MAYANGAN - Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Keuangan Setda Kota Probolinggo Slamet Suwantoro, membuka giat Dialog Etika dan Budaya Politik bagi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Tahun 2023, di Aula Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jalan Mawar 39 Kelurahan Sukabumi, Jumat pagi (15/9) tadi.
Dalam sambutannya, Slamet menyampaikan bahwa dalam menjalankan kehidupan berpolitik diperlukan etika politik, agar keadilan dapat ditegakkan. Etika politik ini, lanjutnya, perlu terus ditekankan setiap waktu, sebagai pengingat bagi siapapun yang terlibat dalam politik.
“Tanpa etika politik, kehidupan bernegara akan menjadi kacau,” katanya.
Ia menambahkan, etika berpolitik harus dikedepankan untuk menunjukkan kedewasaan seseorang dalam berpolitik. Baik itu ketika berada di lingkungan yang satu pilihan atau dengan yang berbeda pilihan.
“Kita harus bisa saling menghormati, yang sama pilihan pun jangan membangun kekuatan untuk melawan yang beda pilihan,” ujarnya mengingatkan.
Menyikapi hal tersebut, ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo perlu meningkatkan kapasitas masyarakat di bidang penguatan politik melalui kegiatan dialog etika dan budaya politik, yakni bagaimana tokoh agama dan masyarakat yang merupakan pemilih pada pemilu serentak tahun 2024 berperan aktif menciptakan suasana yang kondusif, aman dan damai dalam pelaksanaan pemilu tahun 2024.
Kegiatan yang juga dihadiri Asisten Pemerintahan Gogol Sudjarwo itu, merupakan wujud kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka penerapan budaya dan etika politik yang demokratis. Penyelenggaraannya juga dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai budaya dan etika dalam berpolitik bagi generasi muda dan masyarakat, dalam melestarikan dan mempertahankan budaya sebagai ciri suatu bangsa.
Menurutnya, masyarakat perlu mengetahui soal etika dan budaya dalam dunia politik. Di mana transformasi nilai etika dan budaya politik serta implementasinya harus terus menerus ditanamkan dan disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat, agar dapat mewarnai kehidupan demokratis yang lebih santun, berbudaya dan makin berkembang serta memenuhi standar nilai norma dan etika kehidupan politik yang demokratis.
“Etika dan budaya politik itu pondasi dasar dalam pesta demokrasi. Ya pileg (pemilihan legislatif, red), pilkada (pemilihan kepala daerah, red) sampek pilpres (pemilihan presiden, red). Selain azas jurdil (jujur dan adil), suksesnya pesta demokrasi juga dibangun dari pemahaman masyarakat tentang etika dan budaya politik. Sehingga masyarakat bergembira dalam pesta 5 tahunan ini dengan menggunakan hak pilihnya,” terangnya.
Seperti diketahui, Pemilu mendatang memiliki kompleksitas kerawanan dan karakteristik yang berbeda dari pemilu sebelumnya. Karena untuk pertama kalinya pemilu dan pilkada akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.
“Kesuksesan pelaksanaan pemilu adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita bersama-sama bersinergi mendukung pelaksanaan pemilu serentak tahun 2024 di Kota Probolinggo demi terciptanya pemilu yang aman, damai, kondusif dan demokratis,” ajaknya.
Ditemui di sela-sela acara, Kepala Bakesbangpol Son Hadji mengatakan giat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang wahana demokrasi yang sesuai dengan etika dan budaya politiik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menghadapi pemilu mendatang.
Giat yang dimulai sekitar jam 8 pagi itu, diikuti oleh sedikitnya 75 tokoh agama dan tokoh masyarakat se Kota Probolinggo dengan menghadirkan narasumber yang kompeten. Di antaranya, Wakil Ketua II DPRD Kota Probolinggo Fernanda Zulkarnain, Ketua Bawaslu Kota Probolinggo Johan Dwi Angga dan narasumber internal dari Bakesbangpol.
“Harapannya dengan giat ini, masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasannya tentang kehidupan berpolitik. Sehingga dapat berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilu serentak Tahun 2024,” pungkasnya. (es/uby)