Di Hadapan Kemendagri, Habib Hadi Paparkan Inovasi Ini

2023

JAKARTA - Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin hadiri ajang Innovative Government Award (IGA) 2023 yang memasuki tahapan penilaian presentasi kepala daerah di Gedung Kementerian Dalam Negeri RI, Jakarta, Selasa (26/9) sore.

Dalam paparannya, Wali Kota Habib Hadi menyampaikan Pemkot Probolinggo memiliki 75 inovasi, dimana 2 inovasi dipilih sebagai inovasi unggulan. Yaitu Portal Emas (Probolinggo Smart Digital Melayani Masyarakat) dan Teman Bahagia (Sistem Pembinaan Bagi Penderita Gangguan Jiwa).

Aplikasi Portal Emas adalah aplikasi layanan publik terintegrasi yang dikembangkan Pemerintah Kota Probolinggo sebagai platform bagi masyarakat untuk mengakses ragam layanan publik, mulai dari tingkat RT dan RW, kelurahan dan kecamatan sehingga masyarakat sangat mudah mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan harapannya.

“Tujuan digitalisasi harapannya mempercepat, mempermudah dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Seperti saat pandemi covid-19, pelayanan melalui aplikasi ini sangat membantu masyarakat,” terangnya.

Habib Hadi melanjutkan paparannya tentang Teman Bahagia yang dilatarbelakangi meningkatnya jumlah kasus ODGJ yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan kualitas hidup manusia. Seringkali ditemui orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung atau disembunyikan, bahkan dibuang ke daerah lain. Maka melalui inovasi yang diprakarsai Puskesmas Kanigaran semakin menunjukkan kehadiran pemerintah untuk mendampingi dan melayani masyarakat terutama dengan kasus ODGJ ini.

Beberapa langkah inovatif dihadirkan melalui metode yang tidak lazim dan tidak populer yaitu Posyandu Jiwa. Posyandu tersebut menggunakan metode pendekatan dari klinis individual ke produktif-sosial sesuai dengan berkembangnya konsep kesehatan jiwa komunitas. Kedua, memprioritaskan pelayanan penanganan gangguan kesehatan jiwa berbasis masyarakat dengan meningkatkan keterlibatan lintas sektor. Ketiga, di dalam Posyandu Jiwa ini pembinaan dilakukan secara bertahap, mulai dari peningkatan keterampilan hidup sehari-hari, melatih keterampilan ODGJ untuk melakukan kegiatan positif di lingkungan masyarakat, dan melatih kemandirian ODGJ (pelatihan bercocok tanam, pelatihan pembuatan minuman kemasan, pelatihan wirausaha).

“Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang mempunyai keluarga ODGJ untuk ragu atau merasa malu karena pemerintah membantu. Alhamdulillah Pemkot bersama Puskesmas Kanigaran melakukan inovasi dan terobosan ini dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh warga yang membutuhkan,” ujarnya.

Habib Hadi menyebut partisipasi dan peran keluarga serta masyarakat di wilayah Kecamatan Kanigaran mulai meningkat. Mulai dari adanya peningkatan peran serta kader dan masyarakat tentang deteksi dini dan penanganan kasus gangguan jiwa dan penurunan kasus relaps (kekambuhan) ODGJ dari tahun 2017 sebesar 51 % menjadi 21% pada tahun 2028. Sedangkan kekambuhan di tahun 2022 ke 2023 menjadi 10% (hanya 15 dari 156 yang kambuh).

Kedua, terjadi peningkatan kepatuhan minum obat bagi ODGJ yang diketahui dari meningkatnya persentase ODGJ terkontrol. Ketiga, tumbuhnya kesadaran di masyarakat bahwa ODGJ bisa sembuh dengan pengobatan yang teratur dan dapat hidup mandiri yang berdampak pada menurunnya stigma negatif tentang ODGJ. Keempat, tidak adanya pemasungan dan penelantaran ODGJ di wilayah Puskesmas Kanigaran. Kelima, ODGJ dapat produktif dan mandiri sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga.

Bahkan inovasi Teman Bahagia ini akan direplikasikan di 6 Puskesmas lainnya di Kota Probolinggo. “Kita punya semangat untuk terus kita kembangkan karena tekad kami selagi kita bisa dan mampu bermanfaat bagi orang lain maka akan kita lakukan. Inovasi ini telah mendapatkan penghargaan WBK dari Kemenpan RB atas layanan yang diberikan kepada masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan jiwa, mulai upaya pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,” beber wali kota.

Agus salah satu juri dari Universitas Indonesia, mengungkapkan keingintahuannya tentang inovasi Pemkot Probolinggo di bidang kesehatan. “Bagaimana keterlibatan masyarakat, dunia usaha dalam mendukung kegiatan inovasi yang mencoba mengatasi permasalahan ODGJ. Kedua, apakah ini juga diwujudkan dalam bentuk panti asuhan atau mandiri? Ketiga, sampai saat berapa kira-kira yang sudah dilayani?,” tanyanya.

Menanggapi pertanyaan ini, Wali Kota Habib Hadi mengatakan pihaknya terus memberikan edukasi kepada Masyarakat bahwa ODGJ juga memiliki kesempatan untuk sembuh dan menjalani kehidupan normal. Ditambah wilayah Kecamatan Kanigaran merupakan wilayah padat penduduk dengan jumlah ODGJ yang cukup banyak sehingga pemerintah harus hadir untuk membantu mengatasi hal tersebut.

Melalui Posyandu Jiwa, lanjutnya, tahap demi tahap dilakukan pendekatan hingga bisa menangani ODGJ. Bagi yang telah sembuh juga diajak menjadi kader agar mereka memiliki aktivitas sehingga tidak lagi merasa sendiri atau dikucilkan.

“Teman Bahagia dilakukan secara mandiri, kita tidak memiliki yayasan. Alhamdulillah setelah dilakukan edukasi di masyarakat menjadi semangat dan akan kita replikasikan di Puskesmas di kecamatan lainnya sambil menyiapkan SDM. Alhamdulillah masyarakat banyak yang mengapresiasi. Dan dari sini persentase terjadinya kasus yang kabur sangat kecil karena Puskesmas Kanigaran juga terus memonitor,” ungkapnya.

Ditemui usai mengikuti paparan secara virtual, Kepala Dinas Kesehatan dr NH. Hidayati mengatakan inovasi Teman Bahagia sebagai inovasi yang memiliki keunikan. Selain jarang dimiliki, ditambah kecenderungan pemikiran di masyarakat jika ODGJ seringkali dikucilkan atau dipasung. Tetapi disini pihaknya mencoba merangkul agar ODGJ mampu sembuh dan stabil sehingga bisa kembali bersosialisasi dan meningkat kemandiriannya.

“Kami juga bekerjasama dengan DKUP untuk pemasaran produk-produk mereka. Jadi mereka ada yang memiliki keahlian membuat rajutan dan kami arahkan pemasarannya melalui DKUP. Mereka juga diberikan pelatihan kerja melalui BLK,” urainya.

Terkait dukungan anggaran, dr. Ida – sapaan akrabnya mengatakan untuk menu-menu kemasyarakatan terdapat di DAK non fisik dan BOK yang sesuai juknisnya ada yang langsung melekat di Puskesmas. “Dari anggaran BLUD juga sudah ada dan ini rencananya wali kota akan memberikan reward berupa fasilitas di Posyandu Jiwa. Saat ini yang sudah mereplikasikan adalah Puskesmas Wonoasih dan Kedopok. Harapannya di tahun ini semua Puskesmas sudah memiliki Posyandu Jiwa ini,” tutupnya. (mir/qie)

BAGIKAN