31 Kontingen Ikuti Kejurprov Cabor Pentaque

2023

MAYANGAN - Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jawa Timur ke-V Cabang Olahraga Petanque digelar mulai tanggal 10-14 Mei mendatang di Pelabuhan Pantai Perikanan (PPP) Mayangan. Event yang diikuti 31 kontingen kota/kabupaten se-Jawa Timur itu mendapat perhatian besar dari Ketua Harian Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Jawa Timur Nurkholis. Pasalnya, olahraga yang cara mainnya dilihat cukup sederhana ini, nyatanya memerlukan kecakapan.

“Olahraga yang sangat menarik karena olaharaga ini bisa dimainkan oleh semua kalangan baik dari anak-anak sampai orang tua. Dari sisi perlengkapan olahraga ini tidak terlalu mahal, teknis permainan dan aturan mainnya cukup simpel sehingga olahraga ini sangat mudah diaplikasikan. Namun, olahraga ini memiliki edukasi yang sangat tinggi bagaimana dia membentuk karakter kedisiplinan, kesabaran, bekerjasama, sportivitas. Sehingga bisa masuk di lingkungan sekolah-sekolah,” terang Nurkholis menjelaskan, di sela-sela pertandingan hari kedua berlangsung.

Olahraga Petanque ini mempunyai 2 teknik dasar, yaitu teknik pointing (menempatkan bosi) dan teknik shooting (menjauhkan bosi lawan). “Perlu satu perhitungan, pertimbangan dan kecakapan yang sangat tinggi. Karena ini olahraga ketepatan, sedikit saja beleset maka bisa gagal,” jelasnya.

Di Jawa Timur, cabor Pentaque mulai dikenalkan pada tahun 2013. “Olahraga ini saya kenalkan pada masyarakat di Jawa Timur kemudian saya membentuk organisasinya (FOPI), ya kurang lebih sekitar 10 tahun. Awalnya diperkenalkan oleh orang Perancis ke Indonesia, mereka yang bekerja di Indonesia dan saya langsung tertarik dan berniat untuk dipertandingkan di Sea Games waktu itu,” tuturnya.

Melihat perkembangan cabor petanque di Jawa Timur, Nurkholis mengaku perkembangannya lebih cepat dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia dengan skuad petanque di 34 kabupaten/kota se-Jawa Timur. “Bisa jadi yang paling besar (jumlah kota petanque) di Indonesia. Harapannya mudah-mudahan olahraga ini semakin berkembang dengan cepat sekali, karena sudah memiliki nomor resmi yang dipertandingkan di event daerah, nasional maupun internasional. Tentu, atlet-atlet kita ke depan akan menjadi kekuatan nasional terbesar. Karena memang sampai saat ini Jawa Timur kekuatan terbesar,” harapnya.

Bukan tanpa alasan jika ia berharap demikian. Sebab, prestasi petanque Jawa Timur menduduki peringkat satu pada Kejurnas. “Memang harus lebih dekat dengan olahraga ini. Tapi sebetulnya ini sudah mulai merata, tapi yang petanque lebih unggul untuk Lamongan,” ujarnya.

Ia pun mengucapkan terima kasih pada Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin karena telah mendukung penuh event Kejurprov ini. “Bapak Wali Kota itu punya program yang luar biasa. Tidak ada kabupaten/kota yang berani sprektakuler seperti Bapak Wali Kota ini. Bayangkan 22 cabang olahraga Kejurprov-nya di Kota Probolinggo, ini 22 cabor langsung di sini dan itu dibiayai sendiri Kota Probolinggo, murni 100 persen dibiayai Kota Probolinggo dan itu luar biasa. Hebat wali kota-nya, saya akui joss!,” ungkapnya.

Ia pun menitipkan pesan kepada semua penggerak olahraga untuk bersama-sama mempopulerkan olahraga pentaque dengan asas ‘sport sains’ atau ilmu keolahragaan. “Semua daerah sudah menerapkan sport sains, kalau Probolinggo tidak segera kesana bisa ketinggalan dan hilang. Harus ada dan bangkit, kita tidak boleh berpikir skeptis,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum FOPI Jawa Timur, Nur Hasan yang akrab disapa Cak Hasan. Ia datang dan memantau langsung pelaksanaan petanque pada pukul delapan pagi itu. “Dari kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur, yang belum hanya tiga. Insyaallah tiga itu di tahun ini akan kita sosialisasikan, di antaranya Batu, Bondowoso, dan Magetan. Harapannya semua kabupaten/kota sudah ada pembinaan untuk cabang olahraga ini , sehingga masing-masing kabupaten/kota bisa memperkuat untuk ikut Kejurprov, seleksi PON dan seleksi atlet-atlet nasional,” tutup Cak Hasan. (dy/uby)

BAGIKAN