Suguhi Wisatawan Kapal Pesiar Le Laperouse Sejarah dan Budaya Probolinggo

2022

PROBOLINGGO  -  Kota Probolinggo kembali kedatangan wisatawan asing dari kapal pesiar Le Laperouse milik Ponant yang berasal dari Prancis. Sebanyak 20 orang mengikuti tur keliling kota memulai perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Tembaga menaiki bus menuju Dekranasda, Alun-Alun.

Selanjutnya, mereka dipandu untuk ke lokasi berikutnya yaitu Gereja Merah (Red Church). Nampak dari ekspresi mereka sangat kagum dengan gaya kuno gereja tersebut. Pemandu menjelaskan bahwa gereja yang terletak di Jalan Suroyo ini telah berusia lebih dari 200 tahun, lebih tepatnya dibuat pada tahun 1862. Semua bahan bangunannya masih asli, hanya beberapa yang telah diganti. Mereka terkagum karena gereja merah hanya ada 2 di dunia, di Kota Probolinggo dan di Belanda.

Ke lokasi ketiga mereka menuju Museum Probolinggo. Sebelum masuk ke dalam museum, mereka disajikan camilan lokal khas Indonesia. Seperti aneka polo pendhem (ubi, ketela, talas, kacang, dan kentang), jajanan pasar seperti nagasari, kue lumpur, getas, dan lainnya.

Mereka juga dihibur tarian Praben Lengger. Tarian selamat datang khas Probolinggo tersebut sangat memikat para turis yang berasal dari Eropa. Mereka menari, berfoto bersama, dan melihat sejarah Probolinggo. Setelah itu, wisatawan ke Pasar Baru dan berkunjung ke Kampung Batik Manggur di Kademangan.

Christina, salah satu wisatawan mengatakan, bahwa ia sangat menikmati Kota Probolinggo. “Baru satu jam saya disini, tapi saya sudah merasa betah. Orang-orang menyapa kami dan mereka tersenyum, jadi aku merasa diterima disini,” katanya turis yang berasal dari pesepakbola Cristiano Ronaldo berasal, yaitu Portugal.

Fajar Poernomo, Plt Kepala Dispopar menjelaskan bahwa untuk kunjungan kapal pesiar dari luar negeri di tahun 2022 terdapat 2 kunjungan. “Ini merupakan tindak lanjut membangkitkan kembali destinasi wisata mancanegara melalui kapal pesiar. Jadi, dari kunjungan tahun ini, kami akan evaluasi lagi untuk mempersiapkan kedatangan mereka di tahun depan. Insyaallah, tahun depan kami akan menerima kunjungan wisata seperti ini lebih banyak dan lebih besar lagi,” jelasnya.

Masih menurut Fajar, wisatawan asing yang kebanyakan berusia lansia memang tertarik kepada wisata sejarah religi dan pasar tradisional. Jadi, rutenya akan difokuskan untuk hal tersebut. “Terakhir (dalam jadwal kunjungan) kami mengajak para wisatawan ini ke UMKM Batik di Kampung Batik Manggur di Kademangan, agar mereka memperoleh pengalaman wisata terkait dengan pembuatan batik. Dan info dari teman-teman UMKM kemarin, omzet mereka naik setelah ada kunjungan kapal pesiar ini,” pungkas Fajar. (sit/fa)

BAGIKAN