Harapkan Pemilu Damai, Pemkot Hadirkan Toga dan Tomas dalam Dialog Etika Politik

2023

MAYANGAN - Dalam menjalankan kehidupan berpolitik diperlukan etika politik, agar keadilan dapat ditegakkan. Hal itu disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Probolinggo Wawan Soegiantono, saat membuka jalannya Dialog Etika dan Budaya Politik Bagi Tokoh Agama (Toga) dan Tokoh Masyarakat (Tomas) di Kota Probolinggo, Senin (13/11). Dalam acara yang diselenggarakan di Aula kantor Bakesbangpol jalan Mawar No. 39 Kelurahan Sukabumi itu, Wawan juga menekankan pentingnya etika politik dalam kehidupan bernegara untuk menjaga perdamaian.

Wawan menambahkan, etika berpolitik harus dikedepankan untuk menunjukkan kedewasaan seseorang dalam berpolitik. “Sebagai orang yang hidup bersama-sama, ada kalanya kita satu pilihan dan ada kalanya kita berbeda pilihan. Kita harus bisa saling menghormati, yang sama pilihan pun jangan membangun kekuatan untuk melawan yang beda pilihan,” katanya.

Etika dan budaya politik merupakan pondasi dasar dalam pesta demokrasi, mulai dari pemilihan legislatif (pileg), pemilihan kepala daerah (pilkada) hingga pemilihan presiden (pilpres). Selain asas jujur dan adil yang menjadi pegangan utama penyelenggara pemilu, suksesnya pesta demokrasi juga dibangun dari pemahaman masyarakat tentang etika dan budaya politik.

Keberadaan etika dan budaya politik akan membuat dinamika yang terjadi berjalan aman, nyaman dan damai bagi semua masyarakat. Sehingga masyarakat dengan perasan gembira berpartisipasi dalam pesta 5 tahunan dengan menggunakan hak pilihnya.

Menyikapi hal tersebut, lanjutnya di hadapan 75 orang peserta, Pemerintah Kota Probolinggo merasa perlu meningkatkan kapasitas masyarakat di bidang penguatan politik. Yakni dengan membangun kekuatan untuk melawan yang beda pilihan.

Selain itu, Pemkot menurutnya, juga perlu meningkatkan kapasitas masyarakat di bidang penguatan politik, bagaimana tokoh agama dan masyarakat yang merupakan pemilih, pada ajang pemilu serentak tahun 2024. Juga berperan secara aktif ikut serta menciptakan suasana yang kondusif, aman dan damai dalam pelaksanaan pemilu tahun 2024 mendatang. Sebagai tomas, tambahnya, harus memiliki wawasan tentang politik, menjadikan politik sebagai media membangun budaya dan peradaban yang santun. “Dengan budaya politik yang santun ini, kita mengharapkan kedepannya, bangsa dan negara ini semakin kokoh dan maju,” tegasnya.

Kegiatan yang dimulai sekira jam 8 pagi ini merupakan wujud kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangka penerapan budaya dan etika politik yang demokratis. Di mana penyelenggaraan dialog ini sebagai upaya pemerintah dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya dan etika dalam berpolitik bagi generasi muda dan masyarakat Kota Probolinggo dalam melestarikan dan mempertahankan budaya sebagai ciri suatu bangsa.

Tak hanya Toga, Asekbang Wawan menilai, Tomas sendiri juga harus mengetahui soal etika dan budaya dalam dunia politik. Yang mana transformasi nilai etika dan budaya politik serta implementasinya harus terus menerus ditanamkan dan disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat. Sehingga dapat mewarnai kehidupan demokratis yang lebih santun, berbudaya dan makin berkembang serta memenuhi standar nilai norma dan etika kehidupan politik yang demokratis.

Seperti diketahui, pemilu tahun 2024 memiliki kompleksitas kerawanan dan karakteristik yang berbeda dari pemilu sebelumnya. Karena untuk pertama kalinya pemilu dan pilkada akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. “Kesuksesan pelaksanaan pemilu merupakan tanggung jawab kita bersama. Mari kita bersama-sama bersinergi mendukung pelaksanaan pemilu serentak tahun 2024 di Kota Probolinggo demi terciptanya pemilu yang aman, damai, kondusif dan demokratis.,” serunya.

Wawan berharap peserta, dapat  turut memberikan dorongan motivasi kepada elemen masyarakat lainnya untuk menciptakan dinamika politik yang mencerminkan budaya dan etika politik yang dinamis dan demokratis. Sehingga mendorong  partisipasi masyarakat dalam pemilu tahun 2024. “Di tahun 2024 mendatang, kita akan menghadapi tiga agenda besar, yakni Pileg, Pilpres dan Pilkada. Tentu harapan kita bersama, semoga pelaksanaannya nanti berjalan dengan baik, aman, nyaman dan demokratis. Mudah-mudahan seperti itu, aamiin,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Probolinggo M. Sonhadji menyampaikan bahwa Dialog Etika dan Budaya Politik Bagi Toga dan Tomas, diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang wahana demokrasi. Utamanya yang sesuai dengan etika dan budaya politik berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dalam menghadapi pemilu dan pemilukada tahun 2024.

“Harapan kami, dari giat ini masyarakat  dapat memahami kehidupan berpolitik, sehingga dapat berpartisipasi dalam pesta demokrasi, pemilu serentak tahun 2024,” tuturnya.

Senada dengan apa yang disampaikan Sonhadji, salah satu peserta asal Kanigaran, Arief, pada probolinggokota.go.id mengaku dengan mengikuti giat yang berlangsung hingga tengah hari itu, menambah wawasan, menjadikannya semakin paham tentang pendidikan politik.

“Jadi tahu bagaimana etika dan budaya politik itu seperti apa,” ujarnya.

Dialog Etika dan Budaya Politik bagi Toga dan Tomas di Kota Probolinggo menghadirkan narasumber dari internal Bakesbangpol dan Wakil Ketua I DPRD Kota Probolinggo Fernanda Zulkarnain. Suasana dialog berlangsung dengan guyub, sesekali terlihat peserta menanyakan perihal yang dirasanya belum paham. (es/qie)

BAGIKAN