Antusiasnya Warga Probolinggo Lihat Gerhana Matahari

2023

MAYANGAN - Fenomena Gerhana Matahari Hibrid yang terjadi hari Kamis (20/4) siang memantik minat sebagian masyarakat Kota Probolinggo untuk mengikutinya. Ya, karena kota di Provinsi Jawa Timur ini diketahui menjadi salah satu daerah yang mengalami gerhana matahari sebagian. Durasi pengamatannya cukup lama, yakni 2 jam 54 menit dari pukul 09. 29 hingga 12.24 WIB. 

Salah seorang warga Kelurahan Jati, Tias mengungkapkan semangatnya untuk melihat gerhana matahari. Namun dirinya juga mengkhawatirkan paparan sinar UV yang diketahui cukup tinggi saat gerhana terjadi. “Gerhana matahari hibrid ini fenomena alam yang tidak boleh dilewatkan, tapi kalau lihat informasi di internet, Kota Probolinggo sinar UV nya cukup tinggi ya, dan hari ini panas terik juga,” terangnya. 

Sementara itu, Tini warga Kelurahan Sumbertaman juga penasaran dengan gerhana matahari. Karena tidak memiliki kacamata khusus untuk melihat gerhana, dirinya memilih menggunakan media air di bak plastik untuk melihat pantulan sinar matahari. “Matahari tinggal segitu, yang seperti bulan sabit itu pantulannya, cuma sayang kamera handphone saya tidak bisa mengambil foto yang pas, kalau dilihat dari sini mataharinya tinggal separuh, katanya gak boleh lihat langsung, khawatir matanya rabun,” terang Tini yang sehari-sehari mengurus rumah tangga itu.

Begitu juga dengan Irna, warga Kelurahan Kademangan ini mengaku aktif membagikan informasi mengenai gerhana matahari hibrid melalui laman sosial medianya. “Sebagai salah satu yang aktif share info terkait fenomena terjadinya gerhana matahari hari ini, karena merasa ini info penting dan unik yang masyarakat wajib tahu yang jarang terjadi, terakhir 2013 kalau sesuai yang saya baca. Saya share juga karena biar masyarakat tidak salah kaprah, ada gerhana matahari dianggapnya akan ada musibah, sebagian masyarakat kan masih menganut kepercayaan seperti itu,” tutur Irna. 
 
Antusiasme melihat terjadinya gerhana juga dirasakan Ivan. Tepat pukul 10.26 ia memotret gerhana menggunakan kamera ponsel yang dilapisi kaca las. Alhasil, ia bisa mendokumentasikan gerhana yang terjadi di hari 29 Ramadan ini. “Pas di pabrik, berdua sama teman dan penasaran lalu mencari alat untuk memotret,” kata Ivan. 

Mengutip dari siaran BMKG, Gerhana Matahari Hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana. Fenomena ini relatif terjadi cukup langka. Walau demikian, posisi pengamat juga mempengaruhi magnitudo gerhana yang akan teramati. Jadi pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan dilokasi yang sama. 

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak melihat proses gerhana secara langsung  karena radiasi matahari dapat merusak mata. Serta disarankan menggunakan kacamata khusus yang memiliki filter untuk melihat matahari. (dp/fa) 

BAGIKAN