Bantu Ponpes, Pemkot Memulai Pembangunan Fasilitas untuk Santri

2023

KANIGARAN - Pemkot Probolinggo melalui Dinas PUPR memberikan bantuan pembangunan untuk pondok pesantren (ponpes) yang ada di kota setempat. Groundbreaking atau peletakan batu pertama berlangsung Kamis (24/8) siang.

Lokasi pertama, berada di Pondok Pesantren An Nur yang terletak di Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih. Di ponpes tersebut akan dilakukan renovasi pada asrama santri putri program  tahfiz. Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin sendiri yang memimpin peletakan batu pertama.

Gus Badrudin Munir, perwakilan dari Ponpes An Nur menuturkan jika santri penghafal Alquran semakin banyak. Karena itu bantuan berupa pembangunan asrama putri sangat mendukung kenyamanan mereka. "Terima kasih kepada Bapak Wali Kota Habib Hadi, karena setiap tahun di ponpes ini melahirkan santriwati hafiz quran 30 juz. Semoga menjadi ladang ibadah bagi kita," ujarnya.

Mewakili Wali Kota, Kapolres AKBP Wadi Sa'bani mengatakan jika sarana pendukung ini bisa memberikan kenyamanan bagi santriwati hafiz quran di ponpes An-Nur. "Diawali dengan niat baik, dimanfaatkan dengan baik maka kita juga akan memperoleh berkah dan kebaikan," imbuhnya.

Sementara itu, lokasi kedua ada di Pondok Pesantren Zainul Islah yang beralamatkan di Jalan Cokroaminoto Gang Listrikan Nomor 232. Secara simbolis Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin bersama dengan pimpinan Ponpes Zainul Islah Imam Hakim, Dandim 0820 Letkol ARM Heri Budiasto, Kapolresta AKBP Wadi Sa’bani, Ketua Pengadilan Nergeri Yusti Sinianus Radja menyiram sebuah timba oranye yang berisi adonan semen sebagai simbol peletakan batu pertama. Adonan semen itu kemudian dituangkan di dalam tumpukan batu di dalam lubang yang menjadi pondasi pembangunan aula dan ruang kelas. 

Mewakili Habib Hadi, Dandim Heri mengaku bersyukur meskipun di panas terik matahari siang itu menjadi dimulainya proyek pembangunan untuk PP Zainul Islah. ”Sungguh siang hari ini merupakan siang yang sangat berbahagia di bawah terik matahari, ya masih hangatlah. Jadi bagus untuk Kota Probolinggo yang sampai hari ini masih kena Angin Gending,” bukanya mengawali sambutan.

Proyek pembangunan ini dinilai sebagai terobosan bagus. “Pembangunan ini merupakan program dari pemerintah kota,  sangat hebat dan menunjukkan bahwa Kota Probolinggo itu handal. Sesuai motto kita, Kota Probolinggo hebat dan handal. Memang di mana-mana banyak penggemarnya wali kota tercinta ini,” puji Dandim Heri.

Ia tak malu-malu mengaku bangga terhadap Pemerintah Kota Probolinggo. “Saya sebagai Dandim 0820 bangga terhadap program-program yang sudah dikeluarkan pemerintah kota, salah satu dari beberapa adalah ini (pembangunan). Harapan saya dengan adanya pembangunan-pembangunan yang selalu berkelanjutan ini bisa menunjukkan bahwa Kota Probolinggo itu bergiat dan infrastrukturnya maju dan juga akhlaknya bisa maju terus,” akunya.

Bukan tanpa sebab ia mengatakan demikian, sesuai pesan Kapolda Jawa Timur yang melakukan kunjungan ke Kota Probolinggo di hari yang sama, bahwa Kota Probolinggo adalah panutan. “Baru beberapa daerah yang pembangunannya berkolaborasi dengan masyarakat dan unsur forkopimda. Saya simpulkan bahwa Kota Probolinggo ini bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang ada di wilayah Jawa Timur. Termasuk pembangunan pondok pesantren untuk membangun generasi muda yang berakhlak. Harapannya ke depan tidak hanya Kota Probolinggo saja pembangunan ini bisa berdampak pada provinsi (Jawa Timur). Dan akhirnya bisa menasionalkan pondok-pondok pesantren yang ada di seluruh Indonesia,” pungkasnya optimis.

Sementara itu, ditemui secara terpisah usai groundbreaking Pengasuh PP Zainul Islah Imam Hakim yang diwakili kerabat karibnya Eko Purwanto yang merupakan Sekretaris Komisi III DPRD menjelaskan rincian pelaksanaan pembangunan pada luas lahan 400 meter persegi itu. “Karena DED-nya juga baru kita terima kemarin. Cuma yang perlu saya sampaikan ada dua lantai, lantai bawah untuk aula dan lantai atas untuk beberapa kelas. Dengan biaya sekira Rp. 2,1 M. Tidak tahu nanti setelah lelang kena berapa. Estimasi waktu pembangunan 150 hari. Semoga tidak ada halangan dan pihak ketiga juga diharapkan harus profesional  sesuai dengan apa yang sudah dicanangkan atau sudah direncanakan oleh DPUPR,” jelasnya.

Pembangunan ini, lanjutnya, bisa bermanfaat bagi masyarakat atau khalayak umum khususnya bagi santri pondok Zainul Islah yang memiliki 900-an santri putra dan lebih dari 1.000 santri putri. “Harapannya alumni-alumni pondok bisa kembali lagi misal mengadakan pertemuan atau ada kegiatan di sini karena selama ini belum terfasilitasi,” terang anggota DPRD yang menangani urusan pembangunan dan kesra ini. (dy/qie)

BAGIKAN