dan pengobatan TBC yang berkualitas,” urai dr Ida, panggilan akrab Plt Kadinkes PPKB ini.

Sebagai bentuk komitmen eliminasi TBC 2030, dilakukan penandatanganan Mou. Diantaranya, Bappeda Litbang, Dinsos P3A, Diskominfo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Lapas Kelas II B Probolinggo, Ketua DPRD Abdul Mujib, Wali Kota Probolinggo yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan Gogol Sudjarwo dan Plt Kepala Dinkes PPKB.

Mereka juga menyaksikan video pelaksanaan program TBC yang sudah dilakukan oleh Dinkes PPKB selama ini. Mulai dari deteksi dini, screening, investigasi kontak, pemeriksaan cepat dengan tes, pelayanan poli TBC dan jejaring public private. Dengan nama gerakannya “TOSS”, Temukan TBC Obati Sampai Sembuh. 

Acara yang dibuka oleh Asisten Pemerintahan Gogol Sudjarwo menyampaikan jika tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TB se dunia. Dengan tema yang diangkat, “Invest to End TB, Save Lives“. Sedangkan tema yang dipilih Indonesia berkaitan dengan investasi untuk TBC, berupa finansial dari pemerintah, swasta dan lembaga donor guna menurunkan dampak ekonomi TBC yang selama ini menjadi tantangan.

“Indonesia menjadi negara dengan beban TBC tertinggi ketiga setelah India dan Cina. Saat ini termasuk satu dari delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC dunia. Tahun 2021 diperkirakan ada 800 jiwa penderita TBC di Kota Probolinggo. Sedangkan angka kesembuhan mencapai 79,8 %, yang berarti pengobatan belum optimal,” jelasnya.

Guna mendukung tercapainya eliminasi TB di Indonesia, khususnya di Kota Probolinggo yang sudah menandatangani Mou tersebut bisa melaksanakan perannya masing-masing. Situasi pandemi memberikan tantangan baru bagi pemangku kepentingan, untuk memulihkan upaya mengejar eliminasi TBC secara efektif.

“Kita harus optimis, dengan sinergitas yang kuat dari semua pihak di kota ini akan mampu mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat. Dengan begitu bisa meningkatkan derajat kehidupan warga karena kesehatan merupakan investasi kita bersama,” harapnya.

Selanjutnya materi disampaikan oleh narasumber yaitu, Ketua DPRD Abdul Mujib dengan materi peran DPRD dalam menuju eliminasi TBC tahun 2030. Sedangkan materi berikutnya disampaikan oleh dr Anung Sri Handayani, SpP, dengan materi kenali Tuberkulosis sejak dini. (yuli)

BAGIKAN