MAYANGAN - Internet kini telah merambah ke semua lini, karena itu memandang perlunya berinternet sehat, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Probolinggo menggelar sosialisasi terkait hal ini. Pesertanya adalah, sejumlah santri dan pengurus yang terdiri dari 92 orang yang merupakan perwakilan setiap pondok pesantren di Kota Probolinggo.
"Untuk meningkatkan pemanfaatan internet yang aman, menuju internet cerdas, kreatif, dan produktif bagi masyarakat dan pelajar," ujar Kabid Pengelolaan Informasi Publik Diskominfo, Mirza Nurul Halila dalam laporannya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo kota setempat, Aman Suryaman mengatakan, selama ini pondok pesantren sejatinya sudah melek digital. Karena siswa sudah kenal dengan komputer atau smartphone yang mampu menampung banyak aplikasi. "Melalui acara ini, tentu diharapkan, Bapak Ibu pengurus pondok pesantren bisa mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana mengelola manajemen pondok pesantren secara digital," jelasnya.
Aman melanjutkan, internet mampu membuka banyak kesempatan. Akan tetapi, jika belum mampu memilah informasi, internet rawan bisa digunakan dengan tidak benar. "Selama ini perhatian pemerintah untuk mendukung digitalisasi pesantren dengan memberikan bantuan paket data melalui pemberian modem gratis. Setiap bulannya kami juga isikan paket datanya. Sehingga, silahkan dimanfaatkan untuk mendukung digitalisasi tersebut. Akan tetapi yang perlu diingat, internet ini harus digunakan dengan bijak," jelasnya.
Di sisi lain dalam sesi pemaparan, Luis Kholilur Rohman Sa'ani menjelaskan bagaimana internet kini berkembang ke arah pembuatan AI atau artificial intelligence. "Aplikasi yang kami kembangkan kini ke arah AI yaitu asisten digital yang mampu menjawab pertanyaan apa saja," jelasnya.
Luis pun menyebut beberapa aplikasi besutan pengembang luar negeri seperti Chat GPT, hanya saja kelemahan dari aplikasi tersebut, basis datanya sudah tidak update. "Sementara aplikasi kami mengakomodir informasi lokal yang berkembang di Indonesia dengan dasar informasi terbaru," jelasnya.
Ia pun mencontohkan bagaimana seorang siswa bisa menanyakan soal matematika pada asisten pintar dalam aplikasi miliknya dan bisa memperoleh jawaban dalam sekejap. "Ini contoh penggunaan internet yang memudahkan pengguna. Namun dalam berinternet sehat, jangan kemudian ini digunakan untuk berbuat curang misalnya untuk menjawab pertanyaan pada saat UTS (Ujian Tengah Semester). Tentu hal itu tidak bisa dibenarkan," terangnya.
Ia pun menjelaskan jika melalui perusahaan teknologi yang dibangunnya, ia juga membantu pondok pesantren mengelola dan mengembangkan potensinya dengan baik.
Di sisi lain narasumber kedua dari Diskominfo, Ubaidillah Faqih lebih banyak menjelaskan perihal pemanfaatan internet khususnya di media sosial untuk optimalisasi di ranah digital marketing. Menurutnya, banyak sekali hal-hal yang bisa dipromosikan dari pondok pesantren dan dapat menggunakan media sosial sebagai sarananya. "Tahu fyp ya?" tanyanya yang dibalas dengan kata "iya" secara serempak oleh peserta.
"Untuk menjadi fyp banyak sekali yang harus diperhatikan ketika membuat konten. Mulai dari menggunakan musik apa dalam video itu, atau caption apa yang menarik, sampai pada kapan waktu yang tepat untuk meng-upload konten di media sosial," jelasnya.
Untuk itu, lanjut Ubaidillah, santri atau pengurus santri bisa memaksimalkan penggunaan internet untuk memperdalam ilmu digital marketing. "Apalagi ada OPOP (One Product One Pesantren), produknya bisa dipasarkan melalui media sosial dengan memaksimalkan algoritma internet," tegasnya.
Di akhir acara, Luis pun menegaskan jika di era digital tak ada kesenjangan yang berarti. Semua orang, siapa saja bisa memaksimalkan potensinya. "Jadi tidak perlu minder, gunakan internet dengan baik dan bijak," pungkasnya. (qie/uby)