KADEMANGAN - Sejumlah guru yang menjadi peserta dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 memamerkan karyanya dalam kegiatan yang bertajuk “Panen Hasil Belajar Lokakarya 7” di SMKN 4 Kota Probolinggo, Minggu (3/12). Berbagai produk makanan hasil olahan guru penggerak dipamerkan di lokasi, termasuk sejumlah teknologi pembelajaran yang menjadi hasil ciptaan para guru penggerak ini.
Mewakili Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Surya Darmawati hadir dalam acara tersebut. Surya mengatakan, melalui program ini, setiap guru memiliki kesempatan untuk belajar menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran di sekolah. “Pendidikan Guru Penggerak ini merupakan salah satu program prioritas Kemendikbud Ristek tentang merdeka mengajar. Tujuannya adalah untuk menyiapkan para guru menjadi pemimpin pembelajaran di sekolah sekaligus dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila,” buka Staf Ahli.
Untuk diketahui, Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 8 telah dilaksanakan selama enam bulan, mulai Juni hingga November 2023, secara hybrid. Yaitu dilakukan dengan metode daring, luring, lokakarya, konferensi dan pendampingan individu. Selama menjalankan program tersebut, 13 guru dari Kota Probolinggo tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru di sekolah. “Program PGP ini didesain untuk mendukung hasil belajar implementatif berbasis lapangan,” ucap Staf Ahli Surya saat ditemui probolinggo.go.id.
Surya pun menganggap program ini sangat bagus karena membantu guru menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif. Tak hanya itu, guru penggerak nantinya dapat menularkan pengetahuannya pada pendidik lainnya serta menjadi teladan dan menjadi agen perubahan ekosistem pendidikan. “Karena sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah, ia harus mampu memberdayakan seluruh sumber daya yang ada di ekosistem sekolahnya. Hingga dapat bersatu padu menumbuhkan siswa-siswa yang berkembang secara utuh. Baik dalam rasa, karsa, dan ciptanya, tak dipungkiri pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya profil pelajar Pancasila,” terangnya.
Meskipun demikian, lanjutnya program ini bukan saja terkait sebagai pemimpin, melainkan kolaborasi dengan semua pihak terkait pendidikan. “Saya ingin bapak atau ibu Calon Guru Penggerak bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat minimal di satuan pendidikan masing-masing, sehingga hasil belajar selama enam bulan dari program ini memberi dampak yang positif luar biasa,” serunya.
Surya pun memotivasi peserta untuk bisa membangun ide atau inovasi dan mempelajari teknik problem solving bagaimana strategi dalam menyelesaikan masalah yang ada di sekolah. “Panen hasil belajar dengan membuat sejumlah karya ini adalah salah satu bentuk strategi bagaimana bapak atau ibu Calon Guru Penggerak mampu menyelesaikan masalah,” ujarnya.
Sementara itu, Penanggung jawab lokakarya 7 PGP Angkatan 8, Suliani dari Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengungkapkan lokakarya merupakan salah satu ajang dari calon guru penggerak untuk menampilkan dan memamerkan hasil-hasil belajarnya yang sudah mereka tempuh selama enam bulan. “Jadi menunjukkan kepada masyarakat setempat (dunia pendidikan) di mana muara akhirnya itu adalah untuk keberhasilan ke peserta pendidiknya,” ungkapnya.
Ditemui saat acara masih berlangsung, salah satu peserta PGP, Guru SDN Tisnonegaran 3 Nuril menyatakan kesan mendalamnya. “Setelah mengikuti CGP ini saya mendapatkan ilmu yang banyak tentang cara mengajar saya yang berbeda dari sebelumnya. Harapannya ke depan dapat memajukan anak didik saya lebih baik lagi,” katanya.
Usai seremonial, Staf Ahli Surya pun meninjau pameran hasil karya CGP yang berada di lantai atas SMKN 4. Di sana terdapat berbagai olahan produk makanan, bahan ajar dalam bentuk prakarya, pemutaran maupun video sistem pembelajaran bersama dengan para siswanya. (dy/qie)