MAYANGAN - Pemilu serentak 2024 menjadi perhatian penuh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Probolinggo. Karena itu, Rabu (26/7), dinas yang beralamat di Jl Mawar, Kelurahan Sukabumi ini menggelar Sosialisasi Etika Budaya dan Politik bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Sekretaris Bakesbangpol Titik Widayawati mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pesta demokrasi yang sesuai dengan etika dan budaya politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menghadapi pemilu dan pilkada serentak tahun 2024. “Harapannya adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan politik sehingga dapat berpartispasi dalam mensukseskan pelaksanaan pemliu serentak tahun 2024,” ucap Sekretaris Bakesbangpol Titik Widayawati dalam laporannya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Agus Hartadi yang membuka acara dihadiri 75 orang peserta itu mengatakan bahwa dirinya pernah terjun pada saat pemilihan langsung pertama kalinya di Kota Mangga. Menurutnya, banyak suka-duka sekaligus banyak problematika yang muncul dengan segala macam kendala saat itu. “Karena baik secara regulasi maupun kesiapan personilnya masih belum seperti sekarang, ya. Kita harus bisa dan tahu bagaimana cara menyikapinya dan nanti hal seperti apa dan bagaimana itu dikupas habis oleh pakarnya (pemateri) untuk bapak-ibu semua ilmu-ilmu dari beliau ini,” terang Agus Hartadi.
Agus pun mengajak peserta untuk aktif dalam mengikuti giat ini serta menularkan sharing ilmu dan pengalaman pada orang-orang di sekitar. “Saya mengajak pada semuanya, jangan hanya berhenti di bapak/ibu sekalian, tapi juga bisa ditularkan kepada lingkungan sekitar,” serunya.
Sementara itu pemateri diberikan oleh Ketua KPU Kota Probolinggo Ahmad Hudri yang membahas mengenai upaya membangun kesadaran masyarakat dengan menolak politik uang guna terwujudnya pemilu berkualitas dan berintegritas. Sedangkan Ketua Bawaslu Kota Probolinggo Azam Fikri memberikan materi perihal pemilu bermartabat tanpa politik uang dan Wakil Ketua 2 DPRD Fernanda Zulkarnaen membahas pentingnya etika dalam kehidupan politik Indonesia. (dy/qie)