WONOASIH – TP PKK Kota Probolinggo bekerjasama dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian menggelar Pelatihan dan Pemberdayaan Usaha Mikro “Shodaqoh Ilmu” berupa Pelatihan Dekorasi Bunga Berbasis Kayu selama dua hari (10-11/11) di rumah Moh Thoifur yang beralamat di Perumahan Sumber Taman Indah (STI), Kelurahan Sumber Taman Kecamatan Wonoasih.
Pelatihan diikuti sebanyak 30 orang berasal dari pelaku usaha pemula, alumni SMK dan siswa sekolah yang akan lulus dari SMKN 1 dan SMKN 2. Pelatihan ini merupakan inisiasi Ketua Tim Penggerak PKK Aminah Hadi Zainal Abidin bersama dengan tim Pokja III PKK yang bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP).
“Program shodaqoh ilmu ini merupakan inisiasi dari ibu Wali Kota Probolinggo, yakni kegiatan DKUPP bekerja sama dengan TP PKK Kota Probolinggo untuk memunculkan wirausaha baru di Kota Probolinggo,” tutur Kepala DKUPP Fitriawati dalam laporannya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Fitria, pelatihan ini menggunakan metode sistem factory. Yakni, pelatihan yang dilaksanakan langsung di rumah produksi pemilik UMKM. “Jadi peserta ini nantinya diajari pembuatan aneka kerajinan bunga dan ini tidak akan lepas sampai disini. Narasumber akan mendampingi terus termasuk nanti dalam hal membantu pemasarannya. Dan narasumber tidak meminta biaya, jadi kami sebut dengan shodaqoh ilmu. Tak hanya itu, produk pelatihan peserta nantinya akan dipasarkan di toko pemilik usaha,” terangnya.
Aminah Hadi mengucapkan rasa syukurnya kepada Thoifur yang telah menshodaqohkan ilmunya. Ia pun lantas mengiringi doa untuk Thoifur. “Semoga kreativitas ini, shodaqoh ilmu ini bermanfaat untuk semuanya ya. Sehat-sehat juga untuk Bapak Thoifur yang luar biasa memberikan ilmunya kepada anak-anak di Kota Probolinggo. Insya Allah berkah buat bapak, walaupun produk sama rezeki tidak akan tertukar. Semoga bapak dan keluarga mendapatkan keberkahan dari Allah SWT,” doanya.
Selanjutnya, Aminah didampingi Fitriawati dan istri Thoifur berhasil merangkai bunga anggrek hias hanya dalam waktu dua menit saja. Kemudian ia pun memberikan bantuan secara simbolis berupa peralatan usaha sebagai modal awal usaha bagi peserta pelatihan.
Dilanjutkan dengan meninjau, ia membaur di tengah-tengah peserta pelatihan untuk ikut melihat dan mengamati kreasi tangan-tangan terampil mereka. “Jadi gimana? Bisa mengkreasikan ide ya? Kalau lihat di toko-toko, gimana ya bisa jadi seperti ini? Ternyata gampang, kan?,” tanyanya pada peserta kemudian mendapatkan anggukan kepala pertanda setuju dengan pertanyaan Aminah itu.
Sementara itu, ditemui saat acara berlangsung, Thoifur mengungkapkan para peserta sangat antusias sekali mengikuti pelatihan ini. “Ini anak-anak sangat antusias sekali termasuk warga juga. Mereka punya keinginan untuk belajar dan hasilnya lumayan bagus-bagus. Karena kalau di sekolah anak-anak mendapatkan (pelajaran) hanya materi sedangkan disini langsung praktek,” ungkapnya.
Menurutnya, bahan kerajinannya itu ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. "Saya pakai bahan pelitur, yang lebih alami, seperti mowilex memakai air. Jadi aromanya aman saat kita hirup dan tidak menggangu kesehatan. Sedangkan di dalam pot besar itu (sambil menunjuk), itu pakai serbuk gergaji yang terbuang, biasanya oleh masyarakat dibakar, itu berbahaya karena polusi. Itu (serbuk gergaji) saya ambil, saya olah, saya masukkan ke dalam. Jadi tidak ada sampah yang terbengkalai dan tidak terbuang. Jadi bisa untuk buat kerajinan. Sampai bahan-bahan kecil pun dari sampah bisa dijadikan kerajinan," jelasnya.
Hasil kerajinannya pun dijual secara offline dan online. Baik di dalam kota seperti di Pasar Minggu Alun-alun juga di depan pabrik keramik Saki Sumber Taman. Selain itu, permintaan dari luar daerah pun berdatangan dari Surabaya, Gresik hingga Kalimantan pemasaran melalui sosial media Facebook.
"Jadi kadang-kadang orang dekorasi, orang yang punya catering butuh hiasan ke tempat saya untuk mempercantik ruangan. Kadang-kadang juga kantor-kantor, rumah sakit banyak ke saya," paparnya.
Omset yang ia raih pun tak sedikit. Di musim hajatan Thoifur mampu meraih jutaan rupiah. Untuk itu ia berharap melalui giat Shodaqoh Ilmu ini, apa yang ia tularkan dapat bermanfaat bagi sesama.
"Karena saya sudah merasa sukses bisa menghasilkan ini, ingin mengamalkan ilmu karena usia sudah 40 tahun lebih mengamalkan ke pelajar dan masyarakat umum sekiranya bisa dikembangkan di tempat lain," harapnya yang telah berkecimpung usaha ini selama 15 tahun dan 2 tahun ini merambah pada kerajinan dekorasi. (DY/pin)