MAYANGAN – World Clean Up Day di Kota Probolinggo berlangsung di Stadion Bayuangga, Rabu (14/9) pagi. Kegiatan ini sekaligus menjalankan imbauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, bahwasanya mulai tanggal 10-25 September dianjurkan untuk melakukan world clean up day.
Hal itu diutarakan leading sector Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabid P2KLH Neli. “Sangat berterima kasih kepada semua masyarakat terutama kepada seluruh PD melakukan kegiatan kerja bakti di Stadion Bayuangga Kota Probolinggo. Kumpulan banyak sampah mulai dari organik hingga anorganik itu rencananya nanti dipilah dan diolah dengan menggunakan sistem sanitary landfill,” terang Neli.
Tak hanya itu, Neli juga menambahkan giat ini juga diselenggarakan dalam rangka menumbuhkembangkan kecintaan kita sebagai masyarakat Kota Probolinggo yang akan maju dalam Kompetisi One Planet City Challenge, “We Love Probolinggo” pada 19 September sampai dengan 31 Oktober mendatang.
Bersih-bersih stadion ini juga melibatkan mitra DLH, seperti Papesa (Paguyuban Peduli Sampah), Formalis (Forum Pecinta Sungai), Laskar Hijau, PSSI, KPL Bayuangga, dan masih banyak lainnya. “Jadi saya kira keterlibatan seluruh masyarakat Kota Probolinggo setelah ada kegiatan (event HadiPro) ini kita bersihkan bareng-bareng,” ujar Kepala DLH Rachmadeta Antariksa.
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin memantau langsung berlangsungnya kegiatan bersih-bersih itu. “Perlu adanya kesadaran bersama masalah sampah, pemerintah tetap terus melakukan yang terbaik. Meskipun ada tantangan atau kendala itu, event harus tetap berjalan. Kegiatan-kegiatan yang bisa memunculkan potensi perputaran ekonomi harus kita lakukan. Persoalan dampak dari sampah kita bersihkan. Mudah-mudahan ke depan kita memiliki komitmen dan tanggung jawab bersama, tidak ada lagi sampah-sampah yang dibuang. Dimana pun ada event pasti ada sampah yang ditinggal,” pesannya.
Ya, sejak 2-11 September lalu stadion menjadi venue Festival Pendalungan HadiPro 2022. World Clean Up Day pagi itu juga diikuti pedagang dan pelaku UMKM yang berjualan saat festival berlangsung.
Fenty Dyah Sari, salah satu pengisi stand makanan dan minuman di event tersebut mengungkapkan, dengan difasilitasinya secara gratis untuk jualan di festival pendalungan memacu semangat dirinya dan teman-temannya, karena mereka cinta Kota Probolinggo. Ia menyadari dua tahun terakhir adanya pandemi COVID 19 membuat ia dan rekan-rekannya terpuruk. “Alhamdulillah kegiatan yang berlangsung selama 10 hari kemarin berjalan dengan lancar dan sukses, terutama bagi kami yang tergabung dalam UMKM. Selama dua tahun terakhir dilanda pandemi COVID 19 perekonomian sangat melemah. Dengan adanya HadiPro sangat meningkatkan perekonomian. Antusiasme pembelian kemarin juga luar biasa. Kalau nuruti pekerjaan di rumah ya benar-benar tidak ada habisnya dan ini spontanitas kami bersih-bersih disini,” urainya. (DY/fa)